Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
GEBYAR SETENGAH WINDU LEPPAMI : Berkarya dalam HMI, Mengabdi untuk Bangsa
22 Mei 2018 1:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Berita Kita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puncak Kenteng Songo saat Deklarasi Pendirian LEPPAMI 17 Mei 2014 (Koleksi Foto: Imam Hasan/Aduy)
ADVERTISEMENT
Jakarta – Pada 17 Mei 2014 lalu, 8 kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berinisiatif untuk mengejawantahkan gagasannya dalam sebuah kegiatan yang bertajuk Jambore Nasional I LEPPAMI bertemakan “Muhasabah Dalam Jejak”. Kegiatan tersebut sukses terlaksana di Gunung Merbabu Jawa Tengah dan dihadiri juga anggota-anggota PMII Cabang Semarang. Dalam kegiatan saat itu melahirkan sebuah komitmen bersama untuk Mendeklarasikan Pendirian LEPPAMI (Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam) sebuah Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dalam tubuh HMI.
Tahun ini genap setengah windu sudah LEPPAMI berdiri sejak dideklarasikan dan sudah tersebar puluhan cabang diseluruh Indonesia, dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Papua Barat. Sesuai dengan keterangan salah satu penggagas sekaligus Direktur Eksekutif Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) LEPPAMI, Ichwan Abdillah yang mengatakan “LEPPAMI lahir karena sebuah kegelisahan kader-kader HMI akan dinamika politik yang kurang membangun dalam 3 tahun kebelakang sebelum LEPPAMI berdiri yakni maraknya dualisme kepemimpinan dalam tubuh HMI baik ditingkat nasional maupun tingkat cabang. Selain itu sangat dibutuhkan wadah bagi kader HMI yang fokus dalam gerakan pecinta alam terbukti hari ini sudah lebih dari 30 cabang yang berdiri sejak dideklarasikan di gunung merbabu 4 tahun silam”.
Bersama Anggota PMII Cabang Semarang dalam Deklarasi Pendirian LEPPAMI (Koleksi Foto: Imam Hasan/Aduy)
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan lain Budi Nur Hadi Wibowo, yang juga salah satu penggagas berdirinya LEPPAMI memberikan pernyataan yang selaras dengan pernyataan Ichwan Abdillah. “Tepat sekali yang dikatakan Direktur Eksekutif BAKORNAS LEPPAMI PB HMI (Ichwan Abdillah). Perlu diketahui juga mengapa Gunung Merbabu dipilih menjadi tempat deklarasi LEPPAMI. Dikarenakan Gunung Merbabu merupakan titik temu dari 4 kabupaten itu yang mengartikan bahwa LEPPAMI hadir dengan menyatukan 4 unsur yakni Ke-HMI-an, Ke-Indonesia-an, Ke-Pecinta Alam-an, dan Ke-Pariwisata-an” tegas Budi Nur Hadi Wibowo.
Ichwan juga menceritakan bahwa Ketua Umum PB HMI, R. Saddam Al-Jihad pernah mengatakan harapannya terhadap hadirnya LEPPAMI ketika beliau menjadi Koordinator Carateker Pendirian BAKORNAS LEPPAMI PB HMI saat pembentukan kepanitiaan JMN (Jambore dan Musyawarah Nasional) LEPPAMI 2016. “…Saat saya ditunjuk sebagai Koordinator Carateker Pendirian BAKORNAS LEPPAMI pada rapat harian PB HMI tanggal 17 Mei 2016 dan bertepatan Milad ke-2 LEPPAMI, terbayang oleh saya bahwa para anggota LEPPAMI adalah kader yang berbeda dengan kader-kader yang berbeda dari Kader HMI pada umumnya yang mempunyai visi membangun Himpunan, maka dari itu saya sangat bersemangat untuk mensukseskan Musyawarah Nasional LEPPAMI yang pertama ini…” penggalan harapan R. Saddam Al-Jihad 2 tahun silam.
ADVERTISEMENT
Tentunya lembaga baru pastinya banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dilakukan dalam penguatan dan pengokohan pondasi internal. “Diumur yang sanggat muda ini, tentu LEPPAMI mempunyai banyak sekali PR (pekerjaan rumah). Bisa dikatakan hari ini adalah fase penguatan pondasi internal. Bagaimana rumitnya tantangan LEPPAMI hari ini untuk penguatan pondasi internal dengan para anggota yang usia dan pengalamannya tidak seperti pengalaman yang dimiliki para pendiri WANADRI saat mendirikan WANADRI. Tugas yang sangat besar dan yang cukup rumit LEPPAMI secara nasional adalah membuat Pedoman Perkaderannya sendiri yang kami sebut Pedoman Pendidikan Latihan Khusus (DIKLATSUS) agar selaras bagi seluruh cabang. Dan Alhamdulillah berkat beberapa studi banding dengan Kelompok Pecinta Alam baik dari Mapala atau komunitas kami mampu menyusunnya namun itupun kami menyadari bahwa jauh dari kata sempurna” Tutup Ichwan Abdillah
ADVERTISEMENT