Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Teori Belajar Kognitif dan Pendekatan Konstruktivisme
20 Oktober 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Lutfiah Dwi Tanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
1. Teori Belajar Psikologi Kognitif
Teori ini menekankan proses mental dalam pembelajaran, seperti persepsi, perhatian, dan ingatan. Belajar dianggap sebagai proses aktif di mana siswa mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
Lewin mengembangkan teori Cognitive Field yang menekankan bahwa individu berada dalam ruang hidup (life space) yang penuh dengan interaksi psikologis yang mempengaruhi cara belajar. Perubahan dalam struktur kognitif dipicu oleh interaksi antara kebutuhan motivasi internal dan medan kognitif itu sendiri.
Piaget mengusulkan tahapan perkembangan kognitif yang terdiri dari sensori motor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Setiap tahapan ini menunjukkan bagaimana anak-anak berkembang dari berpikir sederhana hingga abstrak.
2. Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme menekankan bahwa siswa secara aktif membangun pengetahuan melalui pengalaman pribadi dan interaksi sosial.
Vygotsky dalam konstruktivisme sosialnya menekankan pentingnya budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Ia mengembangkan konsep Zone of Proximal Development (ZPD) yang menyoroti perbedaan antara apa yang bisa dilakukan anak secara mandiri dan dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya.
ADVERTISEMENT
Model pembelajaran konstruktivis mengharuskan guru bertindak sebagai fasilitator yang menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung eksplorasi dan penemuan.
3. Kognitif
Kognitif berkaitan dengan bagaimana seseorang memproses informasi dari lingkungannya melalui persepsi, ingatan, dan pemikiran logis. Teori kognitif Piaget menunjukkan bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dari berpikir konkret ke abstrak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif meliputi faktor internal (genetik, kematangan, bakat) dan eksternal (lingkungan, pendidikan, pengalaman).
4. Metakognitif
Metakognitif merujuk pada kemampuan individu untuk menyadari dan mengendalikan proses berpikirnya sendiri. Ini mencakup perencanaan, pemantauan, dan evaluasi proses belajar.
Metakognitif tidak berkembang secara alami dan memerlukan bimbingan serta latihan dari guru agar siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan efektif.
Jadi, teori-teori kognitif, konstruktivisme, dan metakognitif sangat penting dalam memahami proses belajar siswa. Siswa bukan hanya penerima pasif dari pengetahuan, tetapi agen aktif yang membangun pengetahuan mereka sendiri. Peran guru sebagai fasilitator dalam mendukung eksplorasi, serta penggunaan strategi metakognitif, sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan kognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa.
ADVERTISEMENT
Jangan lewatkan untuk mengenal teori belajar kognitif dan pendekatan konstruktivisme!