Konten dari Pengguna

Bisnis Coffeeshop: Tren atau Peluang Jangka Panjang?

Leonardus Bimo
Saya merupakan seorang mahasiswa yang sedang menggeluti dunia kopi
30 Oktober 2024 7:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leonardus Bimo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Aroma kopi yang menggoda, suasana yang nyaman, dan obrolan hangat dengan teman-teman. Siapa yang tidak terpesona dengan pesona sebuah coffeeshop? Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan ledakan popularitas bisnis coffeeshop di berbagai penjuru kota. Namun, di tengah maraknya fenomena ini, muncul pertanyaan krusial: Apakah bisnis coffeeshop hanya sekadar tren sesaat, atau ia memiliki potensi sebagai peluang jangka panjang yang menjanjikan?
ADVERTISEMENT
Memahami Daya Tarik Coffeeshop
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memahami mengapa coffeeshop begitu memikat hati masyarakat urban. Bagi banyak orang, coffeeshop bukan sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi. Coffeeshop telah bertransformasi menjadi ruang sosial yang multifungsi dimana tempat untuk bekerja, belajar, bertemu klien, atau sekadar melepas penat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan kota.
Faktor kenyamanan menjadi kunci utama. Desain interior yang instagramable, alunan musik yang menenangkan, dan tentu saja, aroma kopi yang menggelitik indera penciuman, menciptakan atmosfer yang sulit ditolak. Ditambah lagi dengan tren gaya hidup sehat yang mendorong masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih minuman berkualitas, coffeeshop menawarkan pengalaman menikmati kopi premium yang sulit didapatkan di rumah.
Melihat Lebih Jauh: Potensi Jangka Panjang
ADVERTISEMENT
Meski popularitasnya kini sedang melonjak, bisnis coffeeshop bukanlah fenomena baru. Sejarah mencatat, budaya menikmati kopi di ruang publik telah ada sejak berabad-abad lalu. Yang membedakan adalah bagaimana coffeeshop modern beradaptasi dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kontemporer.
Dari sisi ekonomi, potensi pasar kopi masih sangat besar. Indonesia, sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, memiliki budaya ngopi yang kuat dan terus berkembang. Bahkan di tengah pandemi, industri kopi tetap menunjukkan ketahanannya. Banyak coffeeshop yang berhasil beradaptasi dengan cepat, menghadirkan layanan pesan antar dan penjualan biji kopi untuk diseduh di rumah. Bahkan saat ini brand kopi ternama seperti Kopi Kenangan dan Kopi Janji Jiwa telah turun ke jalan dengan sepeda ikoniknya untuk menjual es kopi susu dengan harga yang ramah dikantong.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar tren, coffeeshop telah menjadi bagian penting dari gaya hidup urban. Kehadiran coffeeshop menjawab kebutuhan akan "third place", yaitu ruang antara rumah dan tempat kerja di mana orang dapat bersosialisasi, bekerja, atau sekadar menikmati kesendirian di tengah keramaian.
Tantangan dan Strategi Bertahan
Seperti bisnis pada umumya, coffeeshop juga memiliki tantangannya sendiri. Persaingan yang semakin ketat, fluktuasi harga bahan baku, dan perubahan selera konsumen adalah beberapa diantaranya. Namun, disitulah letak peluang bagi para pelaku bisnis yang kreatif dan adaptif.
Diferensiasi menjadi kunci. Coffeeshop yang mampu menawarkan pengalaman unik seperti konsep slow bar, menu yang inovatif, kolaborasi dengan komunitas lokal ataupun konsep unik lainnya akan memiliki daya tahan yang lebih kuat. Contohnya ada salah satu coffeeshop kecil di Yogyakarta yang bernama Leambou Coffee. Coffeeshop ini menawarkan suasana yang klasik dan beragam tumbuhan dengan konsep slow bar dimana semua alat yang digunakan juga serba manual alias tidak menggunakan listrik.
ADVERTISEMENT
Inovasi dalam penyajian dan produk juga menjadi faktor penting. Tren minuman berbasis kopi terus berkembang, dari cold brew hingga cofftail. Leambou Coffee mampu menghadirkan variasi menu yang menarik seperti menu kopi susu dengan sirup kawista sehingga menghasilkan rasa manis seperti madu dengan aroma buah kawista yang sangat wangi, serta menu yang masih jarang sekali ada seperti cascara tea dimana minuman tersebut berasal dari kulit kopi yang telah dikeringkan dan diseduh layaknya teh pada umumnya. Selain itu juga ada kombucha yang merupakan minuman fermentasi yang terbuat dari campuran ragi, gula, dan teh yang diendapkan selama satu bulan.
Selain inovasi menu, membangun komunitas dalam sebuah coffeeshop juga tak kalah penting. Coffeeshop yang berhasil menciptakan rasa memiliki di antara pelanggannya, misalnya dengan mengadakan workshop kopi, acara musik akustik, atau diskusi komunitas, akan memiliki basis pelanggan yang lebih stabil dan loyal.
ADVERTISEMENT
Menatap Masa Depan dengan Optimisme
Dilihat dari perkembangan dan potensinya, bisnis coffeeshop tampaknya lebih dari sekadar tren sesaat. Bisnis ini adalah manifestasi dari perubahan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat urban yang terus berkembang. Bagi mereka yang mampu membaca pasar, berinovasi, dan konsisten dalam memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, bisnis coffeeshop menyimpan peluang jangka panjang yang menjanjikan.
Namun, seperti halnya setiap peluang bisnis, kesuksesan tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan passion, kerja keras, dan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi. Bagi para pebisnis atau calon pebisnis coffeeshop, tantangan ke depan adalah bagaimana menciptakan ruang yang tidak hanya menyajikan kopi berkualitas, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan komunitas di sekitarnya.
Pada akhirnya, bisnis coffeeshop bukan sekadar tentang menjual secangkir kopi. Melainkan tentang menciptakan pengalaman, membangun komunitas, dan menjadi bagian dari ritme kehidupan kota yang dinamis. Dengan pendekatan yang tepat, bisnis ini memiliki potensi untuk terus berkembang dan bertahan, jauh melampaui status tren sesaat.
ADVERTISEMENT