Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kota-kota yang Sekarang Ada di Bawah Laut (3)
23 Agustus 2019 15:00 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ternyata masih ada pemukiman yang sekarang sudah tenggelam di dalam air. Di mana saja tempat-tempat itu? Berikut adalah lanjutannya.
ADVERTISEMENT
Capel Celyn
Capel Celyn yang terletak di Wales telah ditinggalkan oleh penduduknya pada tahun 1962 karena tempat tersebut harus ditenggelamkan untuk dijadikan reservoir air mulai tahun 1965. Pada saat peresmian reservoir yang seharusnya berlangsung selama 45 menit, para aktivis dari Wales memotong kabel microphone dan mengusir para penonton karena sangat marah.
Pada tahun 1950an, Liverpool adalah salah satu kota yang paling tidak sehat di Inggris. Kota tersebut membutuhkan sumber air bersih yang baru. Setelah dilakukan beberapa survey, lembah yang ada di sekitar Capel Celyn ternyata cocok untuk menjadi lokasi sumber air baru untuk Liverpool.
ADVERTISEMENT
Yang membuat sulit adalah Liverpool ada di Inggris sementara lembah tersebut ada di Wales. Dan di sekitaran lembah tersebut ada sebuah desa yang berpenduduk 67 orang. Saking sedikitnya, pemerintah Liverpool berpikir tidak akan ada masalah jika mereka menenggelamkan lembah tersebut.
Tanpa meminta izin warga lokal, pemerintah Liverpool langsung meminta izin ke parlemen dan mendapatkan izin tersebut. Mereka pun akhirnya membeli tanah itu ke parlemen, bukan ke warga lokal. Hal tersebut tentu saja membangkitkan amarah banyak warga Wales dan juga partai-partai politik. Mereka melakukan demonstrasi di Wales dan juga di Liverpool. Tiga orang Wales bahkan sampai meletakkan bom di daerah reservoir.
Kasus tersebutpun masuk ke meja hijau. Meskipun banyaknya dukungan terhadap warga Wales, penduduk Capel Celyn tetap pindah ke rumah mereka yang baru. Kasus ini akhirnya menjadi salah satu peringatan bukti nasionalisme masyarakat Wales kepada negaranya.
ADVERTISEMENT
Graun
Pada tahun-tahun awal abad pertama, bangsa Roma menduduki sebuah desa di lembah pegunungan Alpen yang bernama Graun. Desa kecil ini terus berkembang sampai abad pertengahan dan sebuah gereja besar di bangun di tengah-tengahnya.
Setelah 700 tahun berlalu, gereja tersebut masih ada sampai sekarang. Bukan di tengah-tengah pemukiman, tapi di dalam air.
Pada 1939, sebuah perusahaan Italia berencana untuk membangun bendungan hidroelektrik di lembah Alpen tersebut. Sebenarnya sudah ada dua danau di sana. Namun, perusahaan tersebut ingin menenggelamkan seluruh lembah itu agar terbentuk satu danau yang besar agar bisa menghasilkan listrik yang banyak.
Proyek yang mirip sebelumnya juga pernah direncanakan di daerah tersebut, namun ditentang oleh penduduk lokal. Mendengar ada proyek baru yang akan dilaksanakan, mereka berencana untuk melakukan protes lagi. Proyek tersebut sempat terhenti karena Perang Dunia II. Namun setelah perang berakhir, proyek tersebutpun dilanjutkan dan lembah itu berhasil ditenggelamkan pada tahun 1950.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ketika suhu udara sedang dingin, danau tersebut akan membeku dan pengunjung dapat berjalan ke tengah danau dan menyentuh menara gereja yang muncul dari dalam air.
Kedalaman danau tersebut adalah 22 meter, sehingga menyelam ke Graun bisa saja dilakukan. Namun, sayangnya hal tersebut ilegal.
Potosi
Bukan hanya Italia yang ingin menenggelamkan sebuah lembah untuk membangun bendungan hidroelektrik. Hal tersebut juga dilakukan oleh pemerintah Venezuela pada tahun 1985.
Presiden Venezuela yang saat itu menjabat terbang dengan menggunakan helikopter dan memberitahu penduduk Potosi bahwa tanah mereka akan diambil dan mereka harus pergi. Sekitar 1200 orang harus mengungsi ke rumah keluarga dan teman mereka di seluruh penjuru Venezuela.
Untuk waktu yang cukup lama, hanya menara gereja yang terlihat muncul dari dalam air. Bangunan tersebut digunakan oleh penduduk sekitar sebagai tanda ketinggian air. Namun semua berubah setelah tahun 2010 saat Venezuela mengalami kekeringan ekstrim yang membuat permukaan air turun sebanyak 30 meter.
ADVERTISEMENT
Seluruh bagian gereja muncul lagi dari dalam air dan juga beberapa rumah. Hal tersebut dimanfaatkan oleh bekas penduduk Potosi untuk mengunjungi kembali rumah lama mereka sebelum kekeringan selesai dan daerah tersebut kembali tenggelam.