Konten dari Pengguna

Terkait Tragedi di Lebak Bulus: Probrem Psikologis dan Skizofrenia pada Anak

Haris Rizki Maulana
1. Profesi Ners 2. Peneliti PUSAD (Pusat Studi Anti-Korupsi Dan Demokrasi) universitas muhammadiyah surabaya 3. Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Timur (DPD IMM JATIM)
4 Desember 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Rizki Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini kita di kagetkan dengan adanya berita yang cukup menakutkan, tidak logis, dan tragis. Kasus pembunuhan keluarga yang dilakukan oleh seorang anak perempuan dibawah umur menjadi momok bagi masyarakat yang mengetahui kasus tersebut. Kasus yang tidak dapat dicerna oleh akal itu, terjadi di Lebak Bulus dan telah menewaskan seorang ayah dan nenek, serta ibunya turut menjadi korban dan sampai sekarang masih di rawat di rumah sakit dalam kondisi yang cukup kritis.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini sangatlah langka terjadi, walaupun kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur tersebut tetap di dalami oleh pihak yang berwajib, akan tetapi, secara psikologis dan kesehatannya perlu kita curigai adanya gangguan ataupun penyakit psikologis yang dialami anak tersebut seperti bisa kita katakan mengalami Skizofrenia.

Apa itu Skizofrenia?

Mungkin sebagian pembaca sudah tidak familiar dengan penyakit atau seseorang yang mengidap Skizofrenia. Didalam dunia kesehatan, spesifiknya di keperawatan jiwa, Skizofrenia merupakan penyakit psikologis pada seseorang. Skizofrenia ini sangat lumrah terjadi pada seorang dewasa, namun skizofrenia juga dapat terjadi pada anak-anak, namun fenomena ini sangatlah begitu langka terjadi. Skizofrenia dapat ditandai dengan seseorang yang sering mengalami halusinasi dan delusi.
Seseorang yang yang mengidap penyakit Skizofrenia, pada umumnya memiliki usia lebih pendek daripada seseorang yang tidak mengidap penyakit psikis tersebut. Tergantung bagaimana perawatan serta lingkungan sebagai dukungan emosional seseorang yang terkena skizofrenia.
ADVERTISEMENT
Jika di korelasikan dengan kasus pembunuhan oleh anak perempuan dibawah umur yang terjadi di Lebak Bulus beberapa hari ini, penulis rasa, belum bisa disimpulkan, karena pihak berwajib masih mendalami kasus dan motif pembunuhan tersebut. Walaupun bersinergi dengan para pakar psikologis atau psikiater, namun hasil sementara masih belum nampak dan perlu pemeriksaan lebih lanjut, apakah anak tersebut mengalami gangguan psikis ataupun tidak.
hakikatnya, tidak ada perbedaan antara skizofrenia yang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Dapat kita ketahui, bahwa tanda-tanda seeorang mengalami penyakit psikologis atau skizofrenia yaitu, pada seorang anak, anak yang mengalami skizofrenia memiliki gejala positif, gejal negatif dan gangguan kognitif.
Gejala positif pada anak yang mengalami skizofrenia yaitu, sering mengalami delusi, halusinasi dan gangguan pemikiran yang tidak terorganisir atau tidak teratur. Delusi yang dimaksud adalah, seseorang yang memiliki keyakinan salah dan tidak berdasarnya realita yang terjadi. Pada halusinasi, kata halusinansi sudah familiar dikalangan masyarakat ataupun pembaca. Suatu kondisi dimana seseorang merasa adanya bisikikan ataupun melihan sesuatu yang tidak nyata. Sedangkan pemikiran yang tidak teratur atau terorganisir yaitu, dengan ucapan atau pembicaraan dari seorang yang mengalami skizofrenia ini tidak teratur ataupun ngelantur.
ADVERTISEMENT
Pada gejala negatif, sesorang yang mengalami skizofrenia juga akan mengalami kondisi kurangnya minat dan motivasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat pula berakibat mengisolasi diri dan menarik diri dari masyarakat atau lingkungannya.
Sedangkan gangguan kognitif pada seseorang anak yang mengalami skizofrenia yaitu, mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, tidak fokus, serta kesulitan mengingat dan mengambil keputusan.
Kondisi pada anak yang membunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus tersebut, belum dapat kita pastikan bahwa anak tersebut mengalami penyakit skizofrenia atau tidak. Karena kondisi anak cukup langka mengalami atau terkena skizofrenia, akan tetapi patut dan perlu dicurigai bahwa anak tersebut mengalami hal demikian, dengan di tandai oleh, bahwa sebelum anak melakukan aksi yang tragis itu, mengalami kesulitan untuk tidur, tanda tanda sesorang yang mengalami skizofrenia juga, kesulitan tidur. Namun tetap, perlunya pendalaman kasus oleh pihak yang berwenang, untuk memastikan apakah anak tersebut mengalami gangguan psikis atau tidak.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Kasus ataupun penyakit skizofrenia belum bisa dipastikan disebabkan oleh apa, akan tetapi, orang tua yang mengalami skizofrenia dapat menurunkan kepada anaknya, ataupun dapat di katakan, bahwa bisa saja anak tersebut mengalami skizofrenia, disebabka faktor turunan ataupun dan karena tekanan pikiran dan lingkungannya.
Pembaca perlu mewaspadai penyakit skizofrenia ini, Perlunya self reminder untuk menjaga dan atau menjadi barometer setiap individu untuk upaya preventif terjadinya gangguan psikis atau skizofrenia.