Apa itu Siklon Tropis? dan Bagaimana Siklon Tropis dapat Terbentuk?

Bencana banjir bandang yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu disebabkan oleh adanya Siklon tropis dengan nama Seroja yang terbentuk di sebelah selatan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur sejak tanggal 3 April 2021. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada tanggal 9 April ada dua Siklon Tropis yang masih aktif berada di sekitar Samudera Hindia dan mempengaruhi cuaca Indonesia secara signifikan. Kedua siklon ini adalah Siklon Seroja yang telah bergerak ke selatan dan Siklon Odette yang muncul pada waktu bersamaan dengan Siklon Seroja di Samudra Hindia. Kemudian pada tanggal 16 April, BMKG kembali melaporkan perkembangan Siklon Surigae yang terpantau aktif dan berada di Samudera Pasifik utara Papua barat. Siklon ini bergerak ke arah barat dengan kecepatan 12 km/jam menjauhi wilayah Indonesia.

Informasi mengenai Siklon Surigae yang dikeluarkan oleh Pusat Meteorologi Publik BMKG, @infoBMKG

Tapi sebelum membahas siklon-siklon ini, sebenarnya tahukah kamu apa itu siklon tropis? dan bagaimana siklon tropis dapat terbentuk?

Siklon Tropis adalah siklon khas daerah lintang rendah

Sesuai dengan namanya Siklon tropis atau juga dikenal sebagai Hurricane atau taifun, adalah siklon yang terbentuk di daerah lintang rendah atau daerah tropis. Berbeda dengan siklon-siklon lintang tengah, siklon tropis terbentuk akibat adanya massa udara hangat di atas lautan yang hangat yang mengakibatkan terbentuknya cluster atau kumpulan awan-awan badai.

Ilustrasi Siklon Tropis. Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay.

Bagaimana Siklon dapat terbentuk?

BMKG menjelaskan ada beberapa syarat yang harus terpenuhi untuk sebuah siklon dapat terbentuk. Siklon dapat terbentuk apabila suhu permukaan laut minimum mencapai 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter disertai dengan kondisi atmosfer yang tidak stabil dan cukup lembab pada ketinggian sekitar 5 km. Kondisi atmosfer yang tidak stabil dan lembab ini memungkinkan terbentuknya awan-awan Cumulonimbus atau awan Cb yang berkembang semakin besar dan bergerombol dalam bentuk spiral sehingga membentuk siklon. Beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan siklon baik seperti jarak terbentuknya kumpulan awan dari khatulistiwa dan perubahan kondisi angin sebagai gangguan di atmosfer.

Masa hidup siklon tropis dari terbentuk hingga melemah kemudian menghilang berkisar antara 3-18 hari. Badan Meteorologi Australia menyebutkan analogi siklon tropis seperti mesin dengan tenaga udara panas sehingga siklon tropis akan melemah jika bergerak ke daerah perairan yang lebih dingin atau daerah daratan. Kemunculan siklon tropis juga mengikuti gerak semu matahari. Dimana perairan akan ikut menghangat mengikuti gerak semu matahari yang sedang menuju utara garis khatulistiwa dari posisinya di selatan.

Siklon Seroja dan Siklon Odette yang diambil oleh Nasa pada tanggal 9 April. Gambar oleh Nasa dari Wikimedia Commons

Dampak Siklon Tropis

World Meteorological Organization atau WMO menyebutkan Siklon Tropis adalah salah satu ancaman terbesar bagi keselamatan masyarakat dan infrastruktur di daerah yang dilalui bahkan pada saat awal siklon-siklon ini terbentuk. Bencana-bencana yang dapat ditimbulkan oleh adanya siklon tropis antara lain, banjir, banjir bandang, air pasang, badai, angin kencang dan petir yang dapat terjadi secara bersamaan. WMO juga mencatat dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, lebih dari 1900 bencana yang disebabkan oleh siklon tropis dengan jumlah kematian sebanyak lebih dari 700 ribu orang dan mengakibatkan kerugian sebesar 1,4 triliun dollar Amerika.

Pengungsi yang terdampak bencana banjir yang disebabkan oleh Badai Seroja. Gambar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dari Wikimedia Commons

FAN untuk Lampu Edison.

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.