Peran Strategis PIK-R dalam Menurunkan Tingginya Angka Stunting di Indonesia

Workshop program genre dan pencegahan stunting bagi remaja. foto sumber : pribadi

Seperti yang sudah kita ketahui, permasalahan stunting di Indonesia merupakan permasalahan yang penting untuk di fokuskan, tingginya kasus stunting mencapai 21.6% pada tahun 2022 (Menurut SSGI) , mengharuskan kita untuk sadar berapa pentingnya permasalahan stunting di sekitar kita.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan berkembang pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).

Stunting disebabkan karena ketidakseimbangan nutrisi ketika anak masih di dalam kandungan. Selain itu, kurangnya pemantauan tumbuh kembang anak serta kurangnya kesadaran untuk hidup bersih dapat beresiko untuk melahirkan anak dengan kondisi stunting. Oleh karena itu, pemantauan gizi pada anak merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN yang bergerak di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga, berencana untuk menurunkan presentase kondisi stunting di Indonesia sampai 14% sebelum Indonesia emas tahun 2045 nanti, salah satunya yaitu melalui lembaga keremajaan.

Antusias mahasiswa UIN Jakarta, Mengikuti Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Universitas. Foto sumber : pribadi

Salah satu lembaga remaja di bawah naungan BKKBN yaitu PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) yang sudah tersebar luas di lembaga-lembaga pendidikan, bertujuan untuk mempersiapkan remaja sehat cerdas dan ceria agar kondisi stunting di Indonesia dapat menurun.

PIK-R bertugas untuk menjadi wadah bagi para remaja, memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan di berbagai bidang, mengenai NAPZA, seks bebas, permasalahan stunting, dll.

PIK-R dikelola, dibuat dan dimanfaatkan remaja untuk menjadi agent of change atau agen perubahan demi meningkatkan kualitas remaja di Indonesia, selain itu PIK-R juga berfokus kepada kenakalan serta permasalahan pada remaja yang sekarang sedang banyak dirasakan oleh remaja.

Sebagai penerus generasi masa depan, remaja diharapkan mampu membawa perubahan besar bagi lingkungan sekitarnya, menjadi konselor bagi masyarakat dalam menurunkan kualitas stunting di Indonesia, menjadi remaja yang berkualitas demi mempersiapkan Indonesia emas tahun 2045.