Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Stella Christie dan Dian Sastro Bicara soal Ancaman AI bagi Generasi Muda
29 November 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kemajuan di bidang teknologi memang dapat mempermudah kehidupan sehari-hari. Dimulai dari berkomunikasi jarak jauh lewat telepon dan media sosial, hingga mempermudah akses informasi dan layanan digital yang mendukung berbagai aspek kehidupan, seperti belanja online, pendidikan, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kemajuan di bidang teknologi tidak selamanya menguntungkan. Termasuk munculnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan oleh OpenAI, yaitu Generative Pre-trained Transformer (ChatGPT ).
Bagi sebagian orang, khususnya pelajar dan mahasiswa, ChatGPT mungkin akan membantu penyelesaian tugas mereka. Namun, tak sedikit juga orang yang menganggap ChatGPT justru merugikan.
Untuk membahas lebih jauh mengenai isu tersebut, Perempuan Inovasi kembali hadir dengan fokus mendukung peran perempuan dalam transformasi digital Indonesia. Berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Vokasi, Perempuan Inovasi menggelar acara Demo Day 2024, yaitu sebuah talkshow untuk menampung aspirasi para perempuan di bidang teknologi.
Melalui tema ‘Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI’, talkshow ini juga mengupas pentingnya literasi teknologi dan peluang yang harus dimiliki perempuan dalam masyarakat, guna menciptakan ekosistem digital yang inklusif.
ADVERTISEMENT
Talkshow ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dian Sastrowardoyo (Founder dari Yayasan Dian Sastrowardoyo), Prof. Stella Christie (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), dan Amanda Simandjuntak (Co-founder & CEO of Markoding).
Salah satu poin yang dibahas dalam talkshow tersebut yaitu pemanfaatan AI berlandaskan pada prinsip moral kuat dan regulasi yang jelas. Banyak yang mungkin tidak menyadari bagaimana hal kecil seperti ini dapat berdampak besar bagi kehidupan. Sebab meskipun AI dapat mempermudah beberapa kegiatan keseharian manusia, namun tahukah kamu konsekuensi yang akan terjadi jika kita mengandalkan AI khususnya ChatGPT secara 100%, Ladies?
ADVERTISEMENT
"Penting bagi kita untuk terus meningkatkan literasi digital agar semua orang dapat memahami dan menggunakan AI secara bertanggung jawab," jelas Dian dalam acara Talkshow Perempuan Inovasi 2024 Demo Day: Peran Perempuan dalam Pengembangan Teknologi Berbasis AI.
Senada, Prof. Stella Christie , Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, juga menegaskan bahwa penggunaan AI yang berlebihan, dapat menimbulkan konsekuensi negatif.
“Sebenarnya saya menulis sebuah paper tentang edukasi di masa Artificial Intelligence, ini ada konsekuensinya dan kita kembalikan kepada sang pengguna. Apakah Anda bersedia menanggung konsekuensi itu? Satu, kalau Anda 100% menggunakan AI tanpa kemampuan menulis atau menuangkan pikiran sendiri, Anda tidak akan bisa membedakan mana yang bagus dan mana yang tidak. Anda tidak punya nurani dan sensitivitas untuk membedakan kualitas,” jelas Stella.
ADVERTISEMENT
Stella juga menambahkan bahwa penggunaan AI 100% akan menurunkan kemampuan seseorang dalam memproduksi sesuatu. Perkembangan digital dan AI menjadi tantangan terbesar perempuan di era digitalisasi ini, apalagi jika dikaitkan dengan pendidikan tinggi di Indonesia yang belum optimal. Dalam mengatasi permasalahan ini, pemerintah memberikan perhatian khusus pada program yang mengutamakan perempuan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Salah satu langkah yang diambil adalah melalui kolaborasi antara universitas, lembaga penelitian, dan industri keterampilan digital mahasiswa, dengan prioritas khusus bagi perempuan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan kolaborasi antara universitas, lembaga penelitian, dan industri untuk mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan nasional, termasuk program-program yang mendukung kesetaraan gender dan inklusi sosial. Pemerintah memandang bahwa peran perempuan sangat penting dalam mendukung pembangunan SDM yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh kerja sama yang dilakukan adalah kolaborasi antara Perempuan Inovasi dengan Direktorat Jenderal Vokasi yang membuka peluang bagi perempuan yang sedang menempuh atau telah menyelesaikan pendidikan vokasi, agar dapat terlibat dalam pelatihan keterampilan digital. Sebagai puncak dari program ini, Perempuan Inovasi 2024 akan mengadakan Demo Day, yang menjadi wadah untuk memamerkan hasil pembelajaran dan inovasi yang telah dikembangkan selama program.
Pemerintah percaya bahwa Indonesia perlu memanfaatkan peluang pekerjaan baru yang muncul seiring pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). AI dapat berperan dalam menyelesaikan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan dengan menyediakan data dan analisis yang lebih akurat.
"Penggunaan AI harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, memperbaiki kualitas layanan publik, serta mendorong inovasi dan kreativitas," tegas Stella.
ADVERTISEMENT