Konten dari Pengguna

Peradangan dan Stres Oksidatif: Dilema Keseimbangan Seluler

Rita Maliza, PhD
Dr. Rita Maliza saat ini menjadi dosen dan peneliti di Departemen Biologi, Universitas Andalas, Padang dengan spesialisasi di bidang Endokrinologi Molekuler.
30 Mei 2024 8:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rita Maliza, PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu Peradangan dan Stres Oksidatif?
Peradangan adalah proses alami yang membantu tubuh kita melawan cedera dan infeksi. Ketika tubuh kita terluka atau terinfeksi, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan mengirimkan sel-sel imun ke area yang terkena untuk memperbaiki kerusakan dan melawan patogen. Proses ini kemudian menimbulkan tanda-tanda khas seperti kemerahan, pembengkakan, panas, dan nyeri. Meskipun proses ini sangat penting untuk penyembuhan, namun ada sisi lain dari peradangan yang perlu kita waspadai.
ADVERTISEMENT
Ketika peradangan menjadi kronis, ia tidak lagi bermanfaat dan malah dapat merusak jaringan tubuh kita. Peradangan kronis sering kali terkait dengan berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan neurodegeneratif. Salah satu aktor utama dalam proses peradangan adalah spesies oksigen reaktif atau Reactive Oxygen Species (ROS). ROS memiliki peran ganda; di satu sisi, mereka membantu melawan infeksi, tetapi di sisi lain, jika tidak dikendalikan, mereka dapat menyebabkan kerusakan seluler yang parah.
Artikel kali ini akan menjelaskan peran ROS dalam peradangan, bagaimana stres oksidatif berkontribusi pada peradangan kronis, dan mengapa penting untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan netralisasi ROS. Kita juga akan membahas peran antioksidan dan tantangan dalam terapi antioksidan. Terakhir, kita akan mecoba melihat arah masa depan dalam penelitian dan pengobatan terkait peradangan dan stres oksidatif.
ADVERTISEMENT
Bagaimana ROS Memicu dan Mengatur Peradangan
Spesies oksigen reaktif (ROS) adalah molekul yang sangat reaktif yang berasal dari oksigen. Mereka termasuk anion superoksida (O2−), radikal hidroksil (OH∙), dan hidrogen peroksida (H2O2). Molekul-molekul ini diproduksi selama metabolisme sel normal dan meningkat secara signifikan selama respons imun terhadap infeksi atau cedera. Leukosit, seperti neutrofil dan makrofag, menghasilkan ROS melalui proses yang disebut ledakan pernapasan (respiratory burst). Proses ini membantu mereka membunuh patogen yang menyerang secara langsung.
ROS juga bertindak sebagai molekul sinyal yang mengatur berbagai fungsi seluler, termasuk mengaktifkan protein seperti NF-κB, yang mengendalikan gen yang memicu peradangan, serta protein seperti Nrf2, yang membantu melindungi sel dari kerusakan. Peran ganda ROS dalam menyelesaikan peradangan menekankan pentingnya mereka dalam menjaga keseimbangan seluler.
ADVERTISEMENT
Dampak Stres Oksidatif pada Peradangan Kronis dan Kesehatan
Meskipun peradangan akut diperlukan untuk penyembuhan, peradangan kronis terjadi ketika respons peradangan tidak terselesaikan dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan dikaitkan dengan berbagai penyakit termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes, dan gangguan neurodegeneratif.
Peradangan kronis sering dikaitkan dengan stres oksidatif, yaitu suatu kondisi ketika produksi ROS melebihi kemampuan pertahanan antioksidan tubuh. Hal ini menyebabkan ROS yang berlebih kemudian merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Bayangkan ROS sebagai karat yang menyerang besi; ketika terlalu banyak karat (ROS), komponen penting sel seperti DNA, protein, dan lipid mulai rusak, seperti besi yang menjadi rapuh dan berkarat.
Keterlibatan ROS dalam patogenesis penyakit. Kredit gambar: Christopher Lipina and Harinder S. Hundal, Royal Society.
Mekanisme Kerusakan Jaringan Akibat Peradangan Kronis
ADVERTISEMENT
Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui beberapa mekanisme. Jika diibaratkan, peradangan kronis itu seperti alarm kebakaran yang tidak pernah berhenti berbunyi. Awalnya, alarm tersebut membantu mendeteksi kebakaran, tetapi jika terus berbunyi tanpa henti, ia mengganggu lingkungan sekitar, seperti halnya peradangan kronis yang merusak jaringan tubuh. Beberapa mekanisme tersebut antara lain:
ADVERTISEMENT
Antioksidan: Manfaat dan Risiko dalam Pengendalian Peradangan
Antioksidan adalah molekul yang menetralkan ROS untuk mencegah kerusakan sel. Antioksidan seperti glutation dibuat oleh tubuh, sedangkan yang lain, seperti vitamin C dan E, diperoleh dari makanan. Selama dua dekade terakhir, banyak uji klinis telah menyelidiki potensi antioksidan untuk mengurangi peradangan yang diinduksi oleh ROS. Namun, hasilnya beragam dengan beberapa studi menunjukkan beberapa manfaat dan yang lain menunjukkan potensi bahaya. Misalnya, seorang pria berusia 55 tahun yang rutin mengonsumsi suplemen antioksidan seperti vitamin E dan selenium dalam jumlah tinggi. Namun, ternyata kombinasi tersebut dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada pria sehat jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya memahami dosis dan konteks dalam penggunaan antioksidan
ADVERTISEMENT
Sinyal Redoks Tiol: Komunikasi Seluler Selama Peradangan
Pertukaran tiol-disulfida adalah bentuk sinyal redoks di mana ROS mengoksidasi kelompok tiol dalam protein membentuk ikatan disulfida yang dapat dibalik. Mekanisme ini sangat penting untuk komunikasi seluler yang cepat dan dapat dibalik selama peradangan. Enzim redoks seperti peroksiredoksin dan tioredoksin memainkan peran penting dalam peradangan dengan memodifikasi reseptor permukaan sel dan jalur sinyal.
Arah Masa Depan dalam Penelitian dan Terapi Peradangan
Terapi antioksidan telah menunjukkan hasil yang beragam, dengan beberapa studi menunjukkan manfaat sementara yang lain menunjukkan risiko. Kunci untuk mengatasi masalah ini terletak pada memahami peran spesifik ROS dalam berbagai kondisi dan mengembangkan pendekatan terapi yang ditargetkan dan dipersonalisasi.
Masa depan penelitian kemungkinan akan berfokus pada mengembangkan antioksidan yang ditargetkan, terapi yang dipersonalisasi, inhibitor ROS langsung, dan modulasi jalur sinyal redoks. Menyeimbangkan tingkat ROS melalui terapi yang ditargetkan menjanjikan untuk mengobati berbagai kondisi inflamasi. Memahami dan mengelola peran ganda ROS adalah kunci untuk kesehatan yang lebih baik di masa depan.
ADVERTISEMENT