Konten dari Pengguna

Pengaruh Sistem Saraf Terhadap Emosi dan Persepsi

LILI MARATUS SOLIKHAH
Mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya
27 November 2024 10:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LILI MARATUS SOLIKHAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Otak Manusia. Sumber Ilustrasi: pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otak Manusia. Sumber Ilustrasi: pixabay.
ADVERTISEMENT
sistem saraf merupakan pusat pengendalian yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk emosi dan persepsi. Sebagai jaringan yang kompleks, sistem saraf bertanggung jawab untuk menerima, memproses, dan merespons rangsangan internal maupun eksternal. Dalam kaitannya dengan emosi, sistem saraf, terutama sistem limbik, memainkan peran penting dalam mengatur respons emosional seperti kebahagiaan, kesedihan, dan ketakutan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, persepsi, yang melibatkan proses memahami dan menafsirkan informasi sensorik, sangat bergantung pada kerja sistem saraf dalam mengolah sinyal dari pancaindera. Pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara sistem saraf, emosi, dan persepsi tidak hanya memberikan wawasan mengenai cara manusia berinteraksi dengan dunia, tetapi juga menjadi landasan penting dalam bidang psikologi, kedokteran, dan neurosains untuk menangani gangguan yang terkait. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi terkait pengaruh sistem saraf terhadap emosi dan persepsi Yuk baca artikel di bawah ini
SISTEM SARAF DAN EMOSI
Emosi adalah respons psikologis terhadap rangsangan eksternal atau internal yang penting bagi individu. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak memiliki beberapa struktur yang sangat terlibat dalam pengolahan emosi, seperti amigdala, korteks prefrontal, dan hipotalamus. Amigdala berperan sebagai pusat pengolahan emosi, memproses rangsangan emosional seperti rasa takut atau kebahagiaan, yang kemudian mempengaruhi reaksi fisik tubuh, seperti detak jantung atau respon motorik (Wen et al., 2024).
Sistem Saraf dan Emosi. Sumber Ilustrasi: pngtree.
Gambar diatas menggambarkan ilustrasi otak manusia yang terlihat jelas dengan warna-warna yang berbeda di beberapa bagiannya, yang mungkin menunjukkan aktivitas otak. Gelombang energi yang terlihat mengarah ke otak menunjukkan interaksi antara gelombang otak dan rangsangan eksternal, mengindikasikan pemrosesan informasi atau aktivitas mental. Desain ini menggambarkan hubungan antara proses kognitif, emosi, dan aktivitas neural di dalam otak manusia.
ADVERTISEMENT
Emosi juga dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak disadari, seperti pernapasan dan detak jantung. Sistem saraf otonom ini bekerja secara langsung dengan otak, termasuk pengaturan emosi melalui respons fisiologis, yang dikenal sebagai reaksi otonom terhadap rangsangan emosional. Hal ini memperlihatkan bagaimana emosi dan respons fisiologis saling berhubungan.
PERSEPSI DAN SENSASI
Persepsi adalah proses kompleks yang melibatkan pengolahan informasi yang diterima melalui indra kita, yang kemudian diterjemahkan oleh otak menjadi pengalaman subjektif tentang dunia di sekitar kita. Sensasi, yang merupakan rangsangan awal dari lingkungan eksternal seperti cahaya, suara, atau sentuhan, menjadi dasar dari proses persepsi ini. Ketika indra kita menangkap rangsangan tersebut, informasi ini dikirimkan ke sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Di otak, informasi ini diproses lebih lanjut, melalui jalur saraf yang membawa sinyal sensorik ke berbagai bagian otak yang terkait dengan masing-masing jenis rangsangan. Misalnya, cahaya yang diterima oleh mata akan dikirim ke korteks visual di bagian otak belakang untuk diproses menjadi gambaran visual yang dapat dikenali. Proses pengolahan ini memungkinkan kita untuk mengenali dan merespons berbagai rangsangan dari dunia luar, tetapi persepsi tidak hanya bergantung pada data sensorik yang diterima. Informasi tersebut kemudian disaring dan ditafsirkan oleh otak dalam konteks pengalaman masa lalu dan pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi bukan hanya tentang apa yang kita lihat atau rasakan, tetapi juga bagaimana otak mengorganisasi dan memberi makna pada informasi sensorik tersebut untuk menciptakan pengalaman yang lebih terstruktur dan bermakna.
ADVERTISEMENT
INTERAKSI ANTARA EMOSI DAN PERSEPSI
Emosi dan persepsi saling berinteraksi dalam cara yang sangat kompleks dan mempengaruhi bagaimana kita merasakan dan memahami dunia di sekitar kita. Salah satu contoh interaksi ini dapat dilihat ketika emosi, seperti rasa takut, memengaruhi cara kita memproses informasi sensori. Dalam situasi yang menimbulkan rasa takut atau ancaman, persepsi kita terhadap lingkungan sekitar akan berubah, di mana kita menjadi lebih peka terhadap potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan kita. Misalnya, suara yang tidak biasa atau gerakan kecil di sekitar kita dapat dianggap sebagai ancaman potensial, bahkan jika itu tidak berbahaya. Fenomena ini menunjukkan bahwa emosi, terutama yang berhubungan dengan ancaman atau bahaya, dapat mempercepat proses persepsi terhadap rangsangan eksternal, yang memungkinkan kita untuk merespons lebih cepat terhadap situasi berisiko. Sebaliknya, persepsi kita terhadap situasi atau rangsangan tertentu juga dapat memperkuat atau mengubah emosi yang kita rasakan. Zimmermann et al. (2024) menjelaskan bahwa interaksi antara emosi dan persepsi ini sangat penting dalam pengaturan respons tubuh kita terhadap dunia luar, serta dalam mengatur cara kita merasakan dan merespons stres atau ancaman.
ADVERTISEMENT
Interaksi antara emosi dan persepsi ini diatur dengan sangat hati-hati oleh otak, khususnya melalui komunikasi antara struktur otak yang terkait dengan emosi, seperti amigdala, dan bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan dan pengendalian emosi, seperti korteks prefrontal. Dalam situasi yang menakutkan atau berbahaya, amigdala akan cepat merespons dengan memicu reaksi fisik tubuh, seperti detak jantung yang lebih cepat atau ketegangan otot, untuk mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman. Chen et al. (2024) menjelaskan bahwa hubungan antara amigdala dan korteks prefrontal ini sangat penting dalam pengendalian emosi dan pengolahan persepsi, yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan respon emosional mereka sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi
KESIMPULAN
Biopsikologi memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana otak dan sistem saraf memengaruhi emosi dan persepsi kita, dengan fokus pada interaksi kompleks yang terjadi di dalam tubuh dan otak. Struktur otak seperti amigdala, yang berperan dalam mendeteksi ancaman dan merespons secara emosional, serta korteks prefrontal, yang berfungsi untuk menilai dan mengatur respons emosional, memainkan peran penting dalam pengolahan dan pengendalian emosi kita. Amigdala bekerja dengan cepat merespons rangsangan emosional, sementara korteks prefrontal bertanggung jawab untuk mengevaluasi informasi dan memutuskan bagaimana kita harus merespons secara rasional. Di sisi lain, persepsi melibatkan pengolahan informasi yang kompleks dari dunia sekitar, yang dimulai dengan sensasi yang diterima melalui indra dan kemudian diproses di berbagai bagian otak. Persepsi ini tidak hanya dipengaruhi oleh input sensorik, tetapi juga oleh pengalaman, pengetahuan, dan konteks yang ada, yang memungkinkan kita untuk menafsirkan dunia di sekitar kita secara subjektif. Interaksi antara emosi dan persepsi menunjukkan bahwa otak tidak hanya mengatur reaksi fisik terhadap rangsangan, tetapi juga mempengaruhi cara kita memahami dan merasakan dunia, termasuk bagaimana kita menilai ancaman, mengatasi stres, atau merespons rangsangan positif
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Chen, Y., Li, M., & Guo, K. (2024). Exploring the mechanisms and current status of acupuncture in alleviating tumor metabolism and associated diseases: Insights from the central nervous system and immune microenvironment. SLAS Technology, 100208.
Wen, X., Wang, Y., & Liu, C. (2024). The relationship between emotions and HRV under the stimulation of bra images. International Journal of Industrial Ergonomics, 103633.
Zimmermann, B., Castro, A. N. C., Lendez, P. A., Carrica Illia, M., Carrica Illia, M. P., Teyseyre, A. R., Toloza, J. M., Ghezzi, M. D., & Mota-Rojas, D. (2024). Anatomical and functional basis of facial expressions and their relationship with emotions in horses. Research in Veterinary Science, 105418.
ADVERTISEMENT