Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Puncak acara Virtual Conference Women's Week 2021 yang digelar pada Kamis (8/4) secara virtual, ditutup dengan talkshow menarik. Bertemakan Women's & Self Love, sesi talkshow terakhir ini membahas tentang 'My Journey to Self Acceptance & Emotional Well Being'. Ada tiga narasumber yang dihadirkan, yaitu penyanyi Eva Celia, psikolog Indah SJ, M.Psi, dan Unilever Head of Deodorants Mahnessa Siregar.
ADVERTISEMENT
Pada sesi bincang-bincang yang berlangsung selama 45 menit ini, masing-masing nara sumber membahas tentang penerimaan diri yang masih sulit dilakukan untuk sebagian perempuan. Nyatanya sampai saat ini, masih banyak perempuan yang sulit berdamai dengan dirinya sendiri, masih membandingkan diri sendiri dengan orang lain bahkan merasa insecure karena penampilannya tak sama dengan orang lain.
Rupanya, hal ini pun juga pernah dialami oleh Eva Celia saat dirinya masih berusia remaja. Tumbuh sebagai perempuan berkulit cokelat gelap dengan rambut pendek yang ikal dan tubuh kecil, Eva merasa dirinya berbeda dengan para perempuan lain di sekitarnya yang sering kali disebut sebagai definisi dari standar kecantikan. Akibatnya, ia cukup sering menerima komentar yang kurang berkenan dan membuatnya berkecil hati.
"People can be really offensive out there. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, aku jadi lebih kuat menghadapi komentar seperti ini. Justru sekarang aku bangga karena aku bisa merepresentasikan perempuan yang kulitnya sawo matang, berambut pendek dan ikal," kata Eva saat berbincang secara virtual.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun ditimpali oleh Indah yang membahas soal penerimaan diri dari sisi psikolog. Menurutnya, poin penting penerimaan diri bukan hanya dari kita yang menerima bentuk tubuh atau warna kulit kita. Tetapi, bagaimana dari cara berpikir kita tentang bentuk tubuh atau warna kulit.
"Kadang yang sering mengganggu kita adalah pikiran dan perasaan kita terhadap bentuk tubuh dan warna kulit. Seperti yang Eva bilang tadi, dia sudah mulai bisa menerima dirinya sendiri padahal kalau dipikir-pikir bentuk tubuh dan warna kulitnya tidak berubah, tapi proses berpikirnya yang berubah. Nah, penerimaan inilah yang menjadi highlight dari self acceptance," kata Indah.
Senada dengan topik ini, DOVE sebagai brand perawatan tubuh yang banyak digunakan oleh para perempuan melihat isu ini sudah lama diperbincangkan lebih dari 10 tahun lalu. Unilever Head of Deodorants, Mahnessa Siregar, mengatakan bahwa masalah tentang penerimaan diri, self esteem dan rasa percaya diri menjadi topik penting di DOVE yang harus terus diedukasi.
ADVERTISEMENT
"Kami di DOVE merasa punya tanggung jawab untuk memberi tahu para perempuan bahwa ada banyak jenis kecantikan dan we're here to help you. Melalui iklan-iklan yang juga sempat viral, kami perlihatkan different type of beauty, tidak hanya satu tipe bentuk tubuh saja, tidak hanya satu warna kulit saja, tapi kami perlihatkan dengan beragam," kata Mahnessa.
Untuk itulah, sejak 2004 lalu DOVE berkomitmen untuk selalu menghadirkan real beauty lewat beragam bentuk kecantikan. Dalam setiap iklan yang ditampilkan, DOVE tidak pernah melakukan editan atau digital imaging untuk mengubah bentuk tampilan perempuan.
"DOVE berkomitmen untuk tidak pernah mengubah warna kulit dan bentuk tubuh, dibuat lebih kurus seperti itu tidak ada dan kami tidak mau itu. Kami ingin memperlihatkan real beauty karena DOVE percaya semua perempuan berhak memiliki hak untuk bahagia dengan dirinya sendiri," demikian ujar Mahnessa menutup perbincangan dalam virtual conference Women's Week 2021.
ADVERTISEMENT