Konten dari Pengguna

Turunnya Al-Qur'an Secara Sekaligus

Azhar Fauzan Ar Rabbani
Saya sedang berkuliah di Universitas PTIQ Jakarta dan mengambil jurusan Syariah prodi Al-ahwal Asy-Syakhsiyah semester pertama
30 November 2024 13:27 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azhar Fauzan Ar Rabbani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Al-Qur'an Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Al-Qur'an Penulis
ADVERTISEMENT
      Seperti yang sering kita dengar bahwasanya Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur. Umat muslim khususnya di Indonesia banyak mengetahui bahwasanya diturunkan secara berangsur-angsur. Al-Qur’an memang diturunkan kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur akan tetapi apakah kamu tau bahwasanya Al-Qur’an diturunkan sekaligus terlebih dahulu sebelum diturunnkan secara berangsur-angsur dan memiliki dalil-dalil yang sangat kuat. Untuk memperdalam hal tersebut semoga artikel ini bisa menambah ilmu bermanfaat bagi kita semua, aamiin.      Allah menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad untuk dijadikan pedoman hidup seluruh manusia. Nuzulul Qur'an (turunnya Al-Qur’an) tidak tepat diartikan dengan makna turun secara harfiah. Dalam bahasa Indonesia kalimat turun adalah bergerak ke tempat yang lebih rendah daripada tempat semula akan tetapi Allah subhanahu wataala tidak membutuhkan ruang dan waktu karena Allah tidak sama dengan makhluknya (mukhalafatul Lil hawadisi). Makna Nuzul yang tepat adalah Al-Izhhar yang berarti menampakkan atau dalam makna Al-I’lam yang berarti memberitahukan. Tetapi walaupun pada nuzul diberi makna turun, sebenarnya itu sudah mengandung makna majazi karena turunnya Al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi.                Tahap ini tidak banyak diketahui oleh umat muslim karena turunnya Al-Qur’an secaramberangsur-angsur lebih populer dan sering di kaji karena sebab-sebab turunnya ayat (asbabnun nuzul). Tahap ini adalah proses turunnya Al-Qur’an ialah diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia. Dua tempat ini merupakan hal gaib yang tidak diketahui manusia pada umumnya. Hal ini disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an yaitu: اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ. Artinya: Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan. (QS. Ad-Dukhan: 3) اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. Artinya : Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar (mulia). (QS. Al-Qadr: 1) Dalam kitab Manahilul ‘Irfan fi Ulumil Qur’an karya Al-Zarqani mengutip beberapa riwayat diantaranya: Dari Ibn ‘Abbas r.a., dia berkata bahwa Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam Al-Qadr, kemudian setelah itu diturunkan dalam waktu sekitar 20 tahun. (HR. Al-Nasa’I, Al-Hakim dan Al-Bayhaqi). Dari Ibn ‘Abbas r.a., ia berkata: Sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan di bulan Ramadhan (tepatnya) pada malam Al-Qadr secara sekaligus, kemudian diturunkan bagian demi baagian secara berangsur-angsur selama berbulan-bulan dan berhari-hari. (HR. Ibn Mardawih dan Al-Bayhaqi) Dari beberapa dalil tersebut dapat kita ketahui bahwa turunnya Al-Qur’an pada satu malam yaitu malam Al-Qadr di Bulan Ramadhan, tetapi kapan tepatnya Al-Qur’an di turunkan?. Malam turunnya Al-Qur’an masih sering di debatkan oleh kaum muslim sampai sekarang. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Qur’an turun pada malam ke 17 bulan Ramadhan dan antara 10 terakhir Di bulan Ramadhan didasari dengan ayat-ayat yang diantaranya:  وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Anfal: 41). اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۙ اِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوْاۚ وَلَقَدْ عَفَا اللّٰهُ عَنْهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌࣖ.  Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu pada hari ketika dua pasukan bertemu, sesungguhnya mereka hanyalah digelincirkan oleh setan disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat. Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS. Ali Imran: 155) Para mufassirin mengartikan al-furqān terjadi pada perang Badr yang pada masa itu pasukan muslim bertemu dengan pasukan kafir yang disebut yaum iltiqa al-jam’an (bertemunya dua manusia). Ada juga pendapat bahwa malam Al-Qadr diturunkan pada al-‘asyr al-awakhir (10 malam terakhir), seperti dalam hadits: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الوِتْرِ مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. Artinya: Carilah olehmu (lailatul qadr) di sepuluh hari terakhir ( dari bulan Ramadhan). (HR. Bukhari) Nabi Muhammad juga terbiasa membangunkan keluarganya pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan untuk menegakkan qiyamul layl seperti dalam hadits: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ لَيْلهُ. Artinya: Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah). (HR Bukhari dan Muslim) Masih ada pendapat yang lain tentang malam turunnya Al-Qur’an. Dari perbedaan tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa kita harus memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan karena banyak keutamaan pada bulan tersebut salah satunya malam Al-Qadr. Dengan dalil-dalil di atas dapat kita ketahui bahwa sebelum turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, Al-Qur’an di turunkan secara sekaligus. Mengapa hal ini perlu kita ketahui? Sebagai umat muslim Al-Qur’an adalah pedoman hidup yg tidak akan selesai di kaji dan di pelajari dan sebagai penguat iman kita bahwa Al-Qur’an itu dari Allah dan memiliki proses-proses turun yang begitu indah.
ADVERTISEMENT
Azhar Fauzan Ar Rabbani, Mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta jurusan Syariah prodi Hukum Keluarga Islam / Al-ahwal Asy-Syakhsiyah semester pertama.