Konten dari Pengguna

Model Struktur dan Desain kerja Bagi Milenial di Pemda Provinsi Jawa Barat

Lia Fitrianingrum
Analis Kebijakan ahli muda Pemerintah Propinsi Jawa Barat
7 November 2022 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lia Fitrianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Dokpim Biro Administrasi Pimpinan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Dokpim Biro Administrasi Pimpinan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
ADVERTISEMENT
Generasi Milenial mulai mendominasi di dunia kerja saat ini yang akan dapat membawa perubahan pola pikir atau mindset di masa kini dan masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan generasi milenial memiliki keunikan dan karakteristik, yang membuat para milenial ini berbeda dibanding generasi sebelumnya, seperti dalam bersikap, berpendapat dan berpandangan dalam karir. Perilaku kerja dan penguasaan terhadap teknologi yang sangat baik dapat menjadi pembentuk budaya kerja baru di masa kini dan masa depan. Di dunia kerja, milenial seringkali disebut sebagai job hoppers atau seseorang yang suka berpindah pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Jika melihat pada karakteristik milenial, maka akan menjadi menarik ketika milenial berada pada instansi pemerintah yang identik dengan birokrasi yang kaku dan tidak mudah untuk melakukan perubahan. Semenjak milenial masuk dalam birokrasi, maka sangat penting bagi organisasi publik untuk menggantikan gaya hierarki tradisional, struktur dan proses konvensional, ruang kerja statis, mentoring berbasis senior dan pertumbuhan karir yang kaku, ke lingkungan kerja yang lebih dinamis bagi milenial. Sudah saatnya organisasi publik mulai membuat strategi seperti campur tangan senior yang lebih rendah dalam gaya kerja milenial, pendampingan dua arah dan tempat kerja kolaboratif, untuk memenuhi persyaratan dan harapan dari generasi Milenial. Ketika organisasi memahami karakter dan kebutuhan Milenial, maka hal tersebut tidak hanya akan menumbuhkan rasa keterikatan (engage), tetapi juga meminimalisir keinginan untuk keluar dari organisasi. Menemukan model desain kerja yang paling ideal bagi tenaga kerja milenial menjadi sangat penting bagi organisasi untuk mendapatkan level work engagement paling tinggi.
ADVERTISEMENT
Model Job Characteristics yang menekankan pada struktur dan desain pekerjaan bagi milenial menjadi solusi saat ini. Model ini juga sebagai faktor kunci untuk memunculkan dan mempertahankan motivasi pegawai milenial. Mendesain pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik milenial juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi bekerja generasi ini. Pekerjaan yang didesain dengan baik, memuat seluruh elemen yang diperlukan aparatur milenial untuk memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis, sehingga aparatur milenial akan termotivasi untuk bekerja.
Generasi milenial mendominasi kondisi birokrasi saat ini, begitupun di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang memiliki PNS generasi X sebanyak 64, 18% dan Generasi Y sebanyak 20,15% dan jumlah ini akan terus meningkat terutama generasi Y. Peningkatan proporsi aparatur dari kalangan milenial diprediksi dapat mengubah pola dan cara kerja birokrasi, seperti perubahan jam kerja yang jauh lebih fleksibel serta perubahan tempat kerja yang mendukung diskusi dan sharing informasi. Kehadiran generasi milenial sebagai generasi dominan menjadi energi baru bagi ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Selain menimbulkan energi baru juga memiliki tantangan tersendiri untuk bisa menciptakan lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik generasi milenial ini. Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang menuju organisasi yang lebih agile dengan mekanisme kerja team of teams seperti amanah Peraturan Gubernur Nomor 181 Tahun 2021 tentang Tata Hubungan Kerja Antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, Dan Jabatan Fungsional Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Kebijakan mekanisme kerja baru yang lebih flat dengan model kolaborasi menjadi penguatan model struktur dan desain kerja yang dapat mengakomodir kebutuhan aparatur milenial dalam bekerja.
ADVERTISEMENT
Selain dukungan regulasi, penerapan struktur yang flat berbasis kolaborasi dengan desain pekerjaan berdasarkan personal dan work values milenial dilakukan dengan penyesuaian pada 5 (lima) dimensi pekerjaan. Pertama, Keragaman keterampilan (skill variety) , dengan mendesain pekerjaan yang mengakomodir berbagai macam ketrampilan seperti penyediaan pelatihan sebagai bentuk reward dan aparatur milenial ini sangat menyukai tantangan yang dapat mengeksplorasi kemampuan dan kebutuhan serta menyukai pengalaman baru dalam melakukan pekerjaannya.
Kedua Identitas tugas (task identity), memiliki kejelasan alur dalam proses pencapaian hasil/tujuan organisasi,. Aparatur milenial yang terlibat lebih banyak tahap dalam alur pekerjaan di birokrasi akan merasa bahwa mereka memberikan kontribusi untuk organisasi, sehingga timbul rasa bangga dengan hasil pekerjaan yang dilakukan. Jika dilihat dari segi personal values dan work preferences, para milenial cenderung mencari kebermaknaan dalam pekerjaan, berorientasi pada prestasi/hasil, menyukai kepemimpinan dan pengambilan keputusan secara kolaboratif, terbiasa dengan hubungan yang setara/tidak membeda-bedakan, dan akan loyal jika merasa puas dalam pekerjaannya. Melibatkan aparatur milenial dalam pengambilan keputusan terkait dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan juga dapat meningkatkan rasa puas sehingga aparatur milenial akan bersikap lebih loyal pada organisasi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Signifikansi tugas ( task significance ) menghubungkan dengan penerima manfaat dari hasil pekerjaan, sehingga aparatur milenial mampu melihat dampak dari apa yang dikerjakan terhadap penerima manfaatnya. Desain pekerjaan yang menghubungkan aparatur milenial dengan penerima manfaat dari pekerjaan dapat meningkatkan motivasi, mengingat generasi milenial merupakan generasi yang peduli dan bertanggung jawab dengan lingkungan sosial
Keempat, Otonomi (autonomy) dengan memberikan fleksibilitas dalam hal metode dan waktu pelaksanaan. Aparatur milenial merupakan generasi yang mudah beradaptasi. Peran para pejabat pimpinan tinggi atau pejabat administrator di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menjadi sangat penting dalam memberikan kesempatan kepada aparatur milenial untuk mencoba berbagai metode dalam menyelesaikan pekerjaan, serta bijaksana dalam mendidik aparatur milenial di lingkungan birokrasi sehingga tercipta kondisi kolaborasi, dan mengubah karakter birokrasi menjadi berorientasi pada hasil.
ADVERTISEMENT
Kelima, umpan balik (feedback) dalam penyelesaian pekerjaan. Disini Pimpinan Tinggi atau pejabat administrator dapat memberikan pendampingan selama aparatur milenial melaksanakan pekerjaannya dan menyediakan informasi serta mampu mengidentifikasi seberapa konsisten pekerjaan dilakukan, apa yang harus diperbaiki dari kekurangan, serta adanya reward yang jelas.
Mendesain pekerjaan berdasarkan personal dan work values aparatur milenial dengan struktur yang flat berbasis kolaborasi menjadi salah satu langkah yang diambil dan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menghadapi milenial yang mulai mendominasi. Ketercapaian engagement dan motivasi intrinsik pegawai milenial melalui desain pekerjaan yang tepat menjadi energi baru dan membuka peluang perbaikan cara kerja birokrasi pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat yang lebih efektif dan efisien berbasis kolaborasi.
ADVERTISEMENT