Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Stop Boros! Ini Cara Bedakan Kewajiban, Kebutuhan, dan Keinginan dalam Keuangan
8 Agustus 2022 19:51 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, mengatur keuangan itu tidak mudah. Seringnya, kita kurang bisa berkomitmen mengikuti pengelolaan keuangan karena hal-hal sepele. Mulai dari tergoda diskon, self-reward yang kebablasan, hingga pengeluaran impulsif lainnya yang sebenarnya tidak perlu.
Untuk menyiasati hal tersebut, kamu harus bisa menentukan prioritas. Saat menjadi pembicara dalam workshop 360 Ladies kumparanWOMAN, Financial Planner Annisa Steviani berbagi tips membedakan kewajiban, kebutuhan, dan keinginan. Menurutnya ini perlu dilakukan agar keuangan kamu tetap terkendali.
Yuk, simak perbedaannya berikut ini.
Kewajiban
Kewajiban adalah hal-hal yang harus kita prioritaskan paling utama ketika mendapatkan gaji bulanan, seperti membayar cicilan, membayar utang, zakat, hingga pajak. Jadi, utamakan untuk membayar semua kewajiban ini karena tidak bisa ditoleransi.
Jangan sampai lengah dengan tidak membayar kewajiban kamu, ya, Ladies. Pastikan untuk selalu memasukkan hal-hal tersebut dalam daftar prioritas di pengelolaan keuangan kamu.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan
Selanjutnya, dalam pengelolaan keuangan ada yang namanya kebutuhan. Nah, Ladies, kebutuhan ini adalah hal-hal yang kita butuhkan tapi bisa dikelola dengan baik. Contohnya, kita butuh makan dan minum namun untuk mendapatkannya, kita tidak harus makan di restoran mewah setiap hari.
Agar bisa lebih terstruktur dalam mengelola keuangan, kamu bisa membaginya dalam prinsip 50/30/20. Prinsip ini ada dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan yang dipopulerkan oleh Senator Amerika Serikat Elizabeth Warren dan putrinya, Amelia Warren Tyagi.
Prinsip ini ternyata sudah banyak diterapkan oleh para generasi milenial. Untuk melakukannya, kamu harus mengikuti aturan dasar. Atur keuangan dengan membagi pendapatan setelah pajak atau kewajiban lainnya dengan mengalokasikan 50 persen untuk kebutuhan, 30 persen buat keinginan, dan menyisihkan 20 persen untuk tabungan.
ADVERTISEMENT
Keinginan
Hal-hal yang masuk ke dalam keinginan biasanya bisa ditunda sampai kamu memiliki uang khusus untuk mewujudkannya. Sebab keinginan tidak memiliki urgensi atau kepentingan yang mendesak sehingga ketidakmampuan kamu untuk mewujudkan keinginan tersebut hanya akan berdampak pada diri sendiri.
Hal-hal yang berkaitan dengan keinginan juga membuat kamu tetap bisa hidup meskipun tidak bisa terpenuhi. Oleh karena itu, usahakan untuk menekan dana keinginan dan alokasikan uangnya ke dana darurat yang lebih penting untuk berjaga-jaga.
“Kalau keinginan tidak terpenuhi, yang sakit hati mungkin hanya kamu atau ego kamu saja, jadi hanya berdampak pada perasaan kamu saja,” tutupnya.