Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Contoh Penggunaan Deepfake Secara Positif dalam Kehidupan Sehari-Hari
20 Juni 2023 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nayoko Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknologi deepfake, yang menggabungkan kecerdasan buatan dengan kecerdasan visual, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Deepfake digunakan untuk membuat konten yang terlihat seolah-olah orang tersebut benar-benar ada dalam situasi atau konteks tertentu. Meskipun deepfake sering dikaitkan dengan kekhawatiran tentang manipulasi dan privasi, ada juga sisi positif yang dapat dimanfaatkan. Berikut contoh penggunaan deepfake untuk hal yang positif.
ADVERTISEMENT
1. Hiburan dan Seni: Menghidupkan Kembali Masa Lalu
Industri hiburan dan seni telah melihat dampak yang signifikan dari deepfake. Salah satu contohnya adalah penggunaan deepfake untuk mereplikasi wajah aktor yang telah meninggal. Dengan menggunakan teknologi ini, studio film dapat menghidupkan kembali tokoh-tokoh ikonik dalam film, memberikan pengalaman yang mendalam bagi penonton. Teknologi deepfake juga digunakan untuk menciptakan efek visual yang menakjubkan, memperluas batasan imajinasi para pembuat film.
Seperti pada film "Star Wars: The Rise of Skywalker," yang rilis pada tahun 2019 silam, teknologi deepfake digunakan untuk mereplikasi wajah aktor Carrie Fisher, yang telah meninggal sebelum produksi film tersebut selesai. Dengan menggunakan deepfake, wajah Fisher digabungkan dengan adegan yang sebelumnya tidak digunakan atau diambil dari film-film sebelumnya. Hal ini memungkinkan karakternya, Leia Organa, untuk tetap hadir dalam film terakhir trilogi tersebut, memberikan penghormatan kepada aktris yang dicintai dan menghadirkan kepuasan emosional bagi para penggemar.
ADVERTISEMENT
2. Pendidikan dan Pembelajaran: Menyajikan Pengalaman Interaktif
Deepfake juga menawarkan potensi yang menarik dalam konteks pendidikan dan pembelajaran. Dalam pelajaran sejarah, deepfake dapat digunakan untuk menciptakan simulasi yang realistis. Misalnya, siswa dapat berinteraksi dengan tokoh sejarah yang dihidupkan kembali melalui deepfake, memungkinkan mereka untuk lebih memahami konteks sejarah secara mendalam.
Selain itu, deepfake dapat menciptakan tutor virtual yang berbicara dengan aksen asli dan intonasi yang tepat, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan tutor virtual ini, mempraktikkan percakapan dalam bahasa yang dipelajari dengan lebih percaya diri dan mendapatkan feedbcak yang tepat.
3. Penelitian dan Eksperimen: Mempelajari Psikologi dan Persepsi
Dalam penelitian psikologi, deepfake dapat menjadi alat yang kuat untuk menyelidiki aspek-aspek seperti persepsi sosial dan emosi. Misalnya, dengan menciptakan wajah palsu dengan dengan variasi ekspresi emosi yang berbeda
ADVERTISEMENT
Peneliti dapat mempelajari bagaimana manusia merespons dan memahami emosi tersebut. Hasil penelitian ini membantu dalam memahami bagaimana orang merespons ekspresi emosi dan memberikan wawasan baru dalam bidang psikologi sosial.
Deepfake juga dapat digunakan untuk eksperimen dalam bidang lain, seperti studi tentang pengambilan keputusan atau simulasi lingkungan yang rumit.
4. Perlindungan Privasi dan Keamanan
Sementara deepfake sering dikaitkan dengan pelanggaran privasi, teknologi ini juga dapat digunakan untuk melindungi privasi individu. Dalam era di mana banyak informasi pribadi beredar secara daring, deepfake dapat digunakan sebagai alat untuk mengaburkan atau menyamarkan identitas seseorang.
Misalnya, deepfake dapat digunakan untuk mempixelisasi wajah-wajah orang yang muncul dalam video rekaman publik atau untuk mengubah suara seseorang agar tidak dapat diidentifikasi. Hal ini membantu menjaga privasi individu dan mencegah penyalahgunaan data pribadi.
ADVERTISEMENT
Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi deepfake juga memiliki potensi untuk disalahgunakan. Manipulasi konten, penipuan, dan pelanggaran privasi masih menjadi masalah yang nyata. Oleh karena itu, perlu ada upaya yang terus-menerus untuk mengembangkan teknik deteksi deepfake yang lebih canggih dan efektif, serta regulasi yang memadai untuk mengatasi risiko yang terkait dengan teknologi ini.
Dengan memahami potensi penggunaan deepfake yang positif dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi risiko yang ada, kita dapat memanfaatkan teknologi ini dengan bijak dan bertanggung jawab. Dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan pengembangan dan penggunaan deepfake akan terus berkembang, dan menjadi tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa dampaknya positif melebihi dampak negatifnya.