Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Realisme Ofensif: Paradigma Dominasi dalam Hubungan Internasional
1 Juli 2024 8:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kevin Wibowo Mukti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam arena kompleks Hubungan Internasional, berbagai teori dan paradigma telah muncul untuk menjelaskan perilaku negara-negara dan dinamika kekuasaan di tingkat global. Salah satu pendekatan yang mendominasi diskusi adalah Realisme Ofensif, yang menawarkan pandangan yang kritis dan realistis tentang kompetisi di antara aktor-aktor internasional. Artikel ini akan membahas tentang Realisme Ofensif dan bagaimana paradigma ini mempengaruhi pemahaman kita tentang politik dunia.
ADVERTISEMENT
Prinsip Dasar Realisme Ofensif
Realisme Ofensif adalah teori dalam Hubungan Internasional yang dikembangkan oleh ahli teori politik Kenneth N. Waltz pada tahun 1979. Teori ini berfokus pada upaya negara-negara untuk mencapai keunggulan keamanan relatif di dunia internasional, dengan keyakinan bahwa negara-negara cenderung bersaing untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan dan pengaruh. Dalam Realisme Ofensif, keamanan diartikan sebagai keamanan yang diukur relatif terhadap negara-negara lain.
Motivasi untuk Memperoleh Kekuasaan
Menurut pandangan Realisme Ofensif, negara-negara memiliki motivasi yang kuat untuk memperoleh lebih banyak kekuatan dan sumber daya guna mengamankan diri mereka sendiri dan mencapai posisi dominan dalam sistem internasional. Sebagai alat untuk mencapai tujuan ini, negara-negara akan cenderung melakukan ekspansi wilayah, memperkuat militer, dan mencari sekutu untuk meningkatkan posisi mereka dalam sistem global.
ADVERTISEMENT
Anarki dalam Sistem Internasional
Realisme Ofensif menyatakan bahwa sistem internasional adalah sistem yang anarkis, di mana tidak ada penguasa atau otoritas pusat yang mengatur interaksi antara negara-negara. Dalam kondisi anarki ini, negara-negara harus bergantung pada diri mereka sendiri untuk mengamankan keamanan dan kepentingan nasional mereka. Dalam upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan memperoleh keamanan, negara-negara cenderung bertindak ofensif dan berusaha mengatasi ancaman potensial dengan mengambil inisiatif pertama.
Implikasi Realisme Ofensif
Pandangan Realisme Ofensif memiliki beberapa implikasi yang signifikan dalam konteks Hubungan Internasional:
1. Kompetisi dan Konflik:
Realisme Ofensif menekankan adanya kompetisi dan konflik antara negara-negara karena upaya mereka untuk mencapai posisi kekuasaan yang lebih tinggi. Ini dapat menyebabkan ketegangan dan rivalitas yang meningkat dalam sistem internasional. Kompetisi yang terjadi terutama dalam aspek militer juga dapat memicu terciptanya perlombaan senjata dengan tujuan penyeimbangan kekuatan. Namun, tidak adanya definisi pasti tentang "seimbang" menyebabkan perlombaan senjata terus terjadi dan seakan menjadi sebuah lingkaran setan yang sulit untuk dihentikan.
ADVERTISEMENT
2. Keamanan Nasional yang Absolut:
Negara-negara cenderung mengutamakan kepentingan nasional mereka dan melakukan apa pun untuk mengamankan posisi keamanan yang lebih menguntungkan, bahkan jika itu berarti menggunakan kekuatan militer. Ini berarti bahwa tidak ada batasan bagi negara dalam meningkatkan kekuatan militer dan pengaruh secara global, karena adanya dilema keamanan terhadap potensi ancaman dari negara lain.
3. Strategi Balancing dan Bandwagoning:
Negara-negara dapat mengadopsi strategi balancing dengan membangun aliansi dan keseimbangan kekuatan untuk melawan negara-negara besar yang dianggap sebagai ancaman. Di sisi lain, beberapa negara dapat memilih strategi bandwagoning dengan bergabung dengan negara yang lebih kuat guna memperoleh manfaat dari kemitraan tersebut.
Kritik terhadap Realisme Ofensif
Meskipun Realisme Ofensif memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemahaman tentang dinamika politik internasional, paradigma ini juga mendapat kritik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini terlalu memfokuskan pada kepentingan nasional dan keamanan mutlak tanpa mempertimbangkan faktor lain seperti diplomasi, perdagangan, dan isu-isu non-keamanan.
ADVERTISEMENT
Realisme Ofensif telah memberikan wawasan penting tentang dinamika kekuasaan dan persaingan di tingkat global. Dalam konteks sistem internasional yang anarkis, upaya negara-negara untuk mencapai posisi kekuasaan dominan menjadi fenomena alami. Namun, seperti banyak teori dan paradigma dalam Hubungan Internasional, Realisme Ofensif juga memiliki keterbatasan dan perlu dipertimbangkan bersama dengan pandangan lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang politik dunia yang kompleks.