Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kerjasama IPB University dan DLH Pulau Pari untuk Pengelolaan Sampah Organik
24 November 2024 19:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kurniawan Teguh Prawira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pulau Pari, 22 November 2024 – IPB University menjalin kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Pulau Pari dalam upaya inovatif untuk mengelola sampah organik di kawasan tersebut. Kerjasama ini bertujuan untuk mengimplementasikan teknologi pengolahan sampah organik berbasis maggot, yang dinilai efektif dalam mengurangi limbah dan menghasilkan produk bernilai ekonomi. Program ini melibatkan pelatihan kepada masyarakat setempat tentang cara budidaya maggot, yang dapat mengubah limbah organik menjadi pakan ternak berkualitas tinggi. Dalam pelaksanaannya, maggot yang diperoleh dari telur lalat Black Soldier Fly (BSF) akan mengurai sampah organik, sekaligus membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Kastana Sapanli, S.Pi., M.Si., dosen IPB University yang terlibat dalam proyek ini, "Pendekatan ini tidak hanya akan mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan bagi masyarakat Pulau Pari. Selain itu, pengelolaan sampah yang baik dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat." Dinas Lingkungan Hidup Pulau Pari menyambut baik kerjasama ini, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan. "Kami percaya bahwa dengan melibatkan masyarakat, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan," Koordinator Lapangan Suku Dinas Lingkungan Hidup Pulau Pari.
Proyek di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sudah mulai berjalan dengan tujuh biopond awal sebagai permulaan. rata rata maggot setiap bipondnya yakni sebanyak 2 kg. Maggot dapat menghabiskan sampah organik sebanyak tiga kali lipat dari berat tubuhnya. Untuk saat ini, maggot Pulau Pari telah mengkonversi sampah organik dengan rata - rata 10 kg per harinya. Kedepannya, proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT