Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
She Inspires Award Alissa Wahid: Inisiasi Gerakan Saling Jaga Selama Pandemi
23 Desember 2021 15:42 WIB
·
waktu baca 5 menitNama Alissa Wahid (48) selama ini banyak dikenal sebagai perempuan yang berani menyuarakan berbagai isu. Ia dikenal luas karena perannya dalam sektor sosial, terutama tentang multikulturalisme, demokrasi, serta hak asasi manusia (HAM), isu kesetaraan gender, dan gerakan Muslim moderat di Indonesia.
Anak pertama dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, presiden keempat Indonesia, ini juga aktif menjabat beberapa posisi. Pada Mei 2021, ia diangkat menjadi Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk. Ia juga menjadi Sekretaris Umum Lembaga Kemaslahatan Keluarga di NU dan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia.
Untuk jabatannya yang terakhir, Alissa Wahid dan anggota Gusdurian di seluruh Indonesia telah banyak membantu berbagai peristiwa, seperti korban konflik dan bencana alam. Pada masa pandemi ini, ia menginisiasi gerakan Saling Jaga. Gerakan ini untuk membantu perekonomian warga kurang mampu dan para pekerja sektor informal yang menggantungkan penghasilannya dari pendapatan harian, seperti sopir angkot, tukang ojek online, pedagang keliling, pekerja pariwisata, dan sebagainya.
“Sebenarnya gerakan Saling Jaga ini sudah ada sejak lama. Kami anggota Gusdurian itu sudah sering memberikan bantuan untuk berbagai peristiwa, tapi dulu belum ada namanya. Nah, di masa pandemi ini baru diberi nama Saling Jaga. Kami fokus memberikan bantuan secara ekonomi. Hingga saat ini kami sudah mendirikan posko di 67 titik di Indonesia dan satu di Malaysia,” ungkap Alissa Wahid kepada kumparanWOMAN saat melakukan wawancara eksklusif untuk program My Mom, My Inspiration 2021.
Bekerja sama dengan Gerakan Islam Cinta dan platform penggalangan dana online, Alissa Wahid dan para Gusdurian berhasil mengumpulkan donasi hingga lebih dari Rp 3 miliar. Penggalangan bantuan ini didukung penuh para tokoh sosial seperti Nadirsyah Hosen, Lukman Hakim Saifuddin, Ernest Prakasa, Gita Savitri, Sujiwo Tejo, Rara Sekar, Ligwina Hananto, Nirina Zubir, almarhum Glenn Fredly, dan lain-lain.
Gerakan Saling Jaga juga dipercaya oleh Narasi TV untuk menyalurkan dana Rp 2,050 miliar hasil penggalangan dana lewat konser musik #dirumahaja. Donasi itu dialokasikan untuk pembelian paket sembako, masker, sabun, dan hand sanitizer. Proses penyaluran bantuan ini dilakukan oleh tim relawan dari Gusdurian Peduli yang ada di 150 wilayah di Indonesia.
Saat ditanya apa yang membuatnya termotivasi menjalankan gerakan Saling Jaga ini, Alissa mengaku bahwa apa yang ia lakukan merupakan hal yang sudah ditanamkan di keluarga sejak kecil. Selain itu, Alissa sendiri mengatakan bahwa dirinya adalah perempuan yang responsif. Jadi semua peristiwa atau tantangan apa pun yang terjadi di depan mata, ia akan berusaha berkontribusi untuk membantu.
Dengan segala upayanya ini, sudah tidak diragukan lagi Alissa Wahid menjadi sosok perempuan yang menginspirasi, terutama di tengah krisis pandemi. Ini juga yang membuat kumparan memilih Alissa sebagai salah satu penerima penghargaan She Inspires Award lewat program My Mom, My Inspiration 2021. Ini merupakan penghargaan pertama yang diberikan kumparan kepada perempuan inspiratif yang selalu berkomitmen untuk berkontribusi terhadap isu-isu sosial, terutama dalam masa-masa krisis.
Masyarakat harus bisa menerima perempuan di ruang publik
Selain menyoroti isu sosial, Alissa Wahid juga selalu berani dan frontal membahas isu-isu perempuan. Salah satu topik menarik yang pernah diunggah oleh Alissa di media sosial adalah tentang peran perempuan di ruang publik. Dalam unggahannya itu, perempuan 48 tahun ini membahas mengenai neneknya, Nyai Hj. Sholichah Wahid, yang juga merupakan ibu dari Gus Dur.
“Perempuan harusnya hanya mengurus rumah tangga & tidak elok di ruang publik? Beliau buktikan sebaliknya. Tak harus dikurung di dalam rumah untuk bisa menghasilkan putra-putri seperti #GusDur dan adik-adiknya,” tulis Alissa di keterangan fotonya.
Menurutnya, unggahan itu dibuat karena ia begitu peduli dengan posisi perempuan di tengah masyarakat dari dulu hingga sekarang. Ia sering merasakan keresahan karena masih banyak perempuan yang tidak mendapatkan kesempatan sama dengan laki-laki di ruang publik. Kalau mereka punya posisi di sebuah bidang, para perempuan dituntut untuk menjadi seperti laki-laki.
“Dulu tempat perempuan itu hanya di rumah, kalau mereka memutuskan untuk di luar (bekerja) berarti mereka harus menjadi maskulin seperti laki-laki. Kalimat yang dipakai dulu begini, 'Ya kalau perempuan bekerja di luar, jangan minta cuti hari pertama menstruasi, jangan minta parkir khusus'. Nah itu sebetulnya yang salah, itu adalah interpretasi yang salah,” jelas Alissa.
Belakangan ini, Alissa juga menyadari bahwa di era modern ini perempuan masih dianggap tidak layak berkontribusi di ruang publik. Tak sedikit perempuan yang disalahkan ketika mereka menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual. Jadi yang menjadi persoalan menurutnya adalah cara masyarakat dalam menempatkan perempuan dan ini adalah tantangan besar yang masih dihadapi oleh banyak perempuan.
--------------------------------------
Simak kisah inspiratif dari She Inspires Award dan artikel menarik lainnya dalam rangkaian program My Mom My Inspiration 2021 .