Konten dari Pengguna

Dirasuki Genderuwo

Malik Ibnu Zaman
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
8 Mei 2023 17:30 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Malik Ibnu Zaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/lantai-muram-masa-lalu-gelap-4335428/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/lantai-muram-masa-lalu-gelap-4335428/
ADVERTISEMENT
Awal ramadhan, saya diminta oleh seseorang untuk menuliskan cerita pengalaman horor yang dialaminya. Tetapi ada ketentuan yang diminta yaitu agar nama-nama dalam cerita disamarkan. Juga beberapa bagian cerita yang diminta dihilangkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Setelah menimbang baik dan buruknya, akhirnya saya bersedia untuk menuliskan cerita horor itu. Karena banyak kesibukan, saya baru menuliskannya setelah lebaran.
***
Namanya Mulan. Pekerjaan sehari-harinya sebagai terapis berbagai jenis penyakit dari patah tulang, medis, sampai non medis. Pada hari itu datang tetangga satu kampung, biasa dipanggil Mbak Indah.
Mbak Indah minta tolong untuk diterapi. Dia pun menceritakan berbagai macam apa yang dikeluhkannya, termasuk sudah berobat ke mana-mana, dari medis sampai kebatinan. Dia menderita penyakit sudah lebih dari satu tahun.
"Wetonnya hari apa?" tanya Mulan, kemudian.
"Hari Senin Kliwon," jawabnya.
Bukan tanpa alasan, soalnya ketika Mulan menerapi penyakit kebatinan itu enggak bisa sembarang hari. Dia harus mengambil pada weton hari lahir pasiennya.
ADVERTISEMENT
"Masih lama, dong Mbak Mulan. Setengah bulan lagi," katanya, agak kecewa.
"Kalau mau menunggu silakan, kalau nggak ya terserah," timpal Mulan.
Akhirnya hari yang disepakati datang juga. Tetapi waktu itu ada rencana yang tidak Mulan rencanakan. Dia pergi ke luar kota. Karena perginya naik kendaraan umum, jadi Indah harus menunggu lama.
Waktu itu, Mulan berangkat dari rumah sekitar pukul 08.00 dan sampai di tempat tujuan sekitar jam 10.00. Seharusnya jam 12.00-an dia siang sudah sampai rumah. Tetapi karena hujan lebat, dia tidak bisa langsung pulang dan memilih untuk menunggu hujan reda.
Sementara itu perjanjiannya dengan Indah yang seharusnya jam setengah satu siang, akhirnya tertunda karena hujan lama. Kira-kira setelah dua jam, hujan akhirnya agak reda. Kebetulan ada angkutan umum yang mau jalan, Mulan langsung lari menyetop. Dia lihat jam, sudah jam tengah satu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Mulan sampai rumah jam setengah dua. Di rumah juga habis hujan lebat. Karena belum salat, dia kemudian bersih-bersih kemudian salat dulu. Setelah salat, niatnya mau langsung ke rumah Indah.
Ketika Mulan mau keluar rumah, saat memegang pintu, tiba-tiba ada yang mendorong. Ternyata Indah. Dia tersenyum.
"Mbak Mulan lupa ya?" ujar Indah.
"Bukannya lupa, kebetulan tadi ada acara di luar kota. Seharusnya jam 12 sudah di rumah, tetapi karena hujan jadi telat," kataku menjelaskan.
Kemudian Mulan bergegas dengan Indah, karena dia minta diterapi di rumahnya saja. Tapi biasanya orang yang hendak diterapi, terapinya di rumah Mulan.
Sesampainya di rumah Indah, karena dia sudah siap, langsung Mulan melakukan terapi. Seperti biasa, Mulan kemudian memintanya pakai kain sarung saja. Mulan meminta Indah tengkurap, lalu dipegangnya telapak kaki Mulan. Begitu dipegang telapak kakinya, Indah mual-mual, seperti mau muntah. Terus Indah minta diambilkan kantong plastik sama anaknya.
ADVERTISEMENT
Mulan pun tetap melanjutkan terapinya, sekalipun Indah mual-mual terus. Begitu Mulan pegang punggungnya, Mbak Indah tampak kesakitan seperti orang diruqyah—meraung-raung. Lalu dilepasnya kedua tangan Mulan.
Selanjutnya Mulan pegang lagi tengkuk bagian belakang Indah. Dia pun meraung-raung lagi. Bulu kuduk Mulan pun merinding, dingin menggigil. Kemudian dilepasnya lagi tangan Mulan.
Mulan penasaran. Dia merasa ada makhluk halus bersemayam di dalam tubuh Indah. Dia tidak tahu apakah itu kerasukan atau apa. Dia juga penasaran, makhluk halus itu masuk dari kaki mana.
Lalu Mulan menekan jempol kaki kiri Mbak Indah. Dia diam saja, tidak ada reaksi apa-apa. Selanjutnya ganti jempol kaki kanannya yang ditekan. Indah meraung-raung lagi.
Makhluk halus yang bersemayam di dalam tubuh Indah kesakitan, tidak mau keluar, tidak mau dipaksa. Lalu Mulan meminta Indah balik badan, telentang. Dipegangnya lagi kaki bagian depan sampai lutut, Indah cuma mual-mual. Terus ganti kaki satunya lagi, dia diam saja.
ADVERTISEMENT
Ketika Mulan memegang perut bagian kanan atau rahim, Indah meraung-raung lagi. Kemudian dilepasnya lagi tangannya.
"Tadi yang Mbak Mulan pegang sakit sekali, kenapa?" kata Indah, bertanya.
"Itu karena secara medis maupun urat ada luka di rahim," jawab Mulan.
Kemudian Indah bercerita bahwa sebelum terserang penyakit, dia bermimpi aneh. Dalam mimpinya ada dua tangan besar mengangkat rahim sebelah kanannya.
"Rasa sakitnya terasa nyata. Begitu saya bangun, darah keluar dari jalan lahir, sampai untuk jalan pun saya tidak bisa. Akhirnya oleh suami dibawa ke puskesmas kecamatan, dirawat selama satu minggu. Sejak itu datanglah penyakit yang saya rasakan, berarti sudah satu tahun lebih," terang Mbak Indah.
Indah bercerita, etelah kejadian itu, suaminya pun mulai mencari pengobatan dari medis hingga non-medis untuknya. Nihil, tetapi tetap saja tidak ada perubahan.
ADVERTISEMENT
Mulan melanjutkan terapi dari tangan kanan ke kiri. Indah mual-mual saja. Lalu, disuruhnya Indah untuk duduk dan pegang dahinya. Baru diusap, Indah langsung pingsan.
Mulan bingung, kemudian memanggil suami Indah yang dari tadi sengaja menunggu di ruang makan.
"Biasa, kalau dia dipegang sama orang yang ditubuhnya ada khodam akan seperti itu. Sudah 10 kali, 11 ini seperti itu. Terus ini gimana Mbak?" kata suami Indah.
"Ya sudah, Bapak kan ustaz, terus bacaain tahlil atau yasin," pesan Mulan ke suami Indah.
Kemudian Mulan menyerahkan segelas air ke suami Indah untuk dibacakan doa. Suami Indah pun dia mulai membacakan doa. Setelah dibacakan doa, dia usapkan air itu ke ubun-ubun istrinya.
ADVERTISEMENT
Mata Indah terpejam. Tetapi air matanya keluar terus-menerus seperti orang menangis. Kemudian suaminya membaca doa lagi, ditiupkan ke telinga kanan istrinya, lalu baca doa lagi dan ditiupkan ke telinga kiri istrinya. Bukannya sadar, Indah malah menunjuk-nunjuk ke arah Mulan.
"Hai kamu," katanya dengan suara berat, sambil matanya terpejam.
"Hai kamu wanita, kamu jangan ikut campur ya. Biarikan saja orang ini (sambil menunjuk dadanya sendiri), kamu nggak akan bakal bisa ngeluarin aku dari sini. Yang nyuruh juga nggak akan bisa ngeluarin aku dari sini. Terus yang buat juga nggak akan bisa ngeluarin aku dari sini. Soalnya aku sudah betah di tubuh orang ini."
Mbak Indah yang masih dalam kondisi kerasukan, menunjuk-nunjuk Mulan lagi sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
"Hai, wanita cantik!" kata Indah lagi.
"Siapa yang sakit?" timpal suaminya.
"Bodoh! Budeg! Goblok! Wanita cantik yang ada di belakang wanita ini," ujarnya sambil menunjuk ke Mulan. "Sama lelaki tua yang di belakang sebelah kanan dia, tetapi dia nggak sekuat si cantik. Wanita cantik itu rambutnya panjang terurai sampai tumit. Kenapa kamu ikut campur?"
"Saya tidak ikut campur. Saya dimintai tolong. Orang lain saja saya tolong, masa tetangga kok tidak saya tolong," jawab Mulan.
Kemudian Mbak Indah berkata lagi sambil menunjuk suaminya dan tertawa ."Padahal kamu sama yang nyuruh aku masih saudara dekat, dekat sekali. Kenapa kamu mengikuti dia?"
Masih menunjuk muka suaminya dan tertawa, Indah berkata lagi, "Dia orang benar, saudara kamu saja yang salah. Sudah dosa, dilakuin saja, padahal dia pendidikan agamanya kuat, dosa dia."
ADVERTISEMENT
"Kamu tahu dosa, kenapa kamu lakukan?" tanya suaminya.
"Kan yang penting uang," jawab Indah.
"Emangnya uangnya dikasih berapa?" tanya suaminya.
"Banyaklah, kan yang nyuruh aku saudaranya banyak, berarti iuran. Tetapi keluarganya marah sama dia yang nyuruh aku, karena enggak berhasil membuat orang ini mati," ujar Mbak Indah sambil menunjuk dadanya sendiri.
"Mati hidup urusan Allah. Kan manusia sekadar berencana, seharusnya sekali tusuk orang ini langsung mati," ujar Mbak Indah. Dia tertawa lagi.
"Terus sekarang gimana?" tanya suaminya.
"Kan udah janji mau ngasih uang aku terus sebutuhnya."
"Terus dikasih?"
"Ya dikasihlah.Tetapi sekarang dia pelit. Kalau minta satu juta, paling dikasihnya dua ratus, tiga ratus," ungkap Indah. Dia tertawa lagi.
"Nggak papa sedikit yang penting dapat duit. Keluarga yang nyuruh aku itu emosinya besar semua, yang paling parah nomor lima. Kan yang datang ke saya itu kakak adik yang satu nomor 5 dan nomor 11. Itu yang nomor lima paling parah, dia suka ngompor-ngomporin saudaranya. Akhirnya ya jadi kayak gini, rumit dan ribet. Keluarga yang nyuruh aku itu kejam sekali. Apalagi sama orang lain, sama keluarganya sendiri saja dia tega, walaupun itu masalah sepele," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Mulan jadi teringat sama anak pamannya yang penyakitnya hampir sama seperti Indah. Yang membuatnya heran, sebelum anak pamannyaa terkena penyakit, tadinya habis bertengkar sama orang yang disebutkan sama Indah.
Lalu Mbak Indah menuding lagi ke arah Mulan. Tetapi kali ini pakai bahasa Jawa Timuran.
"Wis yoh, Nduk. Yuh koen ojo ikut campur, sampek kene wae," katanya. Dia lalu terdiam, tidak seperti orang kerasukan lagi.
"Ini gimana lagi, Mbak?" tanya suami Indah, ke Mulan.
"Ya udah disadarin aja, mukanya diusap pakai air doa itu, sama mulutnya ditetesin air itu," pinta Mulan.
Mata Mbak Indah terbuka. Dia lalu duduk. Sesaat kemudian, dia juga tersenyum, seolah nggak terjadi apa-apa. Padahal dia tidak sadar selama satu jam lamanya.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya melihat itu, Mbak, wanita cantik sekali dan laki-laki tua lagi ngegebukin dua laki-laki muda. Wanita cantik rambutnya sampai lutut, kalau laki-laki tua neggak sekuat wanita cantik. Kasihan dua laki-laki itu terkapar," cerita Mbak Indah.
Mulan juga tahu, banyak orang yang bilang dirinya punya khodam pendamping laki-laki tua dan wanita cantik yang rambutnya panjang terurai sampai lutut.
Kalau dari orang sebelumnya yang mengobati Indah, yang dilihat oleh orang itu adalah makhluk halus sejenis genderuwo. Tetapi kalau yang dilihat Mulan, ada berbagai macam makhluk halus lebih dari satu.
Kejadian itu terjadi sebelum ramadhan. Seharusnya Senin Kliwon ini, tiga hari sehabis lebaran, Mbak Indah minta diterapi lagi. Tetapi Mulan tidak berani, karena ada ancaman.
ADVERTISEMENT