Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fiksi Sosial Gerakan Filantropi Digital: Optimis atau Pesimis?
19 April 2023 14:49 WIB
Tulisan dari Lalu Agung Haris Atmaja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beth Breeze dalam bukunya In Defence of Philantrhropy menentang pemikiran lama yang terbatas melihat kegiatan filantropi sebagai aktivitas eksklusif yang hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Beliau adalah seorang peneliti dan dosen di bidang filantropi University of Kent di Inggris. Ia menjelaskan bahwa setiap individu bisa menjadi filantropist dengan infrastruktur yang telah ada serta sumber daya yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Pendapat ini semakin nyata dengan munculnya berbagai platform donasi online di internet. Salah satu platform donasi online paling populer di Indonesia adalah Kitabisa.com yang digagas oleh Yayasan Kita Bisa (YKB) pada tahun 2013. Platform ini awalnya merupakan komunitas gerakan sosial yang dibentuk untuk mengumpulkan orang-orang yang peduli dengan masalah sosial di sekitar mereka. YKB menjadi wadah untuk menyalurkan nilai kemanusiaan ini agar berdampak langsung kepada masyrakat.
Lahirnya Kitabisa.com
Keinginan untuk membantu sesama mendorong semakin banyak orang untuk bergabung dengan YKB. Hingga pada tahun 2014 YKB membuka pengumpulan dana pertama secara online melalui platform yang dinamakan Kitabisa.com. Langkah ini diambil untuk merespon pekembangan zaman dan tingginya kebutuhan masyrakat akan platform digital yang bergerak di bidang sosial (Social Entrepreneur).
ADVERTISEMENT
Kini setiap orang dengan berbagai latar belakang dapat menjadi seorang filantropist dan menyalurkan nilai kemanusiaannya melalui Kitabisa.com.
Tingginya antusiasme masyrakat terutama di Indonesia untuk menyubang dapat dilihat dari jumlah filantropist digital di platform Kitabisa.com. Hingga tahun 2019, platform ini telah menampung dana bantuan sebesar 502,3 miliar rupiah yang dihimpun dari lebih 1,3 juta filantropist digital.
Relasi antara Yayasan Kita Bisa dan Donaturnya
Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha YKB sebagai aktor pengagas crowdfunding melalui platform Kitabisa.com. Sejak awal terbentuk, YKB berusaha untuk menjadi wadah yang terpecaya bagi komunitas mereka dan menggalang kepercayaan dari setiap pihak yang terlibat dengannya. Kepercayaan dari komunitas menjadi modal besar bagi YKB untuk terus berkembang.
Setiap orang termasuk YKB yakin bahwa nilai kemanusiaannya dapat tersalurkan dengan baik melalui komunitas ini. Keterlibatan public figure sebagai inisiator penggalangan dana juga menambah kepercayaan masyrakat akan kredibilitas Kitabisa.com. Di sisi lain, para public figure ini juga yakin bahwa platform Kitabisa.com dapat menyalurkan nilai kemanusiaan mereka sekaligus membangun citra positif di masyrakat.
ADVERTISEMENT
Filantropi Digital Menyelesaikan Masalah Sosial?
YKB percaya bahwa filantropist digital dapat menyelesaikan persoalan sosial di masa depan. Hal ini karena jumlah filantropist digital jauh lebih besar dibandingkan wealthy filantropist. Setiap orang bisa menjadi filantropist digital hanya dengan menyumbangkan 10 ribu rupiah di platform Kitabisa.com. Semakin banyak yang terlibat maka akan semakin besar pula kemungkinan crowdfunding melalui Kitabisa.com dapat menyelesaikan masalah sosial yang sedang dan akan terjadi.
Narasi inilah yang terus dibangun oleh YKB untuk membentuk fiksi sosial (social fiction) bahwa gerakan filantropi digital adalah solusi untuk masalah sosial di Indonesia. YKB harus memastikan bahwa masyrakat juga percaya jika partisipasi mereka di platform Kitabisa.com akan mempunyai dampak sosial yang nyata di masa depan. Dengan begitu, gerakan filantropi digital melalui platform Kitabisa.com dapat terus berjalan.
ADVERTISEMENT
Rasa kepercayaan ini juga mampu menciptakan perasaan bahwa berdonasi di Kitabisa.com akan mewujudkan keinginan donatur; membantu menyelesaikan permasalahan sosial di sekitarnya.