Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kolaborasi IPB dengan Masyarakat di Pulau Pari, Jadikan Sampah Menjadi Rupiah
11 Desember 2024 16:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kurniawan Teguh Prawira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pulau Pari, Kepulauan Seribu – Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, IPB University menggelar pelatihan tentang pengolahan maggot kering di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa elemen masyarakat antara lain Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Nelayan, Penggiat Wisata, Pemda setempat, dan masyarakat lokal. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat dengan dukungan dana dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) serta Kemendikbud Ristek.
ADVERTISEMENT
Pelatihan yang berlangsung selama satu hari ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada warga Pulau Pari dalam mengolah maggot sebagai bahan pangan alternatif yang bernilai tinggi. Maggot, yang merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), dikenal sebagai sumber protein yang efisien dan ramah lingkungan. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman mengenai cara budidaya maggot, proses pengeringan, serta manfaatnya sebagai bahan baku pakan ternak dan manfaat lainnya.
Muhammad Arifin, S.Pt., M.Si., salah satu dosen dari IPB University yang memimpin pelatihan ini, menjelaskan bahwa pengolahan maggot kering memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap pakan impor, khususnya di wilayah pesisir seperti Pulau Pari. "Maggot kering dapat menjadi solusi untuk alternatif pakan ternak khususnya hewan hewan peliharaan seperti burung dan ikan hias. Selain itu, yang terpenting penggunaan maggot ini dapat mengurangi timbulan sampah khususnya di Pulau Pari, sehingga lingkungan dapat terus terjaga” ujar Arifin.
ADVERTISEMENT
Warga setempat yang mengikuti pelatihan menyambut baik kegiatan ini. Seorang peserta, Ibu Atik, mengatakan, "Saya sangat tertarik dengan pelat
ihan ini karena maggot kering dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga kami. Selain itu, ini juga solusi yang ramah lingkungan."
Kegiatan pelatihan maggot kering ini berhasil membuka wawasan masyarakat tentang pentingnya mengelola sampah dengan baik. Dr. Kastana Sapanli sebagai ketua tim dari IPB menyatakan: “Kegiatan pelatihan ini mampu meningkatkan sikap masyarakat terhadap budidaya dan pengolahan maggot sebesar 18,42%, peningkatan pemahaman sebesar 89,29%, dan peningkatan pengetahuan sebesar 27,87%. Pengolahan maggot ini juga berpotensi meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, dengan asumsi potensi sampah organik di Pulau Pari sebanyak 556.365 kg, jika dikonversi menjadi maggot akan menghasilkan sebanyak 55.637 kg maggot dalam satu tahun. berdasarkan hitungan tersebut, potensi pendapatan ekonomi melalui budidaya maggot dalam satu tahun sebesar Rp834,548,000. Dengan asumsi harga fresh maggot Rp15.000 per kg”.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen IPB University dalam mendukung pengembangan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan. Harapannya, setelah pelatihan ini, masyarakat Pulau Pari dapat memanfaatkan keterampilan yang diperoleh untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan pangan lokal yang lebih berkelanjutan.