Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Teater "Ritual of Biha" oleh UKMBS Unila: Refleksi Budaya dan Pengorbanan
11 Desember 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung menggelar pertunjukan teater bertajuk “Ritual of Biha” di halaman belakang Rektorat Universitas Lampung pada Selasa (10/12) malam.
Pertunjukan yang dikemas dengan konsep ruang terbuka ini tetap berlangsung meski diguyur hujan, menciptakan suasana magis yang memukau penonton.
Pertunjukan ini mengangkat kisah tradisi pengorbanan muda-mudi yang terjadi di Biha, Pesisir Barat, beberapa abad lalu sebelum masuknya Islam.
ADVERTISEMENT
Menurut Yulizar, dramaturg pertunjukan, kisah ini berangkat dari tradisi lokal yang dilakukan untuk menghentikan bencana kemarau panjang.
"Pada masa itu, masyarakat percaya bahwa pengorbanan darah sepasang muda-mudi dapat menyuburkan tanah dan menghentikan kemarahan dewa," jelas Yulizar.
Ia menambahkan, pertunjukan ini merupakan refleksi budaya sekaligus afirmasi sejarah untuk menghubungkan generasi muda dengan akar kulturalnya.
"Yang paling penting adalah bagaimana generasi muda bisa bersilaturahmi dengan peristiwa budaya dan masa lalu mereka," tambahnya.
Teater “Ritual of Biha” adalah bagian dari program Lab Indonesiana yang dikelola Lab Teater Ciputat (LTC) 2024 dengan pendanaan dari Manajemen Talenta Nasional.
Proses kreatifnya dimulai sejak Agustus 2024 melalui riset literatur di Biha, penulisan naskah, hingga latihan intensif selama tiga bulan.
Lentera Dzulqarnain, salah satu aktor utama, mengaku sangat bangga terlibat dalam program ini.
“Ketika pertama kali mendapat kabar lolos program ini, saya sangat senang. Ini adalah program besar dan bergengsi,” ujar Lentera.
Ia menjelaskan, proses penciptaan teater melibatkan perpaduan cerita rakyat lokal dengan elemen universal seperti tarian dunia dan suara-suara ritual.
“Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa di setiap tempat dan zaman, pengorbanan diperlukan untuk mencapai keselamatan,” katanya.
Sementara itu, Budayawan Lampung, Iswadi Pratama turut memberikan apresiasi atas pertunjukan ini.
Menurutnya, ini adalah salah satu pertunjukan teater di ruang terbuka yang berkualitas selama Universitas Lampung berdiri.
"Pertunjukan ini menunjukkan bahwa kampus seharusnya menjadi laboratorium pendidikan dan kebudayaan, bukan sekadar ruang formal akademik. Malam ini, Universitas Lampung mendekatkan dirinya pada marwah sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan," kata Iswadi.
"Saya percaya, jika ada orang yang ingin menyaksikan teater serius di Indonesia, datanglah ke Lampung. Pertunjukan ini membanggakan dan mengharukan," tambahnya
Pertunjukan “Ritual of Biha” tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi upaya pelestarian budaya lokal. (Cha/Ansa)
ADVERTISEMENT