Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Model Baru Bela Negara Anak Muda
4 September 2023 12:07 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Maichel Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berkembangnya globalisasi dan teknologi menyebabkan anak muda mesti membela negara dari berbagai sektor. Dulu bela negara identik dengan kegiatan yang berbau militer, kini bela negara berbeda, bela negara era kekinian dapat terlihat lewat konteks ekonomi yang bersifat non-militer dengan rasa nasionalisme anak muda yang termanifestasikan pada mencintai produk dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Jika kebanyakan anak muda pola konsumsi lebih memilih barang jatuh pada produk luar negeri, kemudian berganti dengan memilih produk dalam negeri, alhasil anak muda telah melakukan bela negara dalam wujud kekinian. Maka transformasi bela negara bagi anak muda kini dapat diimplementasikan pada bagaimana kaum muda lebih mencintai apa yang ada pada negerinya sendiri.
Hal ini untuk memahami pemaknaan konsep bela negara yang terdapat dalam konteks kekinian (era sekarang) yang menurut penulis bisa dilakukan anak muda dengan aktivitas non-militer.
ADVERTISEMENT
Adapun dasar hukum dari bela negara bagi warga negara Indonesia telah diatur dalam konstitusi UUD 1945. Pada Pasal 27 ayat (3) “semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” dan Pasal 30 ayat (1) “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara”.
Cinta Produk Bangsa
Mencintai produk dalam negeri sendiri oleh anak muda dimaksudkan sebagai upaya untuk bela negara, sebab membeli produk dalam negeri sendiri di saat produk luar negeri lebih menggiurkan, maka perlu semangat patriotisme dan cinta tanah air dari anak muda agar mau memilih membeli dan menggunakan produk dalam negeri dibanding produk luar negeri sekalipun jika kualitas produk luar negeri lebih baik, anak muda lebih memilih sikap cinta tanah air dan patriotisme yang tinggi dengan membeli produk dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Ada dua alasan utama konsumen berbelanja produk dari luar negeri. Pertama, produknya langka di pasar Indonesia. Kedua, harga relatif lebih murah. Kementerian Perindustrian di tahun 2019 pernah melansir data. Hampir 90 persen produk yang dijual di e-commerce dalam negeri dipasok produk impor.
Menjatuhkan pilihan pada produk luar negeri akan dapat membuat ekonomi lokal mengalami kesulitan yang juga secara tidak langsung akan mempengaruhi ekonomi negara. UMKM juga tidak akan mampu bersaing dengan kekuatan ekonomi global yang menyerang dan memasuki pasar lokal Indonesia jika anak muda tidak membela mereka dengan membeli produk dalam negeri, maka membeli produk dalam negeri adalah bentuk dari bela negara bagi anak muda era kekinian.
Berdasarkan laporan JP Morgan berjudul ‘2020 E-commerce Payments Trends Report: Indonesia’ pada 2019 memotret laris manisnya produk impor. Sebanyak 7 persen konsumen membeli produk impor di e-commerce. Namun, penjualan lintas-batas berkontribusi 20 persen.
ADVERTISEMENT
Bela negara adalah langkah-langkah untuk membangun nilai-nilai rela berkorban untuk Indonesia. Anak muda yang membeli produk buatan negeri sendiri, kemudian lebih mencintai produk dalam negeri, maka sikap tersebut menunjukkan adanya semangat patriotisme dan rasa nasionalisme anak muda dalam upaya bela negara.
Membeli produk dalam negeri sebagai bentuk bela negara bukan sesuatu yang mudah, melainkan menjadi hal yang lumayan sulit, karena di era gempuran globalisasi, kualitas produk luar negeri yang bagus dan murah, informasi dan nilai-nilai luar masuk dengan begitu deras.
Maka tidak salah jika produk luar negeri yang laku keras, hingga produk dalam negeri menjadi lemah dan tidak bernilai di mata konsumen Indonesia menyebabkan ekonomi sulit bagi negara, terkhusus pelaku usaha formal atau informal dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Anak muda di Indonesia sama-sama punya tanggung jawab yang sama untuk membela negara Indonesia. Apalagi di era globalisasi ini, ancaman yang datang dari luar dan dalam bagi Indonesia beragam, baik itu dari dimensi politik, sosial budaya dan ekonomi. Serangan ekonomi global menjadi ancaman yang serius bagi keberlanjutan para pelaku usaha ekonomi Indonesia.
Pelaku usaha kecil dan menegah menjadi kelompok rentan akibat hegemoni dari ekonomi global. Jika anak muda tidak membela negara dengan membeli produk dalam negeri maka pelaku usaha Indonesia ini tidak akan mampu berkompetensi dengan serbuan kekuatan ekonomi luar yang sudah menyebar dan menghegemoni anak muda di Indonesia.
Dalam kondisi ini pelaku usaha Indonesia dihadapkan pada persaingan bebas yang menjadi sisi dari era globalisasi. Jiwa nasionalisme anak muda sangat perlu ditumbuhkan dengan adanya pemerintah mengimbau anak muda untuk lebih memilih produk dalam negeri, media membantu mempromosikan produk dalam negeri serta adanya persaingan yang sehat antar pelaku usaha di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Anak muda butuh rasa nasionalisme hingga nanti mengonsumsi sesuatu lebih memilih memakai produk dalam negeri dibandingkan produk impor (luar negeri). Anak muda yang membeli produk dalam negeri maknanya bahwa ada sebuah rasa bangga dari diri anak muda kepada negerinya sendiri dan itu termasuk bentuk bela negara.
Konsumen anak muda yang begitu sangat menguntungkan bagi perkembangan produksi dalam negeri, namun anak muda yang memungkinkan menerapkan idealisme belanja seperti ini adalah mereka yang punya rasa nasionalisme yang tinggi dan rasa cinta tanah air.
Strategi
Upaya dan strategi untuk meningkatkan nasionalisme anak muda untuk mencintai produk dalam negeri maka diperlukan langkah-langkahnya secara persuasif, propaganda dan edukatif. Pertama, Upaya persuasif, dilakukan dengan pendekatan-pendekatan simpatik dan menarik kepada anak muda agar mereka lebih tergugah untuk membeli produk dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Kedua, upaya propaganda atau promosi, dengan tujuan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat akan produk dalam negeri, dilakukan dengan cara pelaku ekonomi negara dan pihak terkait bisa memberikan persepsi tentang keunggulan-keunggulan produk dalam negeri, kemudian juga perlu penyampaian bahwa membeli produk dalam negeri berarti memperkuat pasar domestik yang kemudian berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketiga, cara edukatif, bisa dilakukan untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri bagi masyarakat, hal ini urgensi dilakukan, sebab faktanya kualitas produk dalam negeri Indonesia tidak kalah dengan produk luar negeri sebenarnya.
Ironis, bila anak muda berspekulasi bahwa produk buatan Indonesia kurang berkualitas dan lebih tertarik mengonsumsi produk luar negeri sendiri dari pada produk dalam negeri.
Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya rasa nasionalisme dan patriotisme anak muda sehingga menyebabkan anak muda cenderung membeli produk luar negeri berdasarkan sudut pandangan yang lebih realistis, yaitu produk luar negeri di anggap lebih keren, punya kualitas dan branded.
ADVERTISEMENT
Adanya kenyataan ini, komitmen anak muda memakai produk dalam negeri tidak cukup hanya ditumbuhkan dengan propaganda. Upaya untuk meningkatkan pemakaian produk dalam negeri bagi anak muda perlu adanya peningkatan kualitas produk dalam negeri, penetapan harga yang bersaing, dan propaganda.
Dunia anak muda yang tengah terakulturasi dengan budaya baru, yaitu budaya memilih membeli produk luar negeri (impor) dibanding dalam negeri. Menyikapi hal tersebut, para pelaku usaha lokal harus membentuk produk yang unggul dan dapat bersaing dengan produk luar negeri, seperti meningkatkan kualitas, kemasan, dan produk.
Bentuk dari bela negara bagi pelaku usaha lokal sebagai upaya melawan pengaruh ekonomi global yang merupakan ancaman. Maka harus lebih kreatif dan inovatif, sedangkan anak muda wujud bela negara yaitu dengan membeli produk dalam negeri sebagai implementasi dari rasa nasionalisme dan patriotisme.
ADVERTISEMENT
Membeli produk dalam negeri sendiri sebagai bentuk dari wujud rasa cinta tanah air dan ikut serta dalam memajukan ekonomi negara dan upaya dari melawan pengaruh ekonomi global yang menyerang pasar domestik Indonesia.