Konten dari Pengguna

Literasi Digital pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Lanang Patih Sadelih
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-Prodi sistem informasi
11 Oktober 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lanang Patih Sadelih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital ini, literasi digital menjadi hal yang sangat vital, termasuk di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Literasi digital tidak hanya berkaitan dengan keterampilan menggunakan perangkat gadget, tetapi sepantasnya membaur tentang bagaimana membuat teknologi tersebut menolong sesi belajar mengajar maupun aktivitas sehari-hari. Bagi PTKI, hal ini berupa keuntungan yaitu perihal menjadi celah untuk menaikan mutu pendidikan dan menambah jangkauan dakwah. Akan tetapi berdampaknya pada beragam tantangan di dunia maya menyerupai penyebaran hoaks dan radikalisme jaringan. Namun, menjawab tantangan tersiah dari sisi infrastruktur dan keterampilan sesuai merujuk merupakan hal yang patut diperhatikan.
ADVERTISEMENT
1. Literasi Digital sebagai Kunci Peningkatan Kualitas Pendidikan
Literasi digital memberikan kesempatan besar bagi mahasiswa PTKI untuk mendapatkan akses ke berbagai sumber pembelajaran yang lebih luas. Sebagaimana yang diuraikan dalam jurnal yang ditulis oleh Nurhadi dan Murtadho (2019), mahasiswa yang memiliki literasi digital dapat lebih mudah mengakses jurnal ilmiah, artikel, dan buku digital yang berkaitan dengan studi Islam. Akses yang mudah ini memungkinkan mereka untuk memperkaya pemahaman mereka tentang agama, tidak hanya dari perspektif lokal, tetapi juga dari sudut pandang global. Hal ini sangat penting dalam menghadapi dinamika perkembangan ilmu pengetahuan di era modern.
Selain itu, literasi digital juga membantu dosen dan pengajar di PTKI dalam memperbarui metode pengajaran mereka. Teknologi dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Penggunaan platform daring, seperti kelas virtual dan materi pembelajaran digital, memungkinkan dosen untuk memberikan pengajaran yang lebih fleksibel dan efisien. Dengan literasi digital, baik dosen maupun mahasiswa dapat lebih mudah berkolaborasi dan bertukar informasi, meskipun berada di lokasi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
2. Tantangan Penerapan Literasi Digital di PTKI
Walaupun literasi digital membawa banyak manfaat, penerapannya di PTKI tidak terlepas dari sejumlah tantangan. Menurut Muslih (2018), salah satu hambatan utama adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai. Banyak PTKI yang terletak di daerah dengan keterbatasan teknologi, sehingga sulit untuk mengimplementasikan literasi digital secara optimal.
Selain masalah infrastruktur, kemampuan literasi digital di kalangan mahasiswa dan dosen juga masih kurang. Tidak semua dosen di PTKI memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknologi untuk mengajar. Banyak di antara mereka yang lebih terbiasa dengan metode pengajaran tradisional dan belum siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ini mengakibatkan proses digitalisasi di PTKI berjalan lambat dan belum merata.
ADVERTISEMENT
3. Literasi Digital sebagai Alat untuk Menangkal Hoaks dan Radikalisme
Di sisi lain, literasi digital juga memiliki peran penting dalam melawan penyebaran informasi palsu dan radikalisme di dunia maya, seperti yang dijelaskan dalam penelitian oleh Nurhadi dan Murtadho (2019), dunia digital sering kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menyebarkan hoaks dan ideologi radikal. Mahasiswa PTKI, sebagai calon ulama dan intelektual muslim, perlu dibekali dengan literasi digital yang baik agar mampu memilah informasi yang benar dan menolak konten yang berbahaya.
Dengan literasi digital yang kuat, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan di dunia maya. Mereka bisa aktif dalam menyebarkan pesan Islam yang damai, toleran, serta melawan ide-ide radikal yang mencoba merusak citra Islam. Literasi digital juga penting untuk mencegah penyebaran konten yang menyesatkan, terutama yang berkaitan dengan agama.
ADVERTISEMENT
4. Pemanfaatan Teknologi untuk Dakwah
Perkembangan teknologi digital juga membuka peluang baru bagi PTKI dalam mengembangkan dakwah. Platform seperti media sosial, blog, podcast, dan video daring bisa digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat luas. Teknologi ini memungkinkan pesan-pesan Islam disampaikan dengan cara yang lebih mudah diterima oleh generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi.
Namun, penting bagi mahasiswa dan dosen di PTKI untuk memahami bahwa dakwah di era digital bukan hanya tentang menyampaikan pesan agama, tetapi juga harus memperhatikan etika dan validitas informasi yang disebarkan. Jangan sampai dakwah yang dilakukan justru memicu kesalahpahaman atau menimbulkan masalah baru di masyarakat.
Kesimpulan
Literasi digital di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam adalah kebutuhan mendesak yang harus segera diperkuat. Literasi digital tidak hanya akan memperkaya proses pembelajaran, tetapi juga membantu mahasiswa dan dosen menghadapi tantangan di dunia maya, seperti hoaks dan radikalisme. Meski demikian, tantangan terkait infrastruktur dan keterampilan harus segera diatasi agar literasi digital bisa diterapkan secara maksimal di PTKI.
Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sumber: https://uinjkt.ac.id/id)