Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ribuan Santriwati Gontor Siap Jadi Diplomat Indonesia
15 April 2018 23:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari lisa kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perpisahan dengan Santriwati Gontor Putri (sumber: pribadi)
ADVERTISEMENT
Ribuan santriwati Gontor siap menjadi Diplomat Indonesia. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka dalam mengikuti kuliah dan cara mereka menjawab dan menganalisis studi kasus yang dilemparkan oleh diplomat Kemlu dalam “Program Kunjungan dan Tukar Pikiran” ke Gontor, 12-16 April 2018.
Sejumlah 18 diplomat perempuan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengajar dan membagi pengetahuan dengan para santriwati Gontor Putri. Tidak disangka animo para santriwati Gontor yang terbagi dari jenjang SMP hingga kuliah, sangat besar. Mereka serius mengikuti pemaparan dan simulasi sidang internasional, serta aktif bertanya dan berdiskusi dalam menyelesaikan studi kasus yang diberikan.
Diplomat Perempuan Indonesia (sumber: pribadi)
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya oleh Nona Gae Luna, salah satu diplomat, “Siapa yang mau ke luar negeri?” Ribuan santriwati tersebut dengan lantang dan penuh semangat menjawab “Mauuuuuuu”.
Fitriyani Darmawan, salah seorang diplomat pengajar menyampaikan kesannya mengenai para santriwati yang dinilai berdedikasi tinggi.
“Mereka memiliki etos kerja tinggi, dan penuh percaya diri. Hal ini menjadi modal penting sebagai Diplomat Indonesia yang harus siap berkorban demi kepentingan bangsa dan negara,” ucap Fitri.
Dalam kesempatan langka itu, mahasiswi Gontor juga bertanya tantangan apa yang dihadapi diplomat perempuan dan bagaimana mengatasinya. Disampaikan bahwa diplomat perempuan Indonesia menghadapi tantangan yang sama seperti profesi lain. Di antaranya adalah membagi waktu dan perhatian antara keluarga dan pekerjaan. Karenanya, penting untuk diplomat perempuan menentukan skala prioritas dan pembagian waktu yang efektif.
ADVERTISEMENT
Namun, perempuan Indonesia patut bersyukur karena pernah mempunyai Presiden perempuan dan saat ini memiliki Menlu perempuan sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk menjadi apa saja, tidak perlu takut dan ragu dalam menggapai cita-cita.
Santriwati Gontor Putri (sumber: pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam mengajar dan bertukar pikiran, para diplomat perempuan tersebut memberikan materi mengenai perlindungan WNI di luar negeri; isu Palestina; media, digitalisasi dan diplomasi; Indonesia, regionalisme, dan diplomasi ekonomi; radikalisme global; kondisi ketenagakerjaan Indonesia di luar negeri; apa itu diplomasi; apa pekerjaan diplomat; teori public speaking; simulasi sidang internasional; dan sharing pengalaman menjadi diplomat.
Diplomat Perempuan Mengajar (sumber: pribadi)
Diplomat Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk sekaligus mensosialisasikan kebijakan luar negeri Indonesia dan mengenal lebih jauh pondok modern Gontor sebagai salah satu institusi pendidikan dan keagamaan terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain mengajar, para diplomat perempuan tersebut juga mengikuti rangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh Pengurus Pondok Pesantren Putri, mulai dari salat Subuh berjemaah, olahraga panahan, kultum (kuliah 7 menit) serta tadarus bersama.
Diharapkan, program kolaborasi antara Kemlu RI dan Pondok Modern Gontor akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Bagi para santriwati, program pengajaran diplomat akan membuka wawasan mengenai kebijakan luar negeri Indonesia serta peran dan pekerjaan diplomat perempuan, termasuk tantangan yang dihadapi. Sementara, bagi para diplomat hal ini akan menambah pengetahuan dan mendekatkan dengan salah satu kelompok pemangku kepentingan di Indonesia.