Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Air Ketuban Pecah Apakah Bayi Masih Bisa Bergerak?
1 Maret 2023 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Air ketuban adalah cairan bening berwarna kuning yang ada di kantung ketuban. Fungsi dari air ketuban sendiri adalah melindungi bayi yang belum lahir saat berada di dalam rahim selama masa kehamilan.
Pecahnya air ketuban adalah salah satu tanda alami yang dialami oleh ibu hamil sesaat sebelum melahirkan. Lantas, ketika air ketuban pecah apakah bayi masih bisa bergerak?
Guna mengetahui jawabannya, yuk simak informasi seputar pecahnya air ketuban di bawah ini, Ma.
Air Ketuban Pecah Apakah Bayi Masih Bisa Bergerak?
Mengutip dari Medical News Today, air ketuban adalah cairan berwarna bening atau kuning yang berfungsi untuk melindungi janin selama tumbuh dan berkembang di dalam rahim.
Pecahnya ketuban biasanya mengindikasikan bahwa tubuh Mama sudah siap untuk melahirkan. Pecahnya air ketuban biasanya ditandai dengan munculnya cairan dari vagina yang berwarna kuning pucat dalam jumlah yang banyak.
ADVERTISEMENT
Mama juga bisa merasakan bahwa cairan tersebut tidak bisa dikontrol ketika keluar. Hal inilah yang membedakan air ketuban dan urine.
Pada umumnya, air ketuban pecah saat menjelang persalinan. Beberapa ibu bisa mengalami air ketuban pecah dini atau lebih awal, beberapa lainnya bahkan tidak akan mengalami ketuban pecah.
Namun, apa yang terjadi pada bayi saat air ketuban pecah? Apakah ia masih bergerak secara aktif?
Dikutip dari Mayo Clinic, jawabannya ya, bayi masih saja bergerak aktif saat ketuban pecah. Mama bisa merasakan meningkatnya tekanan di bawah perut. Artinya, bayi masih bergerak turun ke bawah dan menyebabkan tekanan tersebut.
Di samping itu, para ahli juga menilai bahwa gerakan bayi yang mengalami perubahan dan lebih berkurang setelah air ketuban pecah sebagai kondisi darurat, sehingga membutuhkan pertolongan sesegera mungkin.
ADVERTISEMENT
Gerakan bayi bisa saja kurang terasa ketika Mama langsung melahirkan setelah ketuban pecah. Pada beberapa kasus, tenaga medis akan melaksanakan induksi persalinan setelah 36 jam kantung ketuban pecah.
Mengapa demikian? Ketika air ketuban pecah dan bayi tidak kunjung lahir, hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi pada bayi mengingat sudah tidak ada lagi organ yang melindunginya.
Bayi biasanya akan bertahan selama 4-5 hari setelah pecahnya air ketuban, tetapi disertai dengan peningkatan risiko infeksi yang terjadi secara signifikan dalam kurun waktu 24 jam setelah air ketuban pecah.
Jika Mama merasakan air ketuban pecah, sebaiknya Mama perlu segera meminta pertolongan tenaga medis untuk melaksanakan persalinan secepat mungkin dan mencegah terjadinya infeksi pada bayi.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai pergerakan bayi selama pecahnya air ketuban. Jika Mama masih punya pertanyaan lain seputar hal ini, Mama bisa menanyakan langsung ke dokter kandungan ya, Ma.
(SAI)