Konten dari Pengguna

Kesusastraan Adalah kekayaan Intelektual, Intip Manfaatnya

Maria Audriana Elizabeth Noya
Hola a todos, selamat datang ditulisan - tulisan kecilku. Aku adalah mahasiswa yang berkuliah di Universitas Pamulang, semoga tulisan ku bermanfaat untuk kalian ya.
3 Desember 2023 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maria Audriana Elizabeth Noya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Kesusastraan, sebagai harta karun cendekiawan, membuka jendela ke dunia imajinasi dan memperkaya perspektif. Di tengah tantangan antusiasme terhadap kesusastraan, terutama di kalangan mahasiswa, mencintai kesusastraan bukan hanya tentang pemahaman dan apresiasi terhadap karya sastra, tetapi juga berdampak pada pembentukan karakter dan perkembangan intelektual mahasiswa. Beberapa ahli telah menyuarakan pandangan mereka mengenai hal ini.
ADVERTISEMENT
1. Keterlibatan Emosional untuk Merangsang Kreativitas
Menurut Profesor Amanda Turner, ahli sastra kontemporer, keterlibatan emosional dalam mencintai kesusastraan bukanlah sekadar tanggung jawab, melainkan pemicu kreativitas. Mahasiswa yang mencintai kesusastraan cenderung terbuka terhadap ide-ide baru, pengalaman yang inovatif, dan pemikiran kritis yang mendalam.
2. Pemberdayaan Identitas Budaya
Dr. Carlos Rodriguez, pakar studi budaya, mengatakan bahwa cinta terhadap kesusastraan memberdayakan identitas budaya mahasiswa. Karya sastra mencerminkan keragaman perspektif, dan mahasiswa yang mencintai kesusastraan dapat mengaitkan akar budaya mereka dengan keberagaman sastra.
Dokumentasi Pribadi
3. Pembentukan Etos Belajar Seumur Hidup
Dalam pandangan Dr. Robert Walker, pendidik sastra, mencintai kesusastraan membentuk etos belajar seumur hidup. Mahasiswa yang mencintai kesusastraan cenderung memiliki semangat untuk terus belajar, mengeksplorasi karya baru, dan terlibat dalam diskusi intelektual.
Dokumentasi Pribadi
Dengan mencintai kesusastraan, mahasiswa bukan hanya menjadi pembaca cerdas, tetapi juga pembelajar yang terus berkembang. Cinta terhadap kesusastraan menjadi landasan untuk menikmati keindahan kata, mengeksplorasi kekayaan budaya, dan mengasah pemikiran kritis. Oleh karena itu, pendidik dan ahli sastra perlu mendukung mahasiswa dalam menemukan kebahagiaan dalam membaca, menyadari bahwa cinta terhadap kesusastraan adalah investasi berharga untuk masa depan mereka.
ADVERTISEMENT