Konten dari Pengguna

Gadis Kretek: Perempuan, Patriarki, Dan Bisnis Kretek

Maulida Hardiana
Mahasiswi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
20 Juni 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulida Hardiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Sudah ada yang pernah baca novel gadis kretek? atau nonton seriesnya? Novel ini terbit pada tahun 2012 karya Ratih Kumala. Ratih Kumala menceritakan bahwa novelnya ini berasal dari pengalaman bisnis keluargany. Novel ini sangat populer hingga di ahli wacanakan menjadi series yang berjumlah 5 episode yang diproduksikan oleh Base Entertainment dan Fourcolours Films, lalu ditayangkan di situs resmi Netflix.
ADVERTISEMENT
Novel Gadis Kretek sendiri menceritakan tentang bisnis kretek yang dijalankan oleh satu keluarga dari sebelum hingga sesudah kemerdekaan. Novel ini juga mengangkat tentang peran perempuan melawan patriarki laki-laki. Ingin tahu lebih dalam tentang novel ini? Yuk, simak sampai habis!
Sinopsis gadis kretek :
Gadis kretek menceritakan tentang zaman sebelum kemerdekaan, dan masih masa penjajahan. Novel ini kental akan budaya jawa, berlatar di Kota M. Bisnis kretek saat itu sedang gencar-gencarnya di Kota M tersebut dan pemegang Industri Kretek terbesar di Kota M saat itu bernama Idris Moeria. Idris Moeria menikah dengan seorang perempuan bernama Roemaisa, dan dikaruniai dua orang anak bernama Dasiyah atau Jeng Yah dan Rukayah.
Rukayah tak seperti Dasiyah, Dasiyah sangat tertarik untuk mengetahui tentang bisnis kretek milik sang Ayah, dan ingin bisnis kretek tersebut terkenal di berbagai kota. Hingga suatu hari, Dasiyah berhasil membuat Saus Kretek yang membuat Bisnis sang Ayah melonjak tinggi. Saat ia sedang menjualkan Kretek milih ayahnya di sebuah bazar ia bertemu pemuda yang bernama Soeraja. Dasiyah jatuh cinta pada pemuda tersebut dan mengajak ke Bisnis Kretek milik ayahnya. Dari situlah kisah demi kisah terungkap.
ADVERTISEMENT
Peran Perempuan Melawan Patriarki :
Dasiyah atau Jeng Yah sebagai tokoh utama dari sebuah novel Gadis kretek. Anak sulung dari pasangan industri kretek terbesar di Kota M yaitu Idris Moeria. Dasiyah tinggal disebuah Kota M yang terletak di Jawa Timur. Saat masa itu peran perempuan dalam bisnis kretek hanya dipandang cuma bisa menjadi pelinting kretek saja, tidak bisa memegang kendali Bisnis Kretek apalagi membuat racikan Saus Kretek. Namun, Dasiyah menentang itu, ia bertekad bahwa ia akan mematahkan omongan yang mengatakan bahwa perempuan tidak bisa memegang Bisnis Kretek. Dasiyah membuktikan bahwa ia sendiri bisa menjadi pengurus Bisnis Kretek dan membuat Saus Kretek racikannya sendiri hingga dikenal diberbagai kota dengan nama "Kretek Gadis".
ADVERTISEMENT
Sebuah Pendekatan Kritik Sastra Feminisme :
Mengambil kesimpulan dari sinopsis dan karakter tokoh utama Dasiyah atau Jeng Yah, kita bisa menggunakan sebuah pendekatan Kritik Sastra Feminisme dalam menganalisis Novel "Gadis Kretek". Dilihat bahwa di masa itu peran perempuan dianggap rendah, tidak bisa menjalankan bisnis kretek, dan hanya bisa dibawah kendali laki-laki. Faktanya juga, dalam dunia nyata peran perempuan juga harus selalu dibawah laki-laki, dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminisme ini kita bisa melakukan perubahan kesetaraan status sosial perempuan. Dibuktikan dengan tokoh utama Dasiyah atau Jeng Yah yang bisa mengambil alih bisnis kretek dan membuat racikan saus kretek sendiri hingga dikenal di berbagai kota. Tokoh Dasiyah atau Jeng Yah ini mencerminkan bahwa partisipasi perempuan dalam berbisnis semakin meningkat, bukan hanya laki-laki saja. Dengan adanya tokoh utama Dasiyah atau Jeng Yah peran perempuan di dunia nyata dapat setara dengan laki-laki dalam lingkungan bisnis dan sosial.
ADVERTISEMENT
Nah, tertarik untuk membaca lebih dalam mengenai Novel "Gadis Kretek" ini? Kalian bisa membeli novelnya di toko buku gramedia, kalau ingin menonton seriesnya kalian bisa menonton di situs resmi Netflix!