Konten Media Partner

Masa Tenang, Baliho Capres dan Caleg di Minahasa-Tomohon Belum Ditertibkan

12 Februari 2024 23:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baliho raksasa yang masih terpasang hingga masa tenang.
zoom-in-whitePerbesar
Baliho raksasa yang masih terpasang hingga masa tenang.
ADVERTISEMENT
TOMOHON - Ada hal lucu terjadi saat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Utara (Sulut) yang datang ke Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa untuk melakukan patroli penertiban Alat Peraga Kampanye (APK), Senin (12/2).
ADVERTISEMENT
Baru saja memasuki pusat kota Tomohon, rombongan Bawaslu Sulut, langsung disambut dengan baliho-baliho milik Calon Legislatif (Caleg) dari PDIP dan PSI dengan cantolan Calon Presiden (Capres) yang diusung, yakni Prabowo Subianto (PSI) dan Ganjar Pranowo (PDIP).
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Minahasa. Baliho-baliho raksasa para Caleg juga belum diturunkan.
Keberadaan baliho besar ini patut untuk dipertanyakan, karena kondisi itu terpampang pada Senin (12/2) sekitar pukul 15.00 Wita, atau telah dua hari masa tenang berlangsung. Artinya, pihak Caleg tak mau melakukan penertiban secara mandiri, dan pihak Bawaslu Kota Tomohon serta Kabupaten Minahasa, juga lambat melakukan penertiban.
Menanggapi itu, Komisioner Bawaslu Sulut, Zulkifli Densi, mengatakan penertiban APK sudah dilaksanakan di awal masa tenang pada Minggu 11 Februari 2024 oleh Bawaslu Tomohon dan Minahasa.
ADVERTISEMENT
"Bawaslu Tomohon dan Minahasa sudah mulai menertibkan sejak kemarin tanggal 11 Februari 2024 pukul 00.00 WITA. Sebagian besar sudah diturunkan, tinggal beberapa yang tersisa karena dipasang di billboard," kata Zulkifli.
Baliho raksasa yang masih terpasang hingga masa tenang.
Menurutnya, penertiban APK di billboard seperti itu membutuhkan alat bantu untuk menurunkannya, di mana pihak Bawaslu tak memiliki fasilitas tersebut.
Selain itu, Zulkifli juga mengatakan kendala berupa cuaca buruk ikut mempengaruhi kerja-kerja di Bawaslu dalam melakukan penertiban APK tersebut.
"Selain memang terkendala pada alat bantu untuk menurunkan yang tinggi, juga terkendala pada cuaca yang terus menerus hujan," katanya kembali.
febry kodongan