Konten dari Pengguna

Pura Uluwatu Tempat Suci di Tepi Tebing yang Megah di Bali

Azka Firdaus
Mahasiswa S1 Industri Pariwisata UPI
22 April 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azka Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekilas Tentang Sejarah Pura Uluwatu
(Dok : Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
(Dok : Pribadi)
Bali, yang sering dikenal sebagai "Pulau Dewata", terkenal dengan pemandangannya yang menakjubkan, budayanya yang semarak, dan sejarah spiritualnya yang kaya. Pura Uluwatu yang terletak di tepi tebing curam yang menghadap ke Samudera Hindia, merupakan salah satu situs yang paling dikenal dan memiliki nilai spiritual tinggi di Bali. Selain menjadi contoh arsitektur tradisional Bali yang luar biasa, Pura Luhur Uluwatu merupakan pura laut tua dengan nilai budaya dan sejarah yang signifikan. Diperkirakan, biksu Hindu terkenal Empu Kuturan membangun Pura Luhur Uluwatu pada abad kesebelas. Ia memilih lokasi ini karena memiliki makna spiritual dan keindahan alam yang menakjubkan, menurut mitologi setempat. Roh-roh laut dihormati di pura ini, yang menjadi saksi dari ikatan abadi masyarakat Bali dengan laut dan rasa hormat mereka yang mendalam terhadap kekuatannya.
ADVERTISEMENT
Kemegahan Arsitektur
(Dok : Pribadi)
Arsitektur pura ini, yang meliputi gapura batu berukir rumit, pelinggih bertingkat, dan paviliun dengan patung-patung antik, merupakan ilustrasi yang luar biasa dari arsitektur tradisional Bali. Gerbang batu megah yang dikenal sebagai "candi bentar" menyambut para tamu saat mereka mendekati pura. Di kedua sisi pintu masuk terdapat patung-patung yang melambangkan roh-roh pelindung yang dikenal sebagai "dvarapalas". Tempat suci utama, yang dikenal sebagai "meru", adalah bangunan bertingkat yang berbentuk seperti pagoda yang melambangkan mitologi Gunung Meru, yang dianggap oleh umat Hindu sebagai pusat alam semesta.
Signifikan Budaya
(Dok : Pribadi)
Masyarakat Bali memiliki nilai budaya dan spiritual yang tinggi pada Pura Uluwatu, yang lebih dari sekedar arsitekturnya yang menakjubkan. Pura ini merupakan salah satu dari sembilan pura pemandu di pulau ini, yang dibangun untuk menjauhkan energi dan roh-roh jahat dari Bali. Peran penting dalam kalender keagamaan di pulau ini juga dimainkan oleh pura ini, terutama saat pertunjukan tari Kecak saat matahari terbenam.
ADVERTISEMENT
Tari Kecak
Melihat tarian Kecak yang menawan, yang ditampilkan di depan matahari terbenam, adalah salah satu daya tarik dari perjalanan ke Pura Uluwatu. "Tari Kera" adalah tarian tradisional Bali di mana sekelompok pria melafalkan kata "cak" bersama-sama untuk menghasilkan irama yang menghipnotis. Pertunjukan yang merupakan perpaduan antara musik, tarian, dan drama yang memikat ini menggambarkan sebuah adegan dari epos Hindu Ramayana.
Upaya Konservasi
Pura Uluwatu mengalami kesulitan dalam hal pariwisata dan pelestarian lingkungan. Pura dan keindahan alam di sekitarnya telah dilestarikan dengan beberapa langkah, seperti program pengelolaan sampah dan kampanye untuk mendukung wisata yang ramah lingkungan. Menghormati kesucian situs dan mematuhi norma serta peraturan pura sangat dianjurkan bagi para pengunjung.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Pura Uluwatu mewakili warisan budaya dan spiritual Bali yang kaya dan lebih dari sekedar tujuan wisata. Pura ini merupakan tempat yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang ingin merasakan keindahan dan spiritualitas Bali karena letaknya yang berada di tepi tebing, arsitekturnya yang memukau, dan nilai budaya yang tinggi.