Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Desain Ibu Kota Baru Indonesia dari Pelajar SMP di Ranah Minang
24 September 2019 14:40 WIB
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang – Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kota Solok, Rafii Hamdillah dan Raffi Hamdalah mencoba merancang desain ibu kota baru Indonesia. Dari tangan anak kembar tersebut, lambang Negara, Burung Garuda dijadikan konsep untuk pembangunan ibu kota yang direncanakan pindah ke Kalimantan tersebut.
ADVERTISEMENT
Anak kembar berusia 14 tahun itu, saat ini masih menduduki kelas IX di SMPN 2 Kota Solok. Desain yang mereka rancang, diklaim lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Jika dikaitkan dengan masing-masing struktur bangunan, maka bisa ditempatkan di setiap bagian sudut lambang Garuda Pancasila. Karena pola yang ada pada burung Garuda tersusun rapi dan dinamis,” ujar Rafii Hamdillah kepada Langkan.id saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.
Menurut Hamdillah, setiap setiap bagian yang ada di Burung Garuda, memiliki makna tersendiri. “Kita bisa menyesuaikan antara fungsi suatu bangunan dengan pola yang ada di Burung Garuda. Rancanagan ini juga akan membuka sejarah baru bagi Indonesia,” ungkapnya.
Pola desain yang dirancang anak kembar tersebut, mulai dari kepala, pada bagian mata Burung Garuda, akan dibangun gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Jadi, maknanya, KPK sebagai pengawas, mata Burung Garuda itu tajam dan jeli, untuk itu gedung KPK diletakkan pada bagian mata, agar jeli mengawasi dan memberantas korupsi di Indonesia,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, pada bagian kepada, di sekitar mata, dalam rancangan yang dutunjukkan anak kembar itu kepada Langkan.id , akan dibanguan ruang hijau terbuka. “Dibagian kepala itu, perlu juga kita buat danau, agar lebih indah. Gedung KPK di bagian mata, lalu dikelilingi taman hijau dan juga ada danau,” katanya.
Setelah itu, di bagian leher Burung Garuda, akan dibangun gedung kementerian. “Pada bagian leher, itu jumlah bulunya ada 45. Jadi, karena jumlah kementerian kita banyak, makanya ditempatkan pada bagian leher, itu lebih relevan, kita (Indonesia) butuh bangunan banyak untuk gedung kementerian,” ucap Hamdillah.
Selain untuk memenuhi kebutuhan gedung yang banyak bagi kementerian, Hamdillah juga menilai kementerian itu memiliki integritas, komitmen serta akan ada hubungan antar satu sama lainnya. “Ada interaksi di sini,” ujarnya sambil menunjukkan bagian leher Burung Garuda.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, bagian tengah, pada perisai Burung Garuda, yang menunjukkan pancasila, yaitu yang berlambangkan bintang, dibangun pusat pemerintahan. “Pada bagian tengah, yang terdapat lambang bintang, itu dibangun istana presiden dan dilengkapi dengan rumah ibadah, sebagai bentuk bahwa Indonesia itu toleran terhadap semua agama,” jelasnya.
Artinya, lambang bintang merupakan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Lalu, pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dengan lambang tali rantai, akan dibangun bangunan untuk lembaga struktural atau non kementerian, seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan lainnya.
“Itu sebagai terjemahan dari sila kedua. Tidak hanya itu, bisa juga dibangun pada lambang sila kedua beberapa kantor kedutaan besar, yang mana kita tahu di Jakarta banyak kantor kedutaan. Kalau ibu kota dipindahkan, kantor kedutaan juga termasuk yang akan dipindahkan, agar birokrasi dan kerjasama antar Negara lebih mudah tanpa harus bolak balik Kalimantan dan Pulau Jawa,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, menurut Hamdillah, bagian tersebut dinamakan kawasan keamanan. Bangunan yang ada di sana, itu seperti markas TNI dan Polri.
“Kenapa itu kawasan keamanan? Karena nilai persatuan salah satunya adalah tentang bela Negara.” jelasnya.
Sementara, sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.
Berdasarkan desain yang dirancang anak kembar itu, bagian itu akan dibangun gedung legislative. “Bangunan pada lambang sila keempat, itu lembaga legislatif, yang bersangkutan dengan kerakyatan. Karena lembaga leguslatif merupakan lembaga kinerja untuk memusyawarahkan dan menghasilkan undang-undang yang relevan yang dilaksanakan unsur-unsur Negara,” ungkapnya.
Lalu, sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pada lambang sila kelima, kata Hamdillah, dibangun lembaga yudikatif, dalam rancanagan itu, dinamakan dengan kawasan keadilan.
ADVERTISEMENT
“Selain lembaga yudikatif, untuk perbankan juga akan dibanun di sana, karena itu berhubungan dengan kesejehteraan rakyat,” katanya.
Setelah itu, pada bagian ekor Burung Garuda, menurut Hamdillah perlu dibangun kawasan non kementerian, seperti gedung BMKG, BPBD dan lainnya. “Pada bagian pita yang berada di ekor Burung Garuda, itu lokasi untuk gedung museum,” jelasnya.
Lalu, di bagian ujung-ujung ekor, dilokasikan untuk kawasan ekonomi kreatif.
Tidak hanya itu, anak kembar tersebut juga merancanag pada bagian sayap Burung Garuda direncanakan untuk kawasan perumahan. “Itu akan memudahkan dan terilihat lebih menarik serta jalur transportasi juga lebih mudah, makanya pada bagian sayap diperuntukkan untuk kawasan perumahan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dijelaskan, konsep ibu kota baru, menyesuaikan antara fungsi dan bangunan yang akan didirikan, Setiap bagian yang ada paa Burung Garuda, memiliki makna tersendiri.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya, bahwa desain yang dibuat lebih menutamakan efisien dan ramah lingkungan. “Maksud efisien, adalah memudahkan waktu. Dimana, rancangan desain ibu kota barunya itu membuat konsep transportasi dan birokrasi dibuat semudah mungkin.
“Konsep ini, apa pun bentuk aspek dan birokrasinya akan berjalanan lancar dan mudah,” jelasnya.
Sementara, maksud dari ramah lingkungan, dikatakan Hamdillah, jalan di setiap ibu kota baru dan sudut kota dikondisikan untuk kawasan lingkungan hidup, dan diperbanyak kawasan terbuka hijau.
Raffi Hamdillah dan Raffi Hamdallah tak hanya mendesain tata kota. Namun, juga beberapa desain model bangunan yang mereka buat di atas kertas.
Bahkan, juga ada desain ikon Indonesia, termasuk usulan nama untuk ibu kota baru Indonesia, yaitu Garuda Raya, Garuda Jaya, Raja Ina dan Ina Raya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Hendriyanto orang tua dari anak kembar tersebut mengaku bangga dengan kreativitas anak-anaknya. Meskipun, ide awal muncul dari dirinya.
“Ide awal dari saya, namun mereka yang mengkreasikan, mereka yang meneruskan (ide) serta mengembangkannya. Saya bersyukur punya anak-anak yang luar biasa,” ujarnya kepada Langkan.id .
Menurut Hendriyanto, keluarga selalu mendukung dan memfasilitasi kreatifitas anak-anak mereka, dan tidak pernah membatas-batasi, selagi itu bermanfaat.
“Kebetulan anak-anak ini sering nonton TV, ada informasi pemindahan ibu kota mereka tertarik merancang. Tanya ke saya apa ide yang cocok, maka saya usulkan Burung Garuda. Setelah itu direspon, dirancang, dibeli kertas dan jadilah ini desaim ibu kota baru,” ungkap Hendriyanto. (Irwanda)