Site Reliability Engineer, Garda Depan Sebuah Aplikasi

3 September 2019 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Site Reliability Engineer, Garda Depan Sebuah Aplikasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Seperti bangunan, website atau aplikasi juga harus memiliki pondasi yang kuat di belakangnya. Fungsinya, agar ketika dikunjungi oleh banyak orang dalam waktu bersamaan aplikasi atau website tersebut tidak down dan tetap bisa berjalan sesuai fungsinya. Di sinilah peran Site Reliability Engineer (SRE) sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Perannya yang bekerja di balik layar, membuat profesi SRE tidak banyak diketahui orang. “Bisa dibilang SRE itu bekerja lebih di balik layar daripada developer. Tapi kita adalah garda terdepan saat website atau aplikasi ada problem,” ujar Martono Wibowo, Site Reliability Engineer kumparan.
Berbeda dengan frontend atau backend engineer, SRE adalah engineer yang menjadi penghubung antara developer dan operation. “SRE harus bisa menerapkan konsep software engineering dalam membangun infrastruktur aplikasi atau website agar lebih reliable,” lanjutnya.
Di kumparan, SRE juga bertanggung jawab untuk memastikan semua infrastructure production atau development dapat berjalan dengan baik dan cepat. Maka dari itu, tidak jarang seorang SRE harus siaga 24 jam sehari agar cepat tanggap ketika aplikasi atau website menghadapi problem.
ADVERTISEMENT
Sama seperti backend engineer, seorang SRE juga dituntut mampu menganalisa masalah yang terjadi pada aplikasi. “SRE itu harus bisa menganalisa masalah, supaya bisa kasih suggest ke developer ketika aplikasi atau website kena masalah,” jelas lulusan Diploma Teknik Komputer IPB ini.
SRE juga harus mengetahui flow dan cara kerja sebuah website atau aplikasi, jadi mereka bisa mengerti fungsinya dan apa saja yang dibutuhkan agar infrastrukturnya dapat bertahan meskipun banyak visitor yang masuk dalam satu waktu.
Saat mewakili kumparan menjadi pembicara di event AWS Group Jakarta Meet Up Agustus lalu.
“Memahami barisan coding juga dibutuhkan seorang SRE, meskipun tidak urgent. Ini salah satu cara untuk mengerti flow kerja aplikasi,” papar Martono.
Bergabung sejak Februari 2018, pengalaman yang paling diingat Martono adalah ketika kumparan melakukan migrasi sistem pada website dan aplikasi. “Waktu itu kerasa banget teamwork-nya, semuanya kerja bareng-bareng padahal sehari-hari kerjanya remote dari banyak tempat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Bagi ayah satu putri ini, seorang SRE harus mengetahui dan paham sistem operasi Linux karena aplikasi yang digunakan sebagian menggunakan Linux. “Konsep tentang coding juga perlu karena SRE dibutuhkan untuk buat tools dengan bash script, nodejs, perl atau python,” jelasnya lagi.
Saat ini, Martono dibantu oleh satu SRE lagi, Aryo Kusumo. Meskipun dapat berjalan, namun dua orang masih dianggap belum cukup untuk memenuhi tugas-tugas SRE yang harus siaga setiap waktu. Untuk itu, kumparan membuka satu lowongan untuk posisi SRE. Tertarik jadi bagian tim SRE kumparan? Klik kum.pr/join sekarang!