Konten dari Pengguna

Filsafat Sejarah Spekulatif: Santo Augustinus Abad Pertengahan

Muhammad Yusron
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
23 September 2023 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusron tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Filsafat merupakan awal dari ilmu pengetahuan (Sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Filsafat merupakan awal dari ilmu pengetahuan (Sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Abad Pertengahan dimulai pada tahun 395 Masehi ketika Kekaisaran Romawi runtuh dan berakhir pada tahun 1453 ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Turki. Abad Pertengahan juga dikenal dengan Abad Kegelapan (The Dark Age) di Eropa, dimana pengaruh agama sangat kuat dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Filsafat yang berkembang di Abad Pertengahan pada umumnya hanya berfokus pada hal-hal yang bersifat metafisik dan selalu berhubungan dengan agama. Filsafat yang berkembang pada Abad Pertengahan berbeda dengan filsafat yang berkembang pada zaman klasik Yunani-Romawi. Di zaman klasik, orang-orang berfilsafat dengan meninggalkan pemikiran religius dan mulai berpikir secara rasional. Sedangkan, di Abad Pertengahan filsafat justru berkembang sebaliknya.
Filsafat sejarah yang berkembang pada Abad Pertengahan salah satunya yaitu filsafat sejarah spekulatif. Filsafat sejarah spekulatif merupakan suatu perenungan filsafati tentang tabiat atau sifat-sifat dalam proses sejarah.
Pada umumnya, filsuf sejarah spekulatif selalu berusaha untuk menemukan tiga pertanyaan dasar, yaitu apakah arti dan makna dari suatu sejarah, apa yang menjadi penggerak dalam proses sejarah, dan apakah tujuan akhir dari proses sejarah. Hal ini senada dalam bukunya Ankersmit yang berjudul "Refleksi tentang Sejarah : Pendapat-pendapat Modern tentang Filsafat Sejarah" bahwa kajian filsafat sejarah spekulatif ada tiga, yaitu pola gerak sejarah, motor penggerak sejarah, dan tujuan akhir proses sejarah.
ADVERTISEMENT
Filsafat sejarah spekulatif yang terkenal dalam Abad Pertengahan salah satunya adalah filsafat sejarah spekulatif Santo Augustinus. Santo Augustinus merupakan seorang tokoh pemikir Kristiani yang besar di awal Abad Pertengahan. Santo Augustinus menyatakan bahwa kedudukan filsafat berada di bawah teologi. Santo Augustinus tidak hanya seorang filsuf, tetapi juga seorang teolog.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran Santo Augustinus ada tiga kajian dalam filsafat sejarah spekulatif Abad Pertengahan diantaranya:
1. Pola Gerak Sejarah
Pada zaman Yunani-Romawi, banyak ahli menyatakan bahwa pola penggerak sejarah umat manusia adalah gerak siklus. Akan tetapi, menurut pandangan Santo Augustinus pola penggerak sejarah umat manusia bukanlah siklus, melainkan linear. Santo Augustinus memandang bahwa sejarah merupakan sebuah proses yang linear, karena menurutnya dunia ini bersifat teologis yang mempunyai tujuan akhir.
ADVERTISEMENT
2. Motor Penggerak Sejarah
Pemikiran filsafat pada umumnya melepaskan diri dari berbagai unsur religi, pada Abad Pertengahan justru sebaliknya. Begitu juga dengan filsafat sejarah spekulatif yang dikemukakan oleh Santo Augustinus. Dari karya-karya filsafatnya yang begitu erat dengan teologi, dapat diketahui bahwa Santo Augustinus memandang proses sejarah sebagai suatu hal yang telah diatur oleh Tuhan. Setiap peristiwa sejarah yang terjadi sepanjang kehidupan umat manusia merupakan sesuatu yang telah direncanakan oleh Tuhan. Jadi, motor penggerak sejarah berdasarkan filsafat sejarah spekulatif Santo Augustinus di Abad Pertengahan adalah Tuhan.
3. Tujuan Akhir Proses Sejarah
Tujuan akhir dari proses sejarah menurut Santo Augustinus adalah Kemenangan Kerajaan Tuhan. Berdirinya Kerajaan Tuhan merupakan wujud dari kemenangan Tuhan (kebaikan) melawan kejahatan. Dalam pandangan Santo Augustinus, kehidupan manusia di dunia hanyalah penebusan dosa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka yaitu Adam dan Hawa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari proses sejarah umat manusia dalam pandangan filsafat sejarah spekulatif Santo Augustinus adalah Kemenangan Kerajaan Tuhan, dimana kebaikan pada akhirnya mengalahkan segala bentuk kejahatan.
ADVERTISEMENT
Dari tiga kajian filsafat sejarah spekulatif yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat sejarah spekulatif pada Abad Pertengahan terfokus pada religi dan teologi. Begitu juga dengan filsafat sejarah spekulatif berdasarkan pandangan filsuf sekaligus teolog Santo Augustinus bahwa proses sejarah umat manusia digerakkan oleh kekuatan dan kekuasaan Tuhan serta bergerak secara linear dari awal hingga akhir. Karena digerakkan oleh Tuhan secara linear, maka tujuan dari proses sejarah menurut filsafat sejarah spekulatif adalah menangnya Kerajaan Tuhan atau kebaikan di atas segala bentuk kejahatan.
Referensi
Ankersmit, F.R. 1987. Refleksi tentang Sejarah : Pendapat-pendapat Modern tentang Filsafat Sejarah. Jakarta: PT Gramedia.
Azifambayunasti, Azril dkk. 2019. Filsafat Sejarah Spekulatif Abad Pertengahan. Makalah.
ADVERTISEMENT