Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Korean Wave: Remaja Milenial atau Masyarakat Harus Sadar Dengan Budayanya
19 November 2024 17:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Libya Desti Faradilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Korean wave atau Hallyu merupakan istilah yang menyebarluaskan budaya populer Korea melalui produk hiburan seperti film, serial drama, style dan musik. Popularitas budaya Korea menjadi booming 4 tahun belakangan ini di Indonesia, khususnya menyerang remaja milenial Indonesia yang pada umumnya menyukai K-Pop dan K-drama. Budaya Korea ini apakah menjadi penghambat bagi remaja untuk mengembangkan budaya lokal kita?
ADVERTISEMENT
Tanpa disadari masyarakat umum atau lebih tepatnya remaja yang terkena Korean Wave ini telah banyak mengkonsumsi budaya Korea dengan lagu, serial drama, bahkan produk kecantikan yang masuk ke pasar Indonesia. Penyebaran terjadi dengan cepat melalui teknologi yang kian lama makin maju. Media sosial digital sudah menjadi salah satu tempat akses dengan mudah menerima informasi budaya asing yang masuk. Sehingga, banyak dampak yang terjadi dari korean wave baik secara positif maupun negatif.
Yang menjadi sorotan kini dampak negatif lebih dominan dari pada dampak positifnya. Banyak pikiran remaja menjadi lebih fanatisme terhadap budaya Korea hingga lupa dalam segala hal terutama dalam jiwa identitas nasionalnya sebagai generasi muda penerus bangsa. Hal itulah yang menjadi tamparan bagi remaja kita untuk lebih melek akan pengetahuan dan penanaman diri atas rasa cinta tanah air.
ADVERTISEMENT
Budaya lokal juga mampu memberi kualitas dan popularitas yang sama jika para masyarakat dan remaja memberikan segala perhatian terhadap budaya lokal. Kesadaran yang ditanamkan ke diri tiap masyarakat bagaimana cara produk lokal bisa menyaingi produk asing. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk sadar akan budaya kita sendiri yang harus dilestarikan dengan mengikuti arus trend agar lebih menarik perhatian.
Salah satu contoh yang bisa saya berikan yaitu melestarikan kain batik kita yang telah menjadi warisan budaya yang melekat pada Indonesia. Kini masyarakat atau bahkan remaja Indonesia sudah baik dalam memanfaatkan budaya lokal dengan melihatkan kain batik sebagai salah satu fashion trendy yang tidak kalah bagus dari fashion style Korea. Hal itulah yang seharusnya menjadi kesadaran bagi remaja-remaja atau bahkan masyarakat untuk lebih mengenalkan budaya kita kepada negara asing.
ADVERTISEMENT
Sadar dengan budaya lokal menjadikan pribadi kita sebagai warga negara Indonesia menjadi lebih kuat akan tantangan yang memperkuat identitas kita sebagai negara yang kaya akan budaya. Dengan demikian budaya kita tetap terjaga tanpa adanya goyangan budaya lain yang ikut masuk ke dalam.
Libya Desti Faradilla, Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta