Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Histeria Pemuda Indonesia di Luar Negeri
18 Agustus 2017 21:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Manik Sukoco tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: Dokumentasi ABRI
Pada masa awal kemerdekaan, suasana perjuangan dan perasaan bahagia juga dirasakan oleh para pemuda tanah air yang sedang bekerja atau menimba ilmu di luar negeri. Belajar, bekerja, sembari berjuang demi kemerdekaan bangsa adalah sebuah tradisi yang diusung oleh kalangan pemuda terpelajar di negeri Belanda dan Mesir sejak jaman kolonial.
ADVERTISEMENT
Ketika berita mengenai proklamasi kemerdekaan sampai di telinga mereka, dengan spontan mereka mulai berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain. Para pemuda mengadakan demonstrasi untuk menolak kehadiran tentara Belanda di tanah air. Berbagai usaha mereka lakukan untuk turut serta menegakkan kedaulatan negeri ini.
Di Australia misalnya, para awak kapal Indonesia berhasil menarik simpati pekerja pelabuhan untuk melakukan boikot terhadap kapal-kapal Belanda. Di India, Srilanka, Burma, Thailand, Amerika Serikat, Semenanjung Malaya, dan Singapura (yang saat itu masih berada di bawah kolonialisme Inggris), serta di negara-negara lain para pemuda menjalankan berbagai aksi, mulai dari demonstrasi, menulis di surat kabar, memasang poster, sampai penerbitan pamflet-pamflet perjuangan.
Jauhnya jarak tidak menghalangi niat baik warga Indonesia di luar negeri. Para pemuda itu rupanya tak terbuai oleh kerinduan pada negeri tercinta. Mereka berbuat, bergerak, dan berjuang seakan mereka adalah wakil bangsa yang dipekerjakan untuk berdiplomasi dalam memperoleh pengakuan dari negara tempat mereka menimba ilmu.
ADVERTISEMENT
Dukungan dari negara-negara luar saat itu tidak serta merta kita dapatkan. Gerakan pemuda adalah amunisi tambahan untuk meraih dukungan internasional dalam upaya menegakkan republik ini. Berlatar belakang kultur maupun sosial yang berbeda, mereka bersatu padu mengawal kemerdekaan. Turut andil untuk menentukan tempat Indonesia dalam percaturan politik dunia.
Generasi muda merupakan unsur yang esensial dalam suatu gerakan sosial. Sejarah telah mencatat bahwa kemerdekaan lahir dari kerelaan mereka untuk berkorban demi cita-cita, kemajuan, dan perubahan bangsa. Bersama pemuda, masa depan Indonesia akan ditentukan; akankah maju, diam, atau tenggelam.
Bukankah tidak ada yang lebih suci bagi seorang pemuda daripada membela kepentingan bangsanya? (Pramoedya Ananta Toer)
Suasana kemenangan dan kegembiraan meliputi peringatan proklamasi kemerdekaan yang digelar tanggal 17 Agustus 1949 di KBRI India. Foto: Buku Kilas Balik Revolusi
ADVERTISEMENT
Seorang pemuda Indonesia di Wynyard Square Sydney, mengajak masyarakat Australia untuk menolak mengakui kolonialisme Belanda. Foto: Dokumentasi ABRI
Awak kapal Indonesia mengajak buruh-buruh pelabuhan Australia untuk mendukung protes mereka terhadap kapal-kapal Belanda. Foto: Dokumentasi ABRI
Tentara Australia pada Desember 1945 mendampingi awak kapal Indonesia dan India yang mogok menuju perusahaan Perkapalan Belanda (KPM) supaya tunggakan gaji mereka dibayar. Awak kapal India yang didatangkan ke Australia oleh Belanda untuk mengganti warga Indonesia, turut pula memboikot. Foto: Buku Australia dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1945, masyarakat Indonesia mengadakan pawai di Jalan Sydney, ibukota negara bagian New South Wales. Inilah mungkin pertama kalinya orang Indonesia melakukan pawai di luar negeri dalam rangka menuntut kemerdekaan. Foto: Dokumentasi ABRI
Warga Indonesia yang tergabung dari Indonesia Committee for Democracy mengadakan perjamuan di New York. Foto: Majalah Tempo
Demonstrasi di Los Angeles, California. Foto: Lukisan Revolusi
Pawai di Los Angeles untuk membela proklamasi kemerdekaan Indonesia. Foto: Buku Genderang Proklamasi L.N
Perhimpunan Indonesia di San Fransisco, Amerika Serikat pada 14 Desember 1946, mengadakan perayaan ulang tahunnya yang ketiga. Foto: Lukisan Revolusi
Demonstrasi para pemuda menentang penjajahan Belanda di Kyoto, Jepang pada tahun 1947. Foto: Lukisan Revolusi
Hibya Park, sebuah taman yang terkenal di Jepang, dipergunakan para pemuda Indonesia untuk menggelar poster dan spanduk menentang kolonialisme Belanda. Foto: Lukisan Revolusi
ADVERTISEMENT