Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Melihat Aksi Boikot Produk Pro Israel dari Sisi Ekonomi dan Moral
21 November 2023 7:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Manda Septina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi boikot produk-produk pro Israel berangkat dari serangan beruntun yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Gerakan boikot atau yang dikenal dengan istilah BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) sendiri dipahami sebagai suatu tindakan atau keputusan untuk tidak membeli, menggunakan, dan berurusan terhadap suatu produk/organisasi/kelompok tertentu guna mewujudkan aksi protes yang berlandasan alasan tertentu.
ADVERTISEMENT
Aksi boikot sendiri telah menuai pro dan kontra bagi sejumlah masyarakat di Indonesia dengan melihat berbagai sisi kehidupan, antara sisi perekonomian dan moral kemanusiaan. Tidak bisa dipungkiri, apabila para pengusaha di Indonesia cenderung melihat fenomena aksi boikot ini berpotensi terhadap penurunan perekonomian di Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ketua Umum Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), Roy Nicolas Mandey, yang mana aksi boikot terhadap produk-produk yang dinilai pro Israel akan berimbas pada penurunan tingkat produktivitas ritel, hingga menyentuh angka 50%.
Imbas aksi boikot dalam jangka waktu yang berkepanjangan juga berisiko menciptakan pengurangan tenaga kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karena melihat penurunan permintaan pasar.
Aksi boikot produk pro Israel bagi sebagian masyarakat di Indonesia juga dinilai memiliki pengaruh yang baik dengan berlandaskan moral. Dalam jurnal Daniel Fernandez yang berjudul "Politics at the Mall: The Moral Foundations of Boycotts" diungkapkan bahwa aksi boikot bisa terjadi secara massal apabila dilandasi oleh 5 prinsip moral (Teori Dasar Moral dari Haidt dan Joseph, 2004), antara lain:
ADVERTISEMENT
Melalui lima prinsip di atas, menjadi dasar untuk sebagian masyarakat Indonesia yang meyakini bahwa landasan moral dan kemanusiaan berperan besar dalam memobilisasi upaya kolektif untuk berkontribusi dalam tindakan kemanusiaan terhadap Palestina