Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN UNDIP Atasi Inflasi Kera di Pundungrejo dengan Budidaya Kunyit

Marviano Gabriel
Mahasiswa Universitas Diponegoro
17 Agustus 2024 23:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marviano Gabriel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Sukoharjo, 3 Agustus 2024 – Sektor pertanian memiliki peranan penting terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari – hari. Perkembangan teknologi yang semakin maju menjadikan minat bertani semakin menurun. Terutama di Desa Pundungrejo yang sebagian besar lahan pertaniannya mulai terbengkalai disebabkan oleh maraknya serangan hama kera yang merusak lahan pertanian dan masyarakat memilih menjadi perantau ke luar kota. Hal ini menjadi kekhawatiran yang dialami oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro 2023/2024, Marviano Gabriel, mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) yang memberikan pembekalan kepada Karang Taruna Desa Pundungrejo, Kabupaten Sukoharjo tentang solusi sektor pertanian yang terkena dampak serangan hama kera dan membangun jiwa petani milenial.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan salah program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo terpilih periode 2021 – 2026 terkait Penguatan Produksi Petani, terutama pada anakan program yaitu Gerbang Tani (Gerakan Membangun Petani Milenial). Mahasiswa melaksanakan proker (program kerja) penyuluhan terkait strategi efektif dalam budidaya kunyit berkualitas tinggi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024. Balai Desa Pundungrejo menjadi tempat pelaksanaan proker dengan audiens sebanyak 10 Karang Taruna. Penyuluhan dilaksanakan dengan pemaparan materi melalui presentasi dengan menggunakan prototype yaitu bibit tanaman kunyit untuk memudahkan penyampaian informasi terkait tentang cara budidaya tanaman.
“Pemilihan bibit tanaman kunyit bebas penyakit menjadi langkah awal dalam budidaya tanaman untuk keberlangsungan budidaya kunyit yang efektif, serta indikator kunyit siap panen adalah memiliki warna batang dan daun yang kecokelatan atau terlihat seperti layu pada umur 9 – 10 BST. “ jelas Marviano, Mahasiswa KKN. “Pemilihan tanaman kunyit menjadi solusi dari dampak serangan kera karena tanaman kunyit memiliki bau menyengat yang tidak disukai oleh kera, syarat tumbuhnya sesuai dengan kondisi lingkungan Desa Pundungrejo, dan tanaman kunyit memiliki nilai jual yang tinggi jika budidaya dilakukan secara benar, sehingga budidaya tanaman kunyit di Desa Pundungrejo akan menghasilkan banyak nilai positif.“ tambahnya. Kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan mendapatkan respon positif dari ketua Karang Taruna, Pak Hasan “Inflasi kera di Desa Pundungrejo sangat mengganggu sekali untuk keberlangsungan para petani, sebagai solusinya adalah tentang budidaya kunyit ini dan semoga bisa dikembangkan di Desa Pundungrejo, kami sangat berterimakasih atas pemaparan yang sudah diberikan."
ADVERTISEMENT
Melalui program penyuluhan yang telah dilaksanakan harapannya Karang Taruna Desa Pundungrejo memahami tentang cara budidaya kunyit yang efektif dan menjadi penggerak dalam membangun petani milenial, sehingga sektor pertanian Desa Pundungrejo dapat pulih kembali untuk menunjang taraf ekonomi masyarakat sekitar dengan mulai menanam tanaman kunyit di pekarangan rumah.
Penulis : Marviano Gabriel Mangun D. (Agroekoteknologi – Fakultas Peternakan dan Pertanian).