Konten dari Pengguna

PBAK: Pengenalan Badut dan Akumulasi Kapital

Isma Maulana Ihsan
Founder Belajar Politik, Mahasiswa aktif S1 Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, aktifis pergerakan, mahasiswa gabut dan pengagum rahasiamu
27 Agustus 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isma Maulana Ihsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Milik Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Foto Milik Pribadi.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan PBAK atau masa orientasi bagi mahasiswa baru (maba) seperti menjadi rituil wajib yang harus diselenggarakan oleh badan eksekutif hingga universitas sendiri. Masa orientasi ini sendiri dimaksudkan agar maba dapat mengetahui apa yang kemudian menjadi tujuan, pokok dan fungsi universitas selain itu materi di dalamnya pula mengajak agar mahasiswa baru siap untuk dapat duduk sebagai mahasiswa sebagai agen perubahan ke depannya.
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, pelaksanaan masa orientasi ini dilakukan secara beragam tergantung sesuai kebutuhan dan ciri khas dari kampus masing-masing, kawan-kawan dari UGM, ITB atau IPB misalnya selalu membuat gebrakan baru bagi mahasiswa baru nya agar mahasiswa baru tersebut tergugah untuk dapat mencintai almamaternya.
Di sisi lain, sahabat-sahabat kampus UIN juga memiliki ciri khasnya sendiri; banyak tiba-tiba kampus didatangi oleh sales organisasi yang mengajak para maba untuk mengikuti training atau orientasi keorganisasian tertentu, tak sedikit pula senior-senior kampus yang mengajak "ngopi" bersama agar jalinan kaderisasi bisa massif dan terbentuk.
Namun, ada yang menarik dalam pelaksanaan masa orientasi terbaru yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UIN Bandung, alih-alih mengadakan inovasi dan pembaharuan agar rekan-rekan maba dapat mengenal kehidupan kampus, budaya akademik hingga orientasi gerakan keberpihakan terhadap mereka yang dilemahkan, Himapol UIN Bandung sibuk mengurus akumulasi kapital dari mahasiswa aktif.
ADVERTISEMENT
Ini nampak dari surat yang diedarkan oleh Himpunan jurusan ini, ketimbang mengajak rekan-rekan mahasiswa aktif untuk dapat turut serta membantu maba-maba yang membutuhkan hal-hal tertentu seperti: mencari kos, info kerja part-time, buku bacaan wajib atau hal-hal lainnya, Himpunan jurusan malah mengintruksikan agar diadakan PATUNGAN dari setiap kelas agar menyumbang untuk menyukseskan acara masa orientasi.
Kampus Mengalokasikan Dana untuk PBAK
Sebagaimana diketahui bersama, kampus mengalokasikan dana kepada setiap jurusan hingga di tingkat universitas agar pelaksanaan PBAK atau masa orientasi dapat dijalankan, terlepas dari siapa yang menjalankan anggaran tersebut. Selain itu, pihak kampus juga memberikan anggaran kepada setiap himpunan jurusan untuk dapat mengoptimalkan segala bentuk kegiatan kemahasiswaan.
Ditambah, mahasiswa aktif sendiri diharuskan membayar uang kuliah tunggal (UKT) setiap semesternya sebagai salah satu kewajiban karena telah mendapatkan pembelajaran meski acapkali pembelajaran yang diterima sungguh sangat-sangat tidak sesuai dengan pembiayaan yang dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
Maka, berangkat dari hal ini apa yang kemudian diedarkan oleh Himapol UIN Bandung melalui surat virtual yang dibagikan ke setiap kelas ialah bentuk kelaliman sebagai mahasiswa, selain sebagai bentuk kelaliman pun dalam kacamata teori politik ialah sebagai tanda bahwa demokrasi tidak dijalankan secara akuntabel oleh kawan-kawan Himapol.
Pengenalan Badut dan Akumulasi Kapital
Maka, PBAK yang sebelumnya dimaksudkan sebagai ajang perkenalan antara mahasiswa baru dengan kehidupan kampus "yang seharusnya" telah dipatahkan dengan adanya pemupukan kapital yang hendak dilakukan oleh kawan-kawan Himapol UIN Bandung.
Mereka sepertinya, secara heuristik, tidak berfokus pada upaya pemberdayaan yang bersifat inklusif, terstruktur dan penuh akuntabilitas untuk menyambut mahasiswa baru, dan sebagai seorang sahabat tentunya hal ini merupakan suatu pengingat bagi kawan-kawan untuk lebih dapat bersikap adil, bahkan sejak dalam pikiran.
ADVERTISEMENT
Karena pada nyatanya PBAK bukanlah Pengenalan Badut-Badut organisasi yang unjuk eksistensi sebagaimana yang kita lihat sepanjang berdirinya kampus, juga masa orientasi ini bukanlah ajang pemupukan kapital sebagai ujud nyata KKN di kalangan mahasiswa, melainkan PBAK harus menjadi pintu pengetahuan, gerbang kemerdekaan sekaligus jembatan keberanian bagi mahasiswa baru untuk dapat memerankan peranan mahasiswa sebagaimana mustinya.
Bahwa kemudian, mahasiswa baru ini selalu menjadi korban dari senior-seniornya yang bersifat sok kuasa, merintih saat ditekan tetapi menindas ketika berkuasa, mereka-mereka ini bertingkah hipokrit, mengkritisi hingga mencaci pemerintahan, tetapi mereka sendiri tak jauh beda perilaku dan pikiran piciknya dengan pemerintah, apakah kepada mereka kita serahkan bangsa ini ke depannya?. (*)