Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dari KBA Pasirluyu, Kang Yayat Menepis Kritik
5 Desember 2022 20:03 WIB
Tulisan dari Maria Soemitro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Harusnya perusahaan besar merekrut warga sekitar,” kata seorang pria paruh baya, sambil menunjuk kantor Astra, penyelenggara Kampung Berseri Astra (KBA). "Jangan hanya sarjana, perusahaan juga harus menerima lulusan SD, SMP,”lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Refleks dahi saya mengernyit, kemudian mencoba menerangkan bahwa suatu perusahaan beroperasi bukan berdasar latar belakang, namun kemampuan sumber daya manusia (SDA) nya. Walau harus diakui biasanya mereka lulusan perguruan tinggi.
Sedangkan lulusan SD dan SMP, umumnya direkrut perusahaan outsourcing sebagai tenaga keamanan dan tenaga kebersihan. Cara ini lebih mudah, efektif dan efisien, sehingga perusahaan besar seperti Astra bisa fokus pada produksi, tidak terdistraksi hal lain.
“Outsourcing itu salah,” jawab pria tersebut. “Saya aktivis, saya sering demo soal outsourcing,” lanjutnya.
Untuk sejenak saya menghela napas. Untunglah Pak Yayat Rustandi muncul. Jika tidak, mungkin saya sudah menjelaskan tentang UU Ketenagakerjaan yang mendasari outsourcing atau alih daya merupakan layanan penyedia jasa tenaga kerja. Saya takut akhirnya malah blunder. Pria tersebut bersikukuh dengan pemahamannya, demikian pula saya.
ADVERTISEMENT
Pak Yayat tersenyum ramah ketika saya berkisah tentang debat kusir dengan pria di depan warung. Sebelumnya, kami memang berjanji untuk bertemu, untuk kemudian bersama menuju Rumah Pintar Nuurul Falaah.
Sebagai penggerak Kampung Berseri Astra (KBA) Pasirluyu Bandung, pastinya Pak Yayat sudah kenyang dengan oknum demikian. Mereka berharap sumbangan secara instan.
Karena alih-alih memberi “ikan”, Astra Group fokus pada tujuan agar warga KBA Pasirluyu yang berlokasi di RW.08 Kelurahan Pasirluyu Kecamatan Regol Kota Bandung, bisa mandiri dan bukan tak mungkin menjadi pemilik tangan di atas.
Walau, tentu saja dibanding kail, lebih mudah memberi ikan. Dengan memberi kail, Astra harus bersusah payah menyusun program, bermusyawarah dengan warga setempat, menerapkan program, dan mengevaluasi. Jalan panjang tersebut tidak hanya membutuhkan dana, juga tenaga, waktu dan emosi.
ADVERTISEMENT
Nah, apa saja program yang diselenggarakan KBA Pasirluyu? Ini dia!
Rumah Pintar Nuurul Falaah di Kampung Berseri Astra Pasirluyu
Pendidikan berkualitas merupakan target Negara Jepang dan Korea Selatan saat mengalami bonus demografi. Para orangtua di Korea Selatan menggunakan 30 persen penghasilannya untuk pendidikan anak mereka. Selain sekolah formal, anak-anak Korea Selatan diharuskan mengikuti serangkaian les. Tak heran mereka baru pulang di malam hari.
Bagaimana dengan di Indonesia? Agak sulit diterapkan, mengingat begitu lebarnya kesenjangan sarana dan prasarana, antara perserta didik di Pulau Jawa, khususnya di sekitar ibukota Jakarta, dengan peserta didik di pulau-pulau 3T (Terdepan Terpencil dan Tertinggal).
ADVERTISEMENT
Untuk menyikapinya, pada tahun 2014 Astra Group bekerja sama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) meresmikan 20 rumah pintar di 9 provinsi. Salah satunya adalah Rumah Pintar Nuurul Falaah di KBA Pasirluyu Bandung
Apa perbedaan Rumah Pintar dengan PAUD serta TK yang telah lebih dulu ada? Pak Yayat menjelaskan bahwa ada beberapa sentra yang harus disediakan Rumah Pintar, yaitu:
Sentra buku. Buku adalah jendela dunia. Agar anak-anak dan warga bisa melihat dunia di luar Pasirluyu, Astra menyiapkan 2.000 eksemplar buku berbagai judul. Dengan harapan, tidak saja menambah wawasan, tapi juga termotivasi untuk berinovasi, kreatif, mandiri dan berguna untuk bangsa.
Sentra bermain dan permainan. Diisi dengan berbagai Alat Permainan Edukatif (APE) bagi anak usia dini agar semua potensi dan kreativitas serta imajinasi mereka dapat berkembang optimal
ADVERTISEMENT
Sentra komputer. Beberapa komputer berjejer rapi di Rumah Pintar Nuurul Falaah. Siap digunakan. Karena kini komputer bukan lagi barang mewah. Setiap anak wajib mempelajari sejak dini. Bahkan ujian nasional menggunakan komputer.
Sentra audio visual/panggung. Setiap tahunnya Rumah Pintar Nuurul Falaah menyelenggarakan olimpiade agar peserta didik tidak jago kandang. Tapi juga mampu berpidato dan mempresentasikan hasil kretivitasnya.
Sentra kriya. Selain bekal akademis, dibutuhkan ketrampilan untuk menciptakan peluang usaha dan peluang kerja di masyarakat. Salah satunya adalah ketrampilan menyablon mug, barang yang digalakkan penggunaannya untuk mengurangi air minum dalam kemasan (AMDK).
Bea siswa, melalui yayasannya Astra Group menyalurkan beasiswa sesuai rekomendasi para pengurus dan pengajar Rumah Pintar Nuurul Falaah. Bea siswa diberikan pada lulusan/bukan lulusan Rumah Pintar, karena pendidikan merupakan hak setiap anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Walau demikian, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bea siswa Astra, yaitu:
Pengurus dan pengajar Rumah Pintar Nuurul Falaah juga melakukan sejumlah penilaian menyangkut perilaku, ahlak serta nilai rata-rata rapor. Agar kelak penerima beasiswa bisa menjadi warganegara yang berbudi luhur serta bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Dengan bangga, Pak Yayat menjelaskan tentang bertambahnya peserta didik yang mendapat bea siswa Astra. Pada tahun 2016, tercatat ada 50 peserta didik, meningkat menjadi 105 pada 2018, meliputi peserta didik Sekolah Dasar (SD) dan beberapa yang telah kuliah di perguruan tinggi.
Posyandu Nur’Inayah di Kampung Berseri Astra Pasirluyu untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Tatkala pemerintah sedang giat mengurangi angka stunting di Indonesia, ternyata tidak semua ibu tahu bahwa nutrisi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI) tidak bisa diganti susu formula (sufor). Terlebih sufor tidak mengandung antibody yang dapat meningkatkan imunitas agar anak tidak mudah terserang penyakit seperti pneumonia, diare, dan infeksi.
ADVERTISEMENT
Paling tidak, hal tersebut kerap saya temui di komunitas. Dengan alasan ASInya sedikit, atau malah gak keluar, banyak ibu muda yang mengganti ASI dengan sufor.
Karena itulah agar anak tumbuh kembang optimal pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), Astra melakukan serangkaian sosialisasi di Posyandu Nur’Inayah yang berlokasi di Kampung Berseri Astra Pasirluyu. Diantaranya mencakup penjelasan dan konsultasi laktasi serta senam bayi.
Khusus senam bayi, pengurus Posyandu Nur’ Inayah memperoleh ketrampilan pijat bayi untuk diajarkan pada para ibu. Seperti diketahui, memijat bayi bermanfaat agar bayi bisa tidur lebih nyenyak, tidak stress sehingga berat badannya bisa meningkat hingga 47 %.
Kampung Berseri Astra Pasirluyu Berjuang Membangun Urban Farming
Mengapa disebut berjuang? Karena sebagai masyarakat perkotaan, warga Kampung Berseri Astra Pasirluyu tidak memiliki kemampuan bercocok tanam. Mereka bingung melihat kondisi bibit sayuran yang morat-marit akibat ulah tikus, ayam, serangga dan pengganggu tanaman lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun Pak Yayat dan teman-temannya tak patah arang. Mulai dari vertikultur, mereka merambah ke hidroponik, dan berhasil! Karena hidroponik dirancang untuk petani perkotaan. Pengganggu tanaman kesulitan menggapainya.
UMKM di Kampung Berseri Astra Pasirluyu Bandung
Mungkinkah seorang tukang parkir berganti profesi? Bukankah sebagai pekerja informal, dia menantang bahaya? Dia bisa saja tertabrak tanpa proteksi finansial.
Beruntung Muis, nama panggilan Suhendar, bertempat tinggal di RW.08 Kelurahan Pasirluyu Kecamatan Regol Kota Bandung, lokasi Kampung Berseri Astra Pasirluyu. Karena dia berkesempatan mendapat hibah berupa 2 perangkat mesin cuci, penambahan daya listrik menjadi 2.200 watt, dan pasokan cucian kotor dari 3 bengkel Astra.
Walau tentu saja, saat didirikan “Muis Laundry” tidak langsung mengucurkan rupiah. Butuh waktu dan jam terbang sampai akhirnya Suhendar berhasil mengantongi omzet 6 juta rupiah per bulan. Dia juga mampu merenovasi bangunan tempat laundry dan membeli mesin laundry yang baru.
ADVERTISEMENT
Suhendar tidak sukses sendirian. ketika “Muis Laundry” akhirnya berkembang, dia mampu merekrut tetangganya untuk menyetrika baju konsumen dan mendapat upah Rp 3.000/kg.
UMKM terbaru yang diperkenalkan KBA Pasirluyu adalah La Banane, camilan berbahan pisang dengan 5 varian rasa, yaitu vanilla milk, cokelat, green tea, cappuccino, dan balado. Wow, bikin ngeces ya? Ternyata pisang bisa diolah dengan berbagai rasa.
Tak heran, atas berbagai kreasi dan inovasi yang dilakukan, Kampung Berseri Astra Pasirluyu berhasil mendapatkan juara umum Lomba Semarak 2020 pada perhelatan Semarak KBA 2020.
Selamat Pak Yayat dan team yang berhasil membuktikan karya dengan mengesampingkan suara sumbang. Karena di antara niat baik, akan selalu terdengar suara minor. Keputusan terakhir ada pada pemilik niat. Apakah mau melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi masyarakat, negara dan bangsa, bahkan planet bumi. Atau sebaliknya, bergabung dengan si pengkritik agar sekadar bunyi.
ADVERTISEMENT