Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Perang Sarung Memakan Korban di Lampung Selatan, Polisi Periksa 22 Saksi
20 Maret 2024 20:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Polres Lampung Selatan melakukan penyelidikan dengan memeriksa 22 orang terkait perang sarung yang tewaskan remaja bernama LRF (13) di Jalan Umum Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, pada Senin (18/3)
ADVERTISEMENT
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin saat konferensi pers mengatakan, setelah melakukan pemeriksaan terhadap 22 orang saksi, kasus itu kemungkinan bisa dinaikkan menjadi status perkara ke penyidikan.
"Ini kan banyak, kita betul-betul memilah siapa-siapa saja 22 orang ini takutnya temannya korban sendiri, perang sarung ini kan asal. Maka kita harus bisa mendudukkan betul anak-anak ini siapa yang patut diduga sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia," ungkapnya pada Selasa (19/3).
Kemudian Polres Lampung Selatan telah melakukan otopsi terhadap jasad korban di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar Kalianda.
"Hasil sementara korban dinyatakan meninggal dikarenakan lemas akibat trauma benda tumpul yang menghantam di kepalanya serta mengalami memar di bagian punggung dan luka pada lutut. Namun untuk hasil resmi masih kita menunggu hasil uji dari laboratorium," kata Kapolres.
ADVERTISEMENT
Perang sarung tersebut bermula dari korban bersama teman-temannya di Desa Kecapi, berjanjian dengan anak-anak dari Desa Pematang yang masih bersebelahan, mereka berkumpul melakukan permainan perang sarung yang tidak jauh dari lokasi lapangan voli.
"Sempat dibubarkan oleh seseorang namun masih terjadi kejar-kejaran terhadap korban dan teman-temannya, sehingga mengakibatkan korban Levino Rafa Fadila meninggal dunia dikarenakan lemas ya," papar Yusrin.
Pasca kejadian tersebut, Polres Lampung Selatan bertindak cepat mendatangi tokoh-tokoh dari kedua desa untuk memberikan imbauan agar tidak meluas dan menyerahkan kasus ini kepada Polres Lampung Selatan.
Kapolres AKBP Yusriandi menerangkan, motif perang sarung ini karena ada ajakan dari rekan korban melalui pesan Whatsapp. Hingga saat ini penyidik masih mengumpulkan alat-alat bukti yang digunakan oleh para pelajar dalam perang sarung tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita masih terus mendalami, mencari bukti-bukti permulaan yang cukup siapa-siapa saja yang patut diduga melakukan perbuatan tindak pidana kekerasan terhadap korban. Ini kita masih terus berkelanjutan ya jadi mohon waktu mohon bersabar, karena cukup banyak yang kita ambil keterangan, kita harus melengkapi alat bukti yang cukup.
“Kita juga masih mencari tahu alat apa yang digunakan saat perang sarung, apakah hanya sarung saja, atau ada sarung yang dibuntal bahkan ada yang diisi batu. Itu yang masih kita dalami,” tukasnya. (Al/Ansa)