Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dua Sisi Dunia Wibu: Cerita tentang Budi dan Luna
9 Desember 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Marleyn Laura Olivia Veronica T tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dulu, waktu SMA, ada satu sosok unik yang benar-benar mencuri perhatian kami. Panggil saja dia Budi. Sekilas melihatnya, kamu langsung tahu bahwa dia adalah penggemar anime sejati, atau istilah populernya, wibu. Setiap hari, Budi tampak seperti baru bangun dari dunia animasi Jepang dan kembali ke kenyataan dengan satu misi utama: melanjutkan petualangannya menonton anime favoritnya. Bahkan, suaranya saat nonton sering kali begitu lantang hingga kelas kami terasa seperti studio mini!
ADVERTISEMENT
Budi sangat menyukai karakter anime imut, atau yang biasa disebut “loli.” Ketertarikannya ini sering membuat teman-teman di sekitarnya merasa bingung dan canggung. Meski begitu, Budi tampak tidak peduli. Saat yang lain sibuk bermain bola di lapangan atau bercanda di kantin, dia lebih memilih duduk di pojokan kelas, dengan headset menempel di telinganya, tenggelam dalam dunianya sendiri.
***
Pernah suatu kali, saat suasana kelas tenang, Budi tiba-tiba berteriak “waifuku!” dengan semangat. Semua orang langsung menoleh, bingung. Untungnya, itu terjadi saat istirahat. Kalau saat guru sedang mengajar, bisa-bisa dia kena semprotan langsung. Yang lucu sekaligus mengherankan, Budi memperlakukan karakter anime favoritnya layaknya cinta sejati—bukan sekadar gambar di layar, tapi seperti seseorang yang nyata.
ADVERTISEMENT
Namun, ada satu momen yang membuat kami semua terdiam. Dalam sebuah obrolan santai, Budi tiba-tiba mengutarakan impian yang cukup aneh. Dia bilang ingin punya pasangan yang “imut seperti karakter anime.” Pernyataan ini awalnya terdengar seperti lelucon, tapi lama-kelamaan terasa kurang pantas. Kami semua mencoba menanggapinya dengan hati-hati, tapi rasa khawatir tetap muncul.
***
Di sisi lain, ada Luna, sosok adik kelas yang juga penggemar anime, tapi dengan cara yang sangat berbeda. Luna adalah contoh bagaimana kecintaan pada anime bisa membawa dampak positif. Wajahnya selalu dihiasi riasan khas ala karakter anime, dan dia sering membagikan video menyanyi lagu-lagu Jepang di media sosial. Suaranya merdu, aksennya sangat fasih, dan dia benar-benar menjiwai apa yang dia lakukan.
ADVERTISEMENT
Luna berhasil menunjukkan bahwa menjadi penggemar anime tidak hanya tentang menonton, tapi juga bisa menjadi sarana kreativitas. Lewat video-videonya, dia menginspirasi banyak orang, termasuk aku, untuk melihat sisi lain dari dunia penggemar anime.
***
Cerita tentang Budi dan Luna mengingatkanku bahwa dunia penggemar anime memiliki spektrum yang luas. Di satu sisi, ada yang terlalu terjebak dalam khayalan hingga sulit membedakan dunia nyata dan fantasi. Namun, di sisi lain, ada yang menjadikan kecintaannya sebagai jalan untuk berkarya, menginspirasi, dan menunjukkan sisi terbaik dari hobinya.
Dua sosok ini benar-benar mewakili dua kutub yang berbeda. Dan aku pun bertanya-tanya, di luar sana, seperti apa lagi warna-warni dunia penggemar anime yang belum aku temui?
ADVERTISEMENT