Konten Media Partner

Umat Nasrani Jaga Salat Idul Fitri di Lapangan Perumahan GPI

10 April 2024 8:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat nasrani yang selesai berjaga pada pelaksanaan Salat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Perumahan GPI, berfoto bersama dengan panitia Salat Idul Fitri Masjid Rabbani.
zoom-in-whitePerbesar
Umat nasrani yang selesai berjaga pada pelaksanaan Salat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Perumahan GPI, berfoto bersama dengan panitia Salat Idul Fitri Masjid Rabbani.
ADVERTISEMENT
MANADO - Momen Idul Fitri 1445 Hijriah kembali menunjukkan bagaimana toleransi antar umat beragama di wilayah Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), masih terus terjaga dengan baik.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat jelas pada saat umat muslim di Perumahan Griya Paniki Indah (GPI), perumahan terbesar di Sulut, menggelar Salat Idul Fitri, Rabu (10/4) pagi ini.
Umat nasrani baik dari Gereja GMIM Pinaesaan dan juga dari Gereja Katolik Stasi Santa Teresa dari Kalkuta, menjaga jalannya Salat Idul Fitri, sejak pagi hari dimulai dari salat dua rakaat hingga saat khatib membawakan ceramah.
Tak hanya itu, mereka juga ikut mengatur dan menjaga parkiran kendaraan dari para umat muslim yang sedang menjalankan ibadah tersebut.
Charlis Tagulihi, dari Panji Yosua GMIM Pinaesaan, menjelaskan jika penjagaan yang dilakukan pihaknya adalah kegiatan rutin di setiap hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha nantinya.
Dijelaskan Charlis, selain Panji Yosua GMIM, ada juga dari Legio Christi (LC) Gereja Katolik yang ikut berjaga dan mengamankan jalannya ibadah Salat Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
"Khusus untuk Panji Yosua GMIM, itu kami ada 32 anggota yang menjaga Salat Idul Fitri. Ini kami lakukan agar saudara umat muslim bisa menjalankan ibadah lebih khusyuk, karena ada jaminan kami menjaganya," ujar Charlis.
Hal ini tentunya mendapatkan apresiasi dari umat muslim. Mereka menilai jika kerukunan umat beragama benar-benar terjaga di Sulawesi Utara terlebih khusus di Kota Manado.
"Kami tentu merasa sangat berterima kasih. Pesan toleransi ini semoga bisa tersampaikan ke seluruh Indonesia, agar tidak ada perpecahan antara sesama bangsa Indonesia. Dari Manado kita belajar bagaimana kerukunan itu," ujar Ghaisan, warga GPI.
manadobacirita