Konten Media Partner

Hoaks: Video Maling Diamuk dan Dimutilasi di Lampung Selatan

30 Mei 2022 18:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkap layar video beredar diduga tentang maling yang diamuk massa dan dimutilasi di Lampung Selatan. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Tangkap layar video beredar diduga tentang maling yang diamuk massa dan dimutilasi di Lampung Selatan. | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Sebuah video beredar di grup WhatsApp yang dikatakan telah terjadi amuk massa dan mutilasi terhadap maling di Sidomulyo, Lampung Selatan, terkonfirmasi hoaks.
ADVERTISEMENT
Video yang berdurasi kurang lebih tujuh menit tersebut, memperlihatkan tiga orang diduga pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) dimutilasi oleh warga yang melakukan pengeroyokan.
Selain itu, ada beberapa orang yang masih memegang senjata tajam terlihat masih melakukan hal serupa.
Kapolsek Sidomulyo Iptu Ilham Efendi mengonfirmasi bahwa video yang beredar tentang terjadinya amuk massa dan dimutilasi hingga menewaskan tiga orang pelaku tersebut adalah Hoaks.
”Saya juga sudah menerima kiriman video tersebut, dan itu adalah tidak benar (Hoaks),” kata Ilham, Senin (30/5).
Ilham juga berharap kepada warga masyarakat jangan mudah percaya dengan video yang beredar sebelum adanya keterangan yang jelas ataupun konfirmasi kebenarannya.
"Khususnya warga Sidomulyo dan sekitarnya agar tidak mempercayai video yang tidak benar terjadi diwilayah kita ini,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan AKP Hendra Saputra, juga mengatakan video tersebut hoaks. Bahkan pihaknya menelusuri di lapangan untuk memastikan kebenarannya. Pasalnya, dalam video tersebut tertulis berlokasi di Sidomulyo, Lampung Selatan.
"Saya tegaskan bahwa video tersebut adalah tidak benar (hoaks) terjadi di Sidomulyo, dan mungkin di tempat lainya, ” terangnya.
Soal video yang tersebut dan menjadi perhatian publik, Hendra mengatakan saat ini sedang dilakukan deteksi dimana lokasi kejadianya (TKP) dan siapa yang mengirimkan video tersebut pertama kali.
"Sehingga dapat segera terungkap lokasi kejadian aksi massa itu (sebenarnya),” pungkasnya. (*)