Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Maarif Institute Latih Anak Muda di Manado Jadi Kreator Konten
19 Juli 2019 22:58 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah siswa tampak mencuri gerak untuk menghapus genangan air mata agar tidak diketahui teman-teman yang duduk di sebelahnya. Mereka tengah menyaksikan video berjudul Generasi Tanpa Hati bikinan Cameo Project, yang menunjukan persekusi atau bully yang terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Video yang tayang di Youtube ini, adalah salah satu video-video yang diputar pada kegiatan Creator Muda Academy, yang diselenggarakan Maarif Institute bekerjasama dengan Peace Generation, Cameo Project, Ruang Guru, dan Love Frankie yang didukung oleh Google.org, di Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (19/7).
Dalam sesi ini, pentolan grup musik Project Pop, Yosi Mokalu tampil sebagai pembicara. Dirinya mengajak para peserta yang merupakan siswa dari SMA/sederajat yang berasal dari seluruh Sulawesi Utara ini, untuk berani membuat konten-konten positif, agar menularkan hal yang baik terutama kepada para millenial sesama mereka.
Menurut Yosi, anak-anak muda kreatif, harus berani tampil positif, sehingga bisa mengedukasi agar tidak ada lagi bullying, persekusi, menghakimi orang dan hal buruk lainnya, terjadi lagi di lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
"Kita harus terus berpikir positif. Karena apa yang akan kita keluarkan di mulut kita, merupakan cerminan hati kita. Kalau kita positif, maka yang keluar positif begitu sebaliknya. Maka, kita harus tetap berpikir positif, agar kita bisa berperilaku yang positif dan menulari hal itu kepada teman, saudara dan semua," kata para pencipta lagu hits milik Project Pop ini.
Kegiatan Creator Muda Academy ini sendiri menurut, Khelmy K. Pribadi, Direktur Program MAARIF Institute, berangkat dari kekhawatiran mereka, dengan perkembangan pengguna media sosial dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Dijelaskannya, data dari survei yang dilaksanakan We Are Social, untuk rentang tahun 2018 hingga 2019 terjadi peningkatan dari 130 juta ke 150 juta jiwa pengguna.
ADVERTISEMENT
Peningkatan pengguna ini, tentunya memiliki dampak buruk jika tidak memiliki filterisasi yang kuat dalam diri sendiri. Siapapun menjadi lebih rentan terpapar konten yang mengandung fitnah, hoax, berita bohong, ujaran kebencian, dan pelintiran kebencian.
Dikatakannya, Maarif Institute melihat perkembangan media sosial yang begitu pesat dan begitu mudah diakses terutama para anak muda, bisa berakibat buruk jika konten yang mereka temukan justru tidak baik.
"Berangkat dari situ, kami mencoba memfilternya dengan media sosial itu sendiri. Dimana kini, semua orang bisa membuat konten sendiri. Disinilah, kami ingin mengajarkan anak-anak muda menjadi kreator konten sendiri, dimana harapannya mereka kemudian membuat konten-konten positif tentang keindonesiaan dan keragaman," kata Khelmy.
Kegiatan sendiri berlangsung hingga Sabtu (20/7). Khelmy menyebutkan, kegiatan ini mempertemukan 150-an pelajar SMA/sederajat untuk mengikuti sesi Mading Talks.
ADVERTISEMENT
"Pada sesi berikutnya, 10 tim terbaik berkesempatan untuk mengikuti sesi Booth Camp berupa pelatihan pembuatan konten positif bersama para pelatih yang berpengalaman di bidang menulis, desain grafis, fotgrafi, dan videografi," kata Khelmy.
"Mengapa anak muda? Karena menyampaikan pesan kepada anak muda, harus melalui bahasa anak muda itu sendiri. Makanya, kami melatih mereka, agar konten positif bisa benar-benar sampai ke generasi mereka," kata Khelmy kembali.
Sementara, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Abdul Rohim Ghazali, berharap anak muda dapat mengekspresikan diri melalui konten-konten kreatif melalui platform yang tersedia.
“Berbagai ide segar dan kreatif yang berasal dari anak muda perlu diarahkan dalam bentuk konten-konten positif dan diunggah ke media sosial. Untuk itu, kami menyediakan platform online dalam madingsekolah.id,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
isa anshar jusuf