Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Womanpreneur Eva Tjio: Membangun Brand Lokal Lurik Akik Sampai Go Internasional
22 Agustus 2022 15:12 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Eksistensi dari produk pakaian siap pakai (ready to wear) brand lokal kini sudah tidak diragukan lagi. Salah satunya adalah brand Lurik Akik yang didirikan oleh Eva Tjio.
ADVERTISEMENT
Usaha ini tidak langsung dikenal secara instan, apalagi sampai di pasar internasional. Sejak Juni 2016, Eva sudah merintis merek lokal ini dengan berbekal pengalamannya selama 15 tahun di bidang garmen. Brand Lurik Akik dibangun oleh Eva dengan visi misi untuk menghasilkan produk pakaian siap pakai berkualitas tinggi.
Memiliki ide untuk mengangkat tema tradisional Indonesia, Eva membuat koleksi brand Lurik Akik dengan produk berbahan dasar lurik, batik , dan shibori untuk laki-laki maupun perempuan modern. Jadi, masyarakat tetap bisa melestarikan budaya kain tradisional sambil bergaya untuk fashion sehari-hari yang nyaman dipakai.
Beberapa waktu lalu, kumparanWOMAN berkesempatan untuk berbincang hangat secara langsung dengan Eva Tjio, pendiri brand lokal Lurik Akik di program Blibli #CekOutTakGentar. Ladies, yuk simak cerita selengkapnya mengenai perjalanannya untuk membangun dan memasarkan kain tradisional Indonesia di pasar internasional berikut ini.
ADVERTISEMENT
Bisa cerita sedikit tentang perjalanan karier sebelum memulai usaha di bidang fashion?
Awal mulanya saya kerja korporat di Adidas Indonesia. Waktu itu saya di divisi sourcing untuk membuat seragam saat ada running event. Untuk keperluan ini, brand multinasional tersebut bekerja sama dengan lokal desainer. Tahun 2016 saat saya sudah tidak bekerja lagi, saya kemudian membangun brand ini karena kecintaan saya pada dunia fashion.
Dari mana munculnya ide bisnis untuk merintis Lurik Akik?
Sebelum resign, waktu itu teman-teman kantor saya sering berminat dengan baju yang saya pakai. Mereka sering bertanya buatnya di mana dan bahannya apa. Pada saat itu yang sedang ramai adalah bahan lurik. Dari situ kemudian terlahir lah brand Lurik Akik ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana prosesnya hingga Lurik Akik berdiri tegak seperti saat ini?
Berkaitan dengan skill saya saat bekerja yaitu di sourcing manager, jadi saya yang source materialnya. Kemudian kita menemukan pengrajin-pengrajin lurik ini di Yogyakarta. Jadi mereka kerjanya tenun handmade, bukan menggunakan mesin. Selain ada lurik, ada juga kain batik, yaitu batik cap tradisional. Lalu kita juga ada produk batik celup shibori yang juga pengerjaannya handmade.
Dari pengalaman itu karena saya sudah terbiasa membuat baju, membuat koleksi yang dipasarkan dari teman ke teman, kebetulan ada banyak teman juga dan saya networking dari berbagai kalangan. Saat itu, yang paling berkesan adalah Mbak Dewi Rezer yang membantu support brand Lurik Akik dan Mbak Moza Pramita di mana saya ikut bazar yang diselenggarakan. Lalu saya dikenalkan juga dengan Blibli. Saya merasa Blibli ini sangat membantu, selain sebagai wadah untuk karya bangsa, tetapi Blibli juga ikut membantu pemotretan produk kami, juga mengajari bagaimana caranya berjualan online.
ADVERTISEMENT
Biasanya saya ikut dari bazar ke bazar, kadang-kadang Blibli mengadakan kampanye offline, misalnya saat hari batik kita diundang. Jadi, hal itu mulai membangun awareness di masyarakat, promosi di bazar nya pun kita dapat.
Sampai akhirnya brand-nya sendiri makin berkembang. Dari bazar itu misalnya ada satu selebriti yang menyukai dan memakai koleksi Lurik Akik saya. Waktu itu dipakai oleh Okky Asokawati, sangat berjasa sekali karena ketika beliau pakai akhirnya semua orang menyerbu produk kami dan jadi makin ramai serta lebih dikenal lagi
Sangat inspiratif. Lalu bagaimana ceritanya Lurik Akik akhirnya bisa dijual di pasar internasional?
Setelah bertahun-tahun konsisten, akhirnya Lurik Akik mendapat kesempatan tampil fashion show di berbagai acara ternama. Awalnya diundang di Jakarta Fashion & Food Festival, di Kelapa Gading. Setelah itu juga berkesempatan untuk mengisi acara di sebuah stasiun televisi.
ADVERTISEMENT
Sekarang Lurik Akik masih dijual secara online, tetapi ada beberapa komunitas ekspatriat di Jakarta yang sangat tertarik dengan kain tradisional. Jadi kami sering diundang untuk bazar. Mereka sangat menghargai sekali karya Indonesia yang sifatnya handmade, seperti tenun dan batik. Kemudian kami juga semakin dikenal oleh pasar internasional karena para ekspat ini memperkenalkan brand kami kepada teman-teman mereka. Ketika mereka sudah tidak bertugas di Indonesia karena harus balik ke negaranya, ada yang dari Australia, Belanda, mereka tetap order produk kami.
Kadang produknya kami kirim menggunakan ekspedisi, atau ketika ada kesempatan, kami antar langsung saat ke luar negeri. Lurik Akik juga pernah menggelar bazar di Melbourne, Australia. Di sana kami bertemu langsung dengan komunitas pencinta handmade dan karya lokal, mereka jadi lebih mengenal batik-batik dari Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Apa kiat jitu Lurik Akik untuk bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat?
Selain selalu menjaga kualitas dari barang, materialnya juga benar-benar harus diperhatikan. Seperti yang kita ketahui kalau produk buatan tangan itu tidak selalu sempurna. Kadang ada printing yang tidak rapi, atau benang yang muncul keluar dari kain tenun, sehingga kita jadi lebih rajin untuk komunikasi dengan pengrajin agar menghasilkan karya handmade terbaik. Saya sendiri juga tidak mau menjual produk yang cetakannya tidak rapi.
Di samping itu, kita juga harus lebih berkreasi dengan desain-desain. Selain pemilihan material yang berkualitas, warna juga sangat menentukan keberhasilan sebuah koleksi. Untuk Lurik Akik sendiri warna yang sering dipakai adalah batik yang cerah.
Agar produk ini jadi lebih menarik, saya sering menyesuaikan warna Lurik Akik dari koleksi yang akan dibuat dengan pemilik acara. Misalnya ketika akan hadir di Australia, kita akan membuat koleksi yang warnanya menyerupai bendera negara tersebut. Sama halnya jika ada corporate order yang akan membuat seragam di Lurik Akik, akan kita bantu agar warna dan modelnya cocok dengan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Saya juga rutin melakukan quality control dengan penjahit Lurik Akik, sehingga kita pun pede menjual produk ini karena kualitas jahitannya yang sangat baik. Pasalnya produk Lurik Akik tak hanya dipakai oleh masyarakat Indonesia saja, tapi juga untuk ekspat yang gemar mengenakan kain tradisional. Mereka ingin memakainya untuk acara bergengsi di luar negeri, jadi jangan sampai kualitasnya tidak sesuai standar.
Apa mimpi yang ingin diwujudkan selanjutnya?
Mimpi selanjutnya semoga saya bisa punya toko di luar negeri. Seperti yang sudah tertulis pada label Lurik Akik, ada Jakarta, Bali, Melbourne, hingga Amsterdam karena dari customer kita sekarang tersebar di beberapa negara tersebut. Mimpinya saya ingin membuka boutique kecil di luar negeri agar produk Lurik Akik asli Indonesia ini bisa semakin dikenal di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Ada pesan khusus yang ingin disampaikan kepada jutaan perempuan Indonesia yang juga ingin berkarya?
Pokoknya kerjakan apa pun yang kita sukai dengan sepenuh hati (passionate). Kalau kita mengerjakan sesuatu sesuai dengan minat kita dan dilakukan dengan fokus, pasti bisa mendapatkan hasil terbaik. Jadi, apa pun itu, mau jualan apa saja atau berkreasi, lakukanlah dengan passion. Kalau dengan passion, berjualan di bazar atau mall pasti hati juga akan merasa senang. Bertemu customer, mengobrol, dan semuanya membuat kita bahagia bila dilakukan dengan passion.