Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Urgensi Pengurangan Konsumsi Gula Mencegah Diabetes pada Usia Muda di Indonesia
9 Juni 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mohamad Bagja Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Permasalahan diabetes pada usia muda di Indonesia telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan. Salah satu penyebab utama peningkatan prevalensi diabetes tipe 2 pada remaja dan anak-anak adalah konsumsi gula berlebihan . Pengurangan konsumsi gula harus menjadi prioritas nasional jika kita ingin mencegah penyakit kronis ini menyerang generasi muda.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi tahun 2022 oleh Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menemukan bahwa 1 dari 5 remaja di Indonesia mengalami prediabetes, kondisi yang dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan tepat, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang memperkirakan prevalensi diabetes di Indonesia akan meningkat menjadi 10,9% pada tahun 2023.
Diabetes disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan dari makanan dan minuman manis. Sebagai hasil dari data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), konsumsi gula per orang di Indonesia mencapai 27 kilogram per tahun, konsumsi tersebut sangat jauh di atas rekomendasi WHO yang hanya 25 gram per hari. Sumber utama gula berlebihan banyak berasal dari minuman ringan, jus kemasan, dan makanan olahan.
ADVERTISEMENT
Kasus terbaru di Jakarta menunjukkan bahwa anak-anak sekolah dasar sudah menunjukkan gejala awal diabetes seperti gangguan metabolisme dan obesitas. Sebagai contoh, setelah mengalami peningkatan berat badan yang signifikan dan sering mengalami rasa haus yang berlebihan dan tidak berkeinginan untuk minum air putih, seorang anak berusia 12 tahun di Jakarta Barat mendapatkan diagnosis diabetes tipe 2 . Kasus ini menunjukkan betapa berbahayanya konsumsi gula yang tidak terkontrol bagi kesehatan anak-anak.
Diabetes pada usia muda memiliki efek langsung pada kesehatan, tetapi juga memiliki konsekuensi panjang yang serius. Di masa dewasa, remaja yang menderita diabetes lebih berisiko mengalami komplikasi seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, dan gangguan penglihatan. Ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup mereka, tetapi juga menambah beban ekonomi dan sosial pada sistem kesehatan nasional. Sebagaimana dilaporkan oleh International Diabetes Federation (IDF), biaya perawatan diabetes di Indonesia mencapai lebih dari USD 10 miliar setiap tahunnya, sebagian besar untuk penanganan komplikasi.
ADVERTISEMENT
Mengurangi konsumsi gula memerlukan pendekatan multidimensional. Pemerintah harus membuat peraturan yang lebih ketat tentang pemasaran makanan dan minuman manis kepada anak-anak. Menetapkan cukai pada minuman manis, seperti yang telah dilakukan di beberapa negara lain, mungkin merupakan tindakan yang efektif. Selain itu, program edukasi kesehatan di sekolah harus ditingkatkan untuk mengajarkan anak-anak tentang bahaya konsumsi gula berlebih dan pentingnya pola makan sehat.
Keluarga juga memainkan peran kunci dalam mengurangi konsumsi gula. Orang tua harus diberdayakan melalui program-program edukasi untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat bagi anak-anak mereka. Penggunaan aplikasi pemantau gizi dan kampanye media sosial yang mempromosikan gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi konsumsi gula.
ADVERTISEMENT
Pengurangan konsumsi gula adalah langkah krusial untuk mencegah diabetes pada usia muda di Indonesia. Dengan kombinasi regulasi yang ketat, edukasi masyarakat, dan perubahan pola makan di rumah, kita dapat melindungi generasi muda dari ancaman penyakit kronis ini. Investasi dalam kesehatan anak-anak hari ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan produktif.