Konten Media Partner

Legislator Asal NasDem Minta Pemerintah Sulut Perhatikan Jeritan Peternak Babi

24 Juli 2023 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak babi menjual daging babi dengan harga murah karena takut dengan ancaman virus ASF.
zoom-in-whitePerbesar
Peternak babi menjual daging babi dengan harga murah karena takut dengan ancaman virus ASF.
ADVERTISEMENT
MINAHASA – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dari Partai NasDem, Braien Waworuntu, meminta pemerintah untuk memperhatikan dan merespons cepat jeritan para peternak babi yang kini harus menjual daging babi dengan harga yang sangat murah.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Braien, seharusnya pemerintah cepat dan tanggap menyelesaikan persoalan ini, karena dampaknya cukup besar untuk para peternak babi. Selain itu, akan ada efek domino kepada para petani yang selama ini menyediakan pakan babi.
"Persoalan turun drastisnya harga jual daging babi ini tak hanya merugikan peternak saja, tapi juga para petani penyedia pakan ternak. Jadi, kalau dibiarkan berlarut oleh pemerintah, ya kita siap-siap perekonomian warga kembali terganggu," ujar Braien.
Braien mengatakan saat ini sesuai data yang didapatkannya, populasi ternak babi di Sulut ada sekitar 500 ribu, yang jika terjadi krisis seperti ini, maka ada banyak kerugian yang akan tercipta.
Dirinya juga mempertanyakan pengawasan dari pihak pemerintah yang menurutnya kurang baik terkait masuknya virus African Swine Fever atau ASF, karena ternyata saat ini menurut pengakuan sejumlah peternak sudah ada di Sulut.
ADVERTISEMENT
“Belum lama ini, kami di DPRD sudah sempat memanggil stakeholder terkait permasalahan virus ASF ini dan disebutkan belum masuk Sulut. Tapi akhirnya ASF tembus, dan akhirnya mengakibatkan peternak menjadi ketakutan dan memilih menjual daging babi dengan murah," ujarnya.
"Sekali lagi ini bukan mencari siapa yang salah atau benar. Tapi, persoalan ternak babi ini dampaknya besar untuk warga Sulut. Karena selain peternak, ada juga petani jagung dan padi karena pangan babi terbuat dari itu. Ini harus diselesaikan secepatnya," kata Braien kembali.
febry kodongan