Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tim Nasional Kebaya Indonesia Rilis Buku ‘Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’
5 Desember 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penulis sekaligus pemimpin editorial Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan' Miranti Serad mengatakan buku ini merupakan karya monumental yang mendokumentasikan kebaya sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.
“Buku ini tidak hanya mengabadikan estetika dan filosofi kebaya, tetapi juga menegaskan kekuatan budaya Indonesia di tengah gempuran modernisasi,” ujar Miranti dalam temu media di Pacific Place Residence, Jakarta, Sabtu (30/11).
Menurut Miranti, kebaya sangat layak untuk memiliki satu dokumentasi yang komprehensif. Sebab kebaya merupakan bagian dari budaya dan identitas Indonesia. Tak hanya itu, jenis busana ini juga memiliki nilai historis yang tak terpisahkan dari identitas perempuan Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki keunikan kebayanya masing-masing.
Untuk itulah, buku ini disusun melalui riset mendalam untuk menggali makna kebaya dari berbagai perspektif budaya, sejarah, dan sosial. Miranti bercerita dalam proses penyusunannya, para penulis juga melibatkan pakar budaya, antropolog, serta para pewaris tradisi kebaya dari berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, buku ini juga menggarisbawahi peran kebaya dalam mendukung sektor ekonomi masyarakat, khususnya UMKM. “Dengan meningkatnya minat masyarakat mengenakan kebaya, roda ekonomi seperti penjahit, pedagang kain, hingga penyewa busana terus bergerak aktif,” tambah Miranti.
Sekilas tentang Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan'
Buku setebal 352 halaman ini terdiri dari 8 bab yang membahas mengenai berbagai kisah dan informasi tentang kebaya. Buku ini dimulai dengan pembahasan soal asal muasal kebaya yang ternyata masih belum diketahui hingga saat ini. Bahkan diksi ‘kebaya’ juga luput dari dokumentasi tulisan legendaris Sir Thomas Stamford Raffles bertajuk “The History of Java”.
Tak hanya soal sejarah, buku ini juga mengupas detail ragam kebaya mulai dari janggan, kutubaru, Bali, Ambon, Rancongan, Noni hingga munculnya kebaya kontemporer. Secara khusus buku ini juga menampilkan kebaya-kebaya yang pernah dikenakan para Ibu Negara mulai dari Fatmawati hingga Iriana Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Kiprah kebaya dalam mendukung perputaran ekonomi juga turut disajikan melalui karya ini. Termasuk peran kebaya yang ternyata dapat menjadi sarana pemberdayaan bagi seorang penjahit disabilitas di Jawa Tengah. Karya ini juga hadir dengan foto-foto artistik dan fitur kode QR yang mengarahkan pada video dokumentasi kebaya untuk mendukung pengalaman pembaca yang lebih holistik.
Kini Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan' telah dirilis sebagai arsip komprehensif yang mendokumentasikan usaha perempuan Indonesia dalam menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang. Miranti dan Lana berharap melalui buku ini, kebaya semakin dicintai oleh generasi muda dan tetap menjadi simbol keanggunan serta identitas budaya Indonesia.
“Setiap perempuan diharapkan bangga mengenakan kebaya dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam desain dan hiasannya. Kebaya memadukan keindahan dan kearifan lokal. Kami berharap buku ini mampu menjaga kebaya tetap relevan, hidup, dan dicintai di tengah modernisasi,” tutup Miranti.
ADVERTISEMENT
Buku ini bisa didapatkan seharga Rp 500.000 dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu ke Tim Nasional Kebaya Indonesia Egy Pratiwi di nomor 085335264495.