Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Trauma Anak yang Disebabkan oleh Orang Tua: Pentingnya Kesadaran dan Pencegahan
11 Desember 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Mahya Sajid Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak-anak dilahirkan dengan kepolosan, rasa ingin tahu, serta kebutuhan mendalam akan cinta dan perhatian dari orang tuanya. Namun, tidak semua anak mendapatkan pengalaman manis tersebut. Beberapa di antaranya justru menghadapi trauma akibat pola asuh atau perilaku orang tua yang tidak tepat. Meski kerap tidak disadari, trauma ini dapat meninggalkan luka mendalam yang berdampak hingga masa dewasa.
ADVERTISEMENT
Penyebab Trauma pada Anak
1. Kekerasan Fisik
Menggunakan hukuman fisik tidak hanya menyakiti tubuh anak, tetapi juga melukai perasaan mereka. Ketika rumah yang seharusnya menjadi tempat aman berubah menjadi sumber ancaman, anak kehilangan rasa perlindungan.
(Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa kekerasan fisik terhadap anak sering dilakukan oleh orang terdekat, termasuk orang tua.)
2. Ucapan yang Menyakitkan
Pernyataan seperti "kamu bodoh" atau "kenapa tidak bisa seperti kakakmu?" mungkin dianggap sepele, tetapi bagi anak, ucapan ini bisa menghancurkan rasa percaya diri dan membuat mereka merasa tidak berharga.
3. Kurangnya Kasih Sayang
Anak-anak yang jarang mendapat pelukan, pujian, atau perhatian dapat merasa diabaikan. Hal ini membentuk keyakinan bahwa keberadaan mereka tidak penting.
ADVERTISEMENT
(Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa kurangnya kasih sayang dari orang tua dapat menghambat perkembangan emosional anak, terutama pada masa usia dini.)
4. Tuntutan yang Berlebihan
Meminta anak untuk selalu mendapat nilai sempurna atau menjadi juara dapat membuat mereka merasa bahwa usaha mereka tidak pernah cukup baik.
5. Pertengkaran dalam Keluarga
Ketika anak hidup di lingkungan rumah yang penuh konflik, rasa aman mereka terganggu. Kondisi ini membuat mereka bingung dan takut untuk mengekspresikan diri.
(Menurut survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), konflik keluarga merupakan salah satu penyebab utama gangguan mental pada anak di Indonesia.)
Dampak Trauma Masa Kecil
Trauma yang dialami pada masa kecil dapat memberikan dampak jangka panjang, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Masalah Emosi
Anak yang terluka secara emosional sering kali tumbuh menjadi individu yang sulit mengelola perasaan, rentan cemas, atau memiliki rasa rendah diri.
2. Kesulitan Percaya pada Orang Lain
Anak yang merasa dikhianati oleh orang tuanya sering mengalami kesulitan membangun kepercayaan terhadap orang lain.
3. Gangguan Akademis dan Sosial
Anak yang trauma cenderung kesulitan fokus di sekolah dan memiliki hambatan dalam menjalin hubungan sosial.
Upaya Orang Tua untuk Mengatasi Trauma
Tidak ada orang tua yang sempurna, tetapi upaya untuk memperbaiki pola asuh sangatlah penting:
1. Mendengarkan Anak
Berikan ruang bagi anak untuk menyampaikan perasaan mereka tanpa takut dihakimi.
2. Mengakui Kesalahan
Meminta maaf kepada anak bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kasih sayang dan tekad untuk berubah.
ADVERTISEMENT
3. Menciptakan Lingkungan yang Aman
Pastikan rumah menjadi tempat yang nyaman, melindungi, dan penuh cinta.
4. Belajar Pola Asuh Positif
Carilah informasi melalui buku, seminar, atau konseling tentang pengasuhan anak yang sehat.
(Beberapa organisasi seperti Yayasan Sejiwa dan Save the Children Indonesia menyediakan pelatihan pola asuh yang mendukung hubungan sehat antara orang tua dan anak.)
Langkah Pencegahan Trauma pada Anak
Mencegah trauma pada anak dapat dilakukan dengan menciptakan hubungan yang hangat dan penuh cinta, seperti:
1. Memberikan Cinta Tanpa Syarat
Pastikan anak merasa dicintai tanpa syarat, tidak bergantung pada prestasi atau kepatuhan.
2. Mengendalikan Emosi
Sebelum marah, luangkan waktu untuk menenangkan diri. Ingat bahwa anak juga memiliki perasaan.
3. Membangun Komunikasi yang Baik
ADVERTISEMENT
Anak yang merasa didengar akan lebih percaya diri dan terbuka.
(Menurut KPAI, komunikasi yang buruk dalam keluarga adalah salah satu penyebab utama kesalahpahaman antara orang tua dan anak.)
Sebagai orang tua, peran kita sangat menentukan masa depan anak. Cara kita berinteraksi dan memberikan perhatian akan membentuk mereka menjadi individu yang sehat secara emosional. Trauma masa kecil dapat berdampak lama, tetapi perubahan pola asuh dapat membantu anak pulih dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Dengan kasih sayang tanpa syarat dan komunikasi yang baik, kita dapat membantu anak mencapai kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati.