Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Saksi Paslon Elly-Hanny yang Dilaporkan Hilang Saat Pleno KPU Sudah Kembali
10 Desember 2024 1:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MANADO - Sempat viral saksi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Elly Engelbert Lasut-Hanny Joost Pajouw, bernama Jootje Rumondor, dilaporkan hilang , usai dirinya mengikuti rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara Pilgub Sulut.
ADVERTISEMENT
Saat itu, nama Komisi Pemilihan Umum (KPU ) Provinsi Sulut ikut terbawa-bawa dan diancam akan dilaporkan ke DKPP, karena disebut jika Jootje hilang setelah dikeluarkan dari ruang rapat pleno Rekapitulasi KPU.
Rupanya, Jootje telah kembali dan kini sudah berkumpul dengan keluarganya. Hal ini disampaikan Kabag Ops Polresta Manado, Kompol Sugeng Wahyudi, Senin (9/12). Bahkan menurut Sugeng, Jootje sudah mendatangi pihak kepolisian untuk memberikan kabar tentang dirinya.
"Dia (Jootje) pada Senin (9/12) pagi sudah datang ke Polresta Manado. Kepada polisi, ia menjelaskan bahwa ia sudah kembali ke rumah di Perumahan GPI sejak Sabtu akhir pekan lalu," ujar Sugeng.
Menurut Sugeng, Jootje juga menyampaikan jika dia belum siap diperiksa oleh polisi, mengingat saat ini istrinya masih dalam kondisi yang sakit.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan walaupun Jootje telah kembali pulang, tetapi pihak kepolisian tetap akan melakukan penyelidikan terkait hilangnya Jootje. Menurutnya, yang akan diselidiki itu adalah dugaan-dugaan dan juga motifnya.
"Jadi, pihak kami akan tetap melakukan penyelidikan terkait motif dan dugaan-dugaan lainnya," ujarnya kembali.
Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Sulut, Kenly Poluan, menyebutkan jika informasi yang menyebutkan jika saksi tersebut hilang usai mengikuti pleno KPU, diakuinya sangat merugikan pihak KPU. Pasalnya ada bola liar yang terjadi akibat informasi tersebut.
"Jadi seolah-olah kesalahan KPU. Padahal kan tidak seperti itu faktanya," ujar Kenly kembali.